27 - Cerita

1.4K 81 8
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊

***

"Di depan baik banget, tapi di belakang kok nusuk? Di jaman sekarang masih ada ya manusia busuk kayak kamu."

***

AIR mata turun membasahi pipinya, menciptakan sebuah selat kecil di sana. Kedua matanya sembab karena terlalu lama menangis. Pusing di kepalanya kian menyerang. Seseorang yang tangannya sedari tadi mengelus puncak kepalanya, tidak henti-henti untuk menyemangati gadis itu, membuatnya kuat, dan tidak rapuh seperti ini.

"Ca, lo harus kuat, ya?" ucap sahabatnya, Lizzi.

"Lo harus tau juga kalau Rafa nganggap lo itu udah kayak saudara sendiri. Lo jangan langsung nethink gitu ke dia. Dengerin gue, ya, Ca!Walaupun kata-kata gue agak pedas tapi ini buat nyadarin lo. Lo gak berhak ngekang dia, Ca. Karena lo bukan siapa-siapa bagi Rafa. Inget Ca!Hidup lo bukan cuma tentang Rafa. Ada gue, ada Raka,ada orang tua lo, banyak Caaa," celoteh Lizzi panjang lebar.

Alca mendengarkannya sambil menghapus jejak air matanya yang tidak berhenti sejak tadi. Kedua matanya sudah seperti keran bocor yang tidak henti-hentinya mengeluarkan air.

"Sudah, jangan nangis terus dong. Gue gak bisa liat sahabat gue kayak gini, lo harus kuat, lo harus bisa tanpa dia. Alca, lo itu gak sendirian, lo masih punya banyak orang di sekitar lo yang sayang sama lo. Alca harus kuat, oke baby?" ceramah Lizzi menyemangati Alca.

Alca menatap Lizzi, membuat air matanya keluar semakin banyak. Ia menghambur kepelukan Lizzi.

Sedangkan Lizzi menatap nanar ke arah Alca yang sedang memeluknya. Tangannya bergerak untuk mengelus punggung Alca agar gadis itu sedikit lebih tenang.Suara isakan kecil terdengar dari mulut Alca, membuat Lizzi yang sedari tadi menahan air mata pun seketika ikut menangis karena melihat kondisi sahabatnya.

"Alca lo harus kuat, ya?" Tak henti-hentinya Lizzi memberi ucapan semangat untuk Alca, namun itu tidak begitu membantu. Buktinya, tangis Alca tambah kencang dan Lizzi tidak tahu harus berbuat apa.

Satu jam berlalu, Alca sudah sedikit tenang dan Lizzi akhirnya bisa menarik napas lega.

Alca menatap mata Lizzi yang kini sedang tersenyum sendu melihat dirinya. "Liz."

"Hm?"

"Ceritain tentang Anna ke aku," pinta Alca.

"Lo istirahat aja gih dulu, supaya enak dengernya," saran Lizzi.

"Gak mau, aku mau sekarang kamu ceritain ke aku" desak Alca kepada Lizzi.

Lizzi menghela napas panjang, mau bagaimana lagi, Alca tidak bisa dibantah kalau sudah begini. Baiklah, dirinya akan menceritakan semuanya pada Alca sekarang. "Oke, gue ceritain ke lo," putusnya.

Alca siap-siap mendengarkan sebuah rangkaian cerita dari Lizzi. Satu persatu kata keluar dari mulut Lizzi dan mulai membentuk sebuah alur cerita.

***

FLASHBACK ON

Hari itu, adalah hari ketika Alca baru saja pulang dari rumah sakit. Anna masuk ke rumah setelah Rafa dan Alca mengantarnya pulang. Entah mengapa Alca seperti tidak suka Anna berada di dekat Rafa.

Menurut pandangan Anna, Alca seperti tidak ingin Rafa direbut oleh siapa-siapa. Apakah itu berarti Alca menyukai Rafa?Jika ingin tahu jawabannya, Anna harus menanyakannya kepada seseorang yang sangat dekat dengan Alca. Siapa lagi kalau bukan Lizzi.

Prince And Princess [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang