Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊
***
"Hanya waktu yang tau, kapan manusia itu akan menderita dan bahagia, dan sekarang kebahagian itu sudah datang tepat pada waktunya."
***
KINI, Alca dan Rafa sedang duduk bersantai di balkon kamar Rafa. Cowok itu memangku sebuah gitar, belum dimainkan olehnya. Alca memperhatikan sahabatnya itu. Merasa diperhatikan, Rafa pun menengok dan kembali menatap gadis itu.
"Kenapa?" tanya Rafa aneh kepada Alca.
"Gak, aku cuma heran aja." Alca sengaja tidak melanjutkan perkataannya. Gadis itu kembali menghadap kedepan. Sedangkan Rafa mengerutkan keningnya penasaran.
"Heran kenapa?" tanya Rafa akhirnya.
"Heran aja, kamu masih mentingin aku dari pada pacar sendiri," jawab Alca.
"Ya iyalah. Lo itu sahabat cewek gue satu-satunya, Ca. Gak ada yang bisa gantiin posisi lo," ucap Rafa menerangkan sambil menurunkan gitarnya ke lantai.
Alca menengok kearah Rafa dan menatap cowok itu sendu. "Tapi kalau aku suatu hari nanti harus pergi?"
"Gak, gue tau lo gak bakal ninggalin gue. Lo masih ingat janji kita, kan? Lo gak bakal ninggalin gue, dan gue juga gak bakal ninggalin lo sama Raka," jelas Rafa.
Sontak, Alca langsung menghambur ke dalam pelukan Rafa. Cowok itu terlihat terkejut karena mendapat perlakuan tiba-tiba dari gadis itu. Rafa juga membalas pelukan Alca.
***
Seminggu sejak tragedi itu terjadi, dan kini, kedua orang tua Alca akhirnya sadar dari koma. Namun, Camila belum juga sadar dan gadis kecil itu masih berada di dalam ICU karena baru keluar dari masa kritisnya.
Kini, Alca dan Raka sedang berada di rumah sakit bersama dengan keluarga Rafa. Cowok itu juga ada disana, tepatnya di samping Alca duduk. Lizzi tidak bisa datang karena harus menemani adik sepupunya pergi ke dokter untuk pemeriksaan rutin.
"Jadi, Bunda sama Ayah kapan bisa balik ke rumah?" tanya Alca kepada bundanya.
"Kalau nggak lusa ya besoknya lagi," jawab Cerry.
Alca mengangguk mengerti. Ayah dan bundanya belum pulih total, mereka harus beristirahat lebih banyak lagi.
"Kamu gimana ulangannya? Udah beres?" tanya Cerry.
"Sudah, Bunda. Ulangan susulan Alca udah selesai kok," jawab Alca.
"Bagus kalau gitu. Kamu gak pulang dulu? Ganti baju, makan baru ke sini lagi," suruh Cerry.
"Yaudah deh, Alca sama Bang Raka pulang dulu," putus Alca mematuhi ucapan Cerry.
Cerry mengangguk sambil tersenyum. Alca mengajak Raka untuk pulang kerumah.
"Gue ikut," ucap Rafa tiba-tiba.
Alca dan Raka menoleh kebelakang. Rafa sudah berdiri dan menghadap kearah mereka.
"Yaudah, ayo!" ajak Alca.
Ketiganya keluar dari sana dan mereka segera menuju ke lantai dasar rumah sakit. Di tengah jalan saat mereka akan menuju ke parkiran, ketiganya bertemu dengan Anna dan seorang laki-laki.
"Eh tunggu!" cegah Alca pelan. Dirinya berada di tengah-tengah keduanya. "Itu bukannya Anna?"
Rafa dan Raka mengikuti arah tunjuk Alca, dan benar, mereka menemukan Anna berada di rumah sakit itu bersama seorang laki-laki yang umurnya kira-kira terpaut dua tahun diatas Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And Princess [SUDAH TERBIT]
Roman pour Adolescents[TELAH TERSEDIA DI SHOPEE TOKOBOOK.COM03] "Lo itu satu-satunya sahabat cewek gue. Jadi please, jangan tinggalin gue, Ca! Gue mohon." Ucapan itu sontak membuat tubuh Salsya terpaku di tempat. Ia begitu terkejut mendapatkan pengungkapan yang disertai...