"wah wah ada munafik disini?!"seru seseorang sambil menepuk tangan meremehkan
"gue munafik?! Gak salah?"ucap rayi sarkas
"heh! Jaga ucapan lo ya!"
"ada apa si kalian. Jangan berantem"lerai sasa
"lo yang ngebuat kita berantem!"bentak thalia
"kok jadi aku sih tha?"
"jangan sampai rahasia lo, gue bongkar disini! Jauhi sasa!"ucap rayi
"hahaha rahasia? Good threat. Tapi, gue gak sama sekali punya rahasia"ucap thalia menggidikkan bahunya acuh
Rayi berjalan mendekat ke thalia membuat seluruh tubuh thalia menegang "lo pembunuh ayah sasa kan?"
"jaga ucapan lo!"ucap thalia mendorong kasar tubuh rayi
"we'll see"ucap rayi tersenyum sinis lalu menarik pelan pergelangan sasa untuk pergi
"tadi mau ngomong apa?"tanya sasa saat mereka berjalan di koridor
"gue rasa gak sekarang. Lo mau ke kantin kan?"tanya rayi mengalihkan pembicaraan
"ray..... Kamu nutupin apa dari aku?"tanya sasa
"gak ada sa. Eh tuh liat chila di kantin"ucap rayi sambil menunjuk ke arah chila yang sedang duduk sambil menyeruput es jeruk nya
"iya ray. Aku kesana dulu ya?"ucap sasa lalu meninggalkan rayi
Lo emang kuat sa batin rayi tersenyum simpul
***
Hari ini sasa datang dihujani dengan tatapan sinis, jijik dan tajam. Sasa tak tau apa yang terjadi. Ia masih berusaha untuk berpikir positif
"SASAA"teriak chila yang lari tergersa gesa di koridor.
"eh kenapa chil?"tanya sasa saat chila sudah berada di depan sasa
"itu tuh... Anuu...enghhh"ucap chila terbata
"ih yang jelas dong. Pelan pelan"
"kamu liat di mading cepetan"chila menarik pergelangan sasa dan menuju ke mading dekat ruang kepala sekolah
Jangan mau deket deket sama sasa. Ibunya pelakor!
Itulah yang sasa baca saat ia melihat mading. Bukan hanya itu, banyak foto dirinya yang ditusuk menggunakan jarum. Hingga fotonya nyaris terkoyak semua membuat sasa bergidik ngeri
Tanpa apa apa lagi, sasa segera berlari dengan tangis yang histeris.
Siapa yang tega melakukan ini padanya?
"ck! Apa gue bilang! Lo jangan kasih tau sasa tentang ini! Batu banget sih lo! Sahabat macem apa lo!"bentak rayi pada chila
"eum maaf ray"ucap chila menunduk takut. Seketika ia menyesal telah memberi tahu kepada sasa
"halah! Gak guna banget lo"rayi segera lari hendak menyusul sasa
Saat ini sasa sedang berada di kelasnya. Ia menghiraukan berbagai pandangan sinis yang di tujukan padanya
Ia menangklupkan kepalanya di meja serta menangis disana
"sa"panggil seseorang membuat sasa mengangkat kepalanya dan menemukan ken yang berdiri di hadapan nya
"lo... Udah tau siapa pelakunya?"tanya ken kemudian duduk di depan sasa
"gak"ucap sasa sembari menghapus air matanya kasar menggunakan punggung tangannya
