23 - Pulang

1.5K 79 0
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊.

***

"Persamaan rumah dengan lo adalah sama-sama tempat pulang gue."

***

JJAM sudah menunjukkan pukul tiga sore lewat sepuluh menit. Alca terbangun karena sengaja dibangunkan oleh Rafa. Tepat jam empat sore nanti, gadis itu akan pulang.

"Jam berapa?" tanya Alca setelah gadis itu duduk sambil mengucek matanya.

"Jam tiga lewat. Lo siap-siap gih, mau pulang, kan?" ucap Rafa sambil tersenyum ke arah Alca.

Rafa mengalihkan pandangannya kearah gadis yang duduk di seberangnya. Anna. Alca mengikuti arah pandang Rafa, setengah terkejut dengan kehadiran Anna disana. Dengan siapa Anna pergi kesini? Dengan Rafa, kah?

Alca kembali mengalihkan pandangannya ke arah Rafa, seolah meminta penjelasan. Rafa hanya tersenyum menanggapinya.

Alca turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Infus di tangannya sudah dilepas oleh dokter setengah jam yang lalu.Rambutnya yang tergerai menjuntai kebawah, terlihat sangat berantakan. Namun, Alca tidak memedulikannya. Entah mengapa, setelah melihat Anna berada di sana, gadis itu merasa cemburu dan kesal, tetapi tidak ada gunanya ia cemburu dengan Anna. Ya, tidak ada gunanya.

Sementara itu, di luar kamar mandi, hanya ada Rafa dan Anna. Rana dan Roni sudah pulang terlebih dahulu karena ada kepentingan lain. Jika tidak, merekalah yang akan mengantar Alca.

"Raf," panggil Anna.Gadis itu berdiri dan berjalan kearah Rafa. Mendekat kepada laki-laki itu, sampai ia berdiri tepat di depan Rafa.

"Hm?" Rafa menaikkan satu alisnya, tanda bertanya. Menatap mata Anna yang tampak serius.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Mumpung kita lagi berdua aja, jadi gue–"Ucapan Anna terpotong dengan suara pintu kamar mandi yang terbuka.

Alca membuka pintu tersebut dengan sedikit kasar. Ia tidak mandi, hanya membasuh wajah dan menggosok giginya. Berganti baju pun tidak.

"Udah, Ca?" tanya Rafa mendekati Alca.

"Udah," angguk Alca.

Rafa mengelus puncak kepala Alca, membuat senyum gadis itu mengembang dengan sangat lebar. "Lo gak ganti baju?" Rafa bertanya lagi.

"Males ah. Ayo, pulang! Aku mau mandi di rumah aja," tukas Alca cepat, lalu berjalan ke samping brankar dan membereskan barangnya yang masih di atas nakas.

Anna merasa diasingkan oleh kedua orang itu, terutama oleh Alca. Ia tidak tahu apa salahnya. Gadis itu hanya bisa diam. Apakah ikut menjenguk bersama dengan Rafa bukanlah pilihan yang baik? Entahlah, Anna tidak peduli.

***

Tepat jam empat sore, Alca sudah cek out dari rumah sakit. Kini, di mobil Rafa, ada Alca dan Anna yang sudah duduk manis. Alca di jok belakang dan Anna di jok depan, samping Rafa. Seharusnya Alca yang duduk di sana, bukan Anna.

Tadi, Alca sangat lambat masuk kemobil Rafa, dan alhasil, saat Alca membuka pintu depan, Anna sudah duduk manis di sana. Menatap heran kearah Alca yang menatapnya kesal. Setelah itu, Alca menutup pintu mobil tersebut dengan sangat keras, sampai membuat Anna yang duduk di dalam terlonjak kaget.Alca masuk kemobil di jok belakang dengan muka kusut dan kucel.

Tak lama, Rafa masuk kemobil dan menyalakan mesin. Hingga mobil itu melaju keluar dari rumah sakit.

"Lo langsung gue anterin pulang, An?" tanya Rafa tanpa menoleh kearah Anna.

"Hemm, searah gak? Kalau gak, gue ikut aja gak papa," jawab Anna.

"Mending langsung diantar pulang aja, supaya gak bolak-balik," ucap Alca yang duduk di belakang. Sungguh, dirinya sangat kesal sekarang.

Anna dan Rafa hanya diam mendengar Alca berbicara, hingga Rafa mengiyakan permintaan gadis itu. Dirinya juga setuju dengan saran Alca, supaya tidak bolak-balik.

