-bagian 2-

1.4K 43 0
                                    

Dont cry because it's over
Smile because it happened

*****

Hari ini Sasa sedang berada di Teresa cafe tempat ia bekerja menjadi pelayan. Ia mengambil kerja paruh waktu agar bisa menambah uang untuk sekolah serta biaya hidup nya.

"Permisi kak." ucap Sasa memasuki salah satu ruang di Teresa Cafe.

"Eh Sasa, silahkan ganti baju kamu ya." ucap pemilik caffe itu. Shella, namanya.

"Baik kak."

***

Tidak terasa hampir 5 jam Sasa berada di Cafe tersebut untuk melayani para pembeli. Sasa mengganti baju nya dan segera keluar dari Teressa cafee. Bersiap untuk pulang.

"Ma, Putri mau balon itu ma... " rengek seorang anak kecil yang berjalan di seberang sasa bersama ibunya.

"Kamu mau warna apa sayang?" tanya ibu nya.

"Warna pink ma!" ucap nya bersemangat.

Sasa tersenyum miris melihat interaksi di seberang nya itu. "Kapan aku seperti itu?" ucap nya pada dirinya sendiri. Tidak terasa, setetes air mata jatuh di pipi nya. Ia berlari kencang menuju rumahnya.

Hanya jadi mimpi kamu Sa! Bangun! Jangan terpuruk terus.

Sasa kini berada di kamarnya ia mengambil salah satu foto saat ia sedang berpose bersama ayahnya sembari tersenyum lebar.

Mengapa tidak ada bunda Sasa? Alasan nya sangat singkat. Bunda Sasa tidak mau berbahagia bersama sasa.

"Ayah, Sasa kangen sama ayah hiks.. kapan kita kayak dulu lagi Ayah? Tertawa bersama? Sasa kangen sasa pengen di peluk lagi sama ayah. Sasa pengen di belikan balon sama ayah. Kumpul bareng yah kapan itu bisa? Sasa hanya mau itu ayah..." ucap Sasa mengelus foto kecil itu.

"Sekarang Sasa sendiri ayah.. Sasa pengen jumpa sama ayah. Walaupun itu hanya sekali dan terakhir. Sasa nggak punya tempat untuk berkeluh kesah ayah... Sasa cuma mau ayah di samping sasa."

Sasa berbaring sambil mendekap foto itu dan akhirnya terpejam.

Semoga esok lebih baik.

🍫🍫 🍫

Alarm Sasa berbunyi di nakas nya menunjukkan bahwa pukul 05.30. Sasa langsung bangkit menuju toilet untuk cepat-cepat bersiap.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya dan sudah shalat, ia melihat pantulan dirinya di cermin "Siap!" gumamnya.

Berbekal sebuah roti kini ia melewati koridor sekolahnya dan memasuki kelasnya.

Dorrr

"Astagfirullah!!" pekik Sasa

Chila tertawa karena berhasil membuat sahabat nya itu terkejut, "

"Aishh bikin kaget aja kamu!" omel Sasa.

"Hehe maaf." Chila memperlihatkan barisan gigi putih nya.

"Yaudah yuk masuk." ajak Sasa di angguki oleh Chila.

Belum sampai Chila dan Sasa masuk ke kelas mereka, sudah ada lagi yang membuat mereka terkejut lagi. Yakni, keberadaan Rayi dan Thalia yang menatap keduanya bengis.

"Heh upik abu! lo mungut dari mana nih temen lo? Dilihat-lihat...." Rayi meneliti penampilan Chila, "Sama aja kaya lo! Upik abu juga!" ucap Rayi kemudian tertawa bersama Thalia.

"Eh, bentar! Enak banget lo masuk kelas sini?!" bentak Thalia.

"Apa sih kalian! Heh! Chila nggak takut ya!" tantang Chila.

ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang