Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊
***
"Gue rindu sunset, matahari tenggelam yang selalu kita temui saat pergantian waktu dari terang ke gelap saat kecil dulu. Duduk di bangku taman bermain, berdampingan sama lo dan menikmati indahnya dunia sore. Gue rindu semuanya, suasananya dan waktunya, gue juga rindu sama lo."
***
SEMINGGU berlalu sejak kejadian menangis malam itu. Kini, Alca sudah tidak sedih lagi dan bangkit kembali. Walaupun gadis itu kadang masih merasakan sesak jika berada di tengah-tengah Rafa dan Anna.
Alca sudah tidak sering menghabiskan waktunya dengan Rafa dan Anna. Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan Lizzi. Walaupun hanya berdua, tetapi itu cukup untuk Alca.
Kini,Alca sedang berada di taman bersama Lizzi. Sahabatnya itu kini sedang membeli es krim di penjual es krim yang letaknya tak jauh dari bangku mereka. Sembari menunggu, Alca membuka ponsel dan memainkannya.
Lizzi sudah mendapatkan pesanannya. Di kedua tangannya ada es krim cokelat dan vanila. Satu untuk dirinya dan satu untuk Alca. Gadis itu duduk di samping Alca lalu memberikan es krim cokelat kepada Alca.
"Yeay! Thank you babee," sorak Alca sambil menerima es krim dari Lizzi.
"Your welcome!" jawab Lizzi.
"Gimana, Liz? Ada kemajuan gak sama Abang Raka?" tanya Alca bermaksud menggoda Lizzi sambil cengengesan.
"Apaan sih? Gak ada yang kayak gituan di antara kami. Nih ya, gue kasih tau, abang lo itu resek, ngeselin, oon, pengen gue gebeng rasanya. Huhhh! Geregetan asli!" ucap Lizzi dengan penuh emosi.
"Hahahaha, santai aja dong, sampai ngegas gitu," balas Alca sambil tertawa mendengar ucapan Lizzi.
"Lo sih!" gerutu Lizzi.
Alca masih tertawa geli melihat raut wajah Lizzi yang cemberut dan kesal karena pertanyaannya tadi.
"Ekhem! Berdua aja nih?" Terdengar suara berat seseorang yang sangat mereka kenal.
Sontak, Lizzi dan Alca menoleh ke belakang mereka dan mendapati Raka sudah berdiri di sana dengan ponsel dalam genggamannya, hanya sendirian.
"Lo? Kok lo di sini?" tanya Lizzi yang mulai kesal karena kehadiran Raka.
"Kenapa? Gak boleh? Kan ini tempat umum," balas Raka yang mampu membungkam mulut Lizzi.
Lizzi mendengus kesal lalu berbalik arah dan melipat tangannya di depan dada. Sedangkan Alca tertawa lagi mendengar perdebatan meraka berdua, dan kali ini, Lizzi kalah dalam perdebatan itu.
"Tawa lo!" bentak Lizzi pelan kearah Alca.
"Upsi! Sorry babe, hehehehe," ucap Alca yang spontan menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Kalian dari mana aja? Bunda nyariin lo tuh Ca di rumah," ucap Raka kepada adiknya.
"Masa sih? Kan tadi Alca udah bilang pulang sore."
"Ya mana gue tau, dia bilang begitu ke gue kok." Raka mengangkat bahunya tak acuh.
"Yaudah deh, emang Alca di suruh ngapain?"
"Tanya aja sendiri sama Bunda, kalau gak disuruh masak ya disuruh jaga Camila."
"Yaudah deh, aku pulang. Lizzi, ayo balik!" ajak Alca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And Princess [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TELAH TERSEDIA DI SHOPEE TOKOBOOK.COM03] "Lo itu satu-satunya sahabat cewek gue. Jadi please, jangan tinggalin gue, Ca! Gue mohon." Ucapan itu sontak membuat tubuh Salsya terpaku di tempat. Ia begitu terkejut mendapatkan pengungkapan yang disertai...