Alhasil, setelah berjalan sekitar lima belas menit, mereka sampai di depan pagar rumah Anna. Ia keluar dari mobil setelah mengatakan 'semoga lekas sembuh' kepada Alca, yang dibalas senyuman oleh gadis itu.

Alca berpindah ke jok depan, samping Rafa, setelah Anna memasuki rumah.

Tak lama, mobil kembali berjalan. Rafa mengalihkan pandangannya ke arah Alca yang duduk diam, tidak berkutik, hanya sibuk memandang ke luar jendela bening di samping kiri. "Ca," panggilnya.

Alca menoleh. Gadis itu menelengkan kepalanya ke kiri, tanda bertanya kepada Rafa.

"Lo mau makan apa, buat malam nanti?" tanya Rafa.

"Gak tahu, aku gak mood makan. Terserah kamu mau belikan apa," ucap Alca santai.

"Yaudah, kita masak aja? Di rumah gue masih banyak bahan makanan," putus Rafa.

"Okey!" Alca menyetujuinya dengan begitu antusias. Gadis itu sangat suka memasak bersama Rafa. Selalu ada kesan menyenangkan di dalamnya.

Sesampainya di rumah Rafa, Alca masuk terlebih dahulu kemudian disusul Rafa. Di dalam rumah sudah ada Tante Rina dan Om Abdy yang menunggu kepulangan mereka.

Rina tersenyum lebar saat melihat Alca berhenti di depan mereka berdua. Wanita paruh baya itu melambaikan tangan ke arah Alca, memberi isyarat untuk mendekat.

Alca mendekat dan duduk di samping Rina.

"Kamu udah sehat?" tanya Rina mengelus pipi Alca.

"Udah Tante, hehe. Sekarang Alca udah sehat," ucap Alca sambil tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putih bersihnya.

Rina ikut tersenyum melihat gadis di depannya tersenyum. "Sudah, kamu istirahat sana! Rafa tolong bawain kopernya Alca ke dalam, ya?" titahnya.

"Oke," jawab Rafa dan langsung membawa koper besar pink Alca ke lantai 2.

"Tapi Tante, Alca belum ambil baju di rumah. Itu baju kotor,"beritahu Alca.

"Kata siapa? Tante udah ambil semua pakaian yang kamu perlukan," balas Rina mengelus kepala Alca.

Alca merasa tidak enak dengan perlakuan Rina yang terlalu perhatian kepadanya. "Makasih banyak loh, Tan." Alca memeluk Rina dengan erat.

Abdy yang menyaksikan itu tersenyum lebar.

Rina memang mempunyai anak perempuan, namun anak perempuannya sudah menikah dan tidak tinggal bersamanya lagi, melainkan bersama suaminya. SedangkanAlca tidak meninggalkannya, ia akan selalu mempunyai anak perempuan yang berada disisinya.

"Yaudah sana istirahat! Kamu capek, kan? Tapi mandi dulu ya baru salat habis itu istirahat," suruh Rina.

"Okey, Tan," jawab Alca sembari berdiri dan berjalan menuju kamar tamu yang ada di lantai atas, samping kamar Rafa.

Saat Alca melewati kamar Rafa, gadis itu berhenti tepat di depan pintu yang terbuka sedikit. Alca iseng masuk, melihat Rafa yang asyik bermain ponsel sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

Alca masuk dan langsung duduk di atas kasur Rafa. Gadis itu mencondongkan tubuhnya untuk melihat dengan siapa laki-laki itu bertukar pesan.

Rafa yang tidak sengaja melihat Alca tiba-tiba berada di depannya terkejut bukan main. "YA AMPUN, ALCAAA! Bikin kaget aja sih lo," jeritnya mengelus dada.

"Eheheheh, habisnya kamu serius banget main hp-nya." Alca mencebik kesal.

"Heheheh, maap deh,"cengir Rafa.

"Lagi ngapain, sih? Chat-an sama Anna, ya?" tebak Alca dengan setengah mengejek Rafa.

"Bukan, udah ah sana lo masuk kamar! Lo belum mandi sama salat, kan? Sana mandi, baru solat, cepet!" suruh Rafa.

Alca mencebikkan bibirnya ke bawah. Gadis itu berdiri dan langsung keluar dari kamar Rafa lalu masuk ke kamarnya. Pasti Anna, gak salah lagi! batinnya kesal.

***

BERSAMBUNG


Prince And Princess [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang