Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊
***
"It's okey aku baik-baik aja kok, liat kamu bahagia sama yang lain."
-Salsya Adistia-***
TEPAT jam delapan malam, Raka sampai di rumah Rafa untuk melihat Alca. Raka menekan bel yang ada di ujung kanan atas pintu berwarna coklat itu. Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya membukakan pintu tersebut. Sosok laki-laki yang sangat dikenal oleh Raka dan keluarganya.
Raka tersenyum ramah ke pria yang merupakan ayah dari Rafa. Ia mencium punggung tangan dan menyapanya. "Assalamualaikum, Om," salam Raka.
"Walaikumsalam. Masuk dulu yuk!" ajak Abdy.
Mereka berdua pun masuk dan bergabung dengan yang lain. Rina, Rafa, Rana, dan Roni sudah lebih dulu duduk dan berkumpul di ruang tengah, tepatnya di sofa putih panjang yang disusun mengelilingi sebuah meja bundar kaca.
Raka tersenyum ke arah mereka semua dan mengambil posisi duduk di sebelah Rafa. Ia bingung karena Alca tidak terlihat di sana.
Raka melihat ke arah Rafa. "Alca mana?"
"Dia nginep di tempat Lizzi," jawab Rafa.
"Tumben, gak biasanya dia nginep tempat temennya," gumam Raka heran.
"Biarin aja, mungkin lagi pengen curhat atau apa gitu," sahut Rana yang berada di sebelah Rafa dan mendengar percakapan mereka.
"Heheh, iya, Kak," ucap Raka.
"Raka, lama banget gak kesini ya, kamu kemana aja?" tanya Rina yang baru kembali dari dapur setelah membuat teh dan kopi.
"Eh Tante, hehehe. Raka kan anak kalem nan rajin, jadi Raka di rumah dong belajar heheh," ucap Raka songong sambil tertawa.
Rafa mendorong kepala Raka ke depan dengan tiba-tiba. "Ye ... bisa banget ya boongin bunda gue.Lo belajarnya di rumah atau di klub, hah?"tanyanya datar.
Rana, Roni, dan Abdy tertawa melihat itu, sedangkan Rina menggeleng sambil tersenyum. Heran melihat tingkah kedua anak laki-laki ini yang tidak pernah berubah sejak kecil hingga sebesar ini.
Setengah jam berlalu, mereka habiskan dengan canda tawa. Melepas rindu dengan Raka yang sudah lama tidak berjumpa.
Tepat jam sembilan malam, Raka memutuskan untuk pulang karena sudah malam.Setelah pamit, ia langsung masuk kemobil dan pulang. Di tengah perjalanan, Raka berubah pikiran. Ia memutar setir mobil dan mengarahkannya menuju rumah Lizzi, tempat Alca berada. Bukan untuk menemui adik perempuannya, namun untuk menemui Lizzi.
Sesampainya di sana, Raka turun dan segera mengetuk pintu rumah Lizzi. Tak lama seseorang membukakan pintu tersebut.
"Lo? Ngapain lo di sini malem-malem?" tanya Lizzi yang membukakan pintu untuk Raka.
"Heheheh, buat nemuin Alca. Mana dia?" alibi Raka diiringi cengirannya.
"Tuh, di dalem. Masuk gih!" ucap Lizzi mempersilakan Raka untuk masuk.
Di dalam, Raka disuruh duduk di ruang tengah. Sedangkan Lizzi bergerak untuk memanggil Alca yang sedang galau merana di dalam kamarnya.
"Ca, ada Abang lo tuh," panggil Lizzi yang baru masuk ke kamarnya, tetapi ia terkejut mendapati Alca menangis. Sebelum dirinya keluar tadi, gadis itu belum menangis.
Lizzi segera berjalan mendekati sahabatnya. "Lo kenapa? Kok nangis lagi sih?" tanyanya khawatir.
"Gak papa, ada bang Raka? Mana?" elak Alca sambil menghapus jejak air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And Princess [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[TELAH TERSEDIA DI SHOPEE TOKOBOOK.COM03] "Lo itu satu-satunya sahabat cewek gue. Jadi please, jangan tinggalin gue, Ca! Gue mohon." Ucapan itu sontak membuat tubuh Salsya terpaku di tempat. Ia begitu terkejut mendapatkan pengungkapan yang disertai...