Tes
Setetes air mata jatuh di pipi sasa yang di banjiri keringat itu. Sakit rasanya mengingat semuanya. Bukan hanya sakit. Rindu, sedih. Semua bercampur menjadi satu.
"eh. Kok nangis si"ucap athala panik yang membawa dua botol air mineral dingin. Dan mendapati sasa yang melamun sambil menangis
"eh udah balik? Sini air aku"sasa cepat cepat tersenyum dan menghapus air mata nya cepat
"kenapa?"athala duduk di depan sasa sambil mengusap keringat sasa sekaligus air matanya
"gak pa-pa"
"kamu kenapa si enggak mau terbuka sama aku?"ucap athala
"bukan gitu tha... Aku..."ucap sasa bingung
"yaudah gak usah di paksa. Gak penting. Nih minum"athala menyodorkan sebotol air minum kepada sasa sambil tersenyum terpaksa. Kenapa di saat bersama ken sasa bercerita? Dan terbuka? Kenapa enggak sama athala aja? ATHALA JEAOLOUS!
"maaf tha"sasa menunduk di hadapan athala karena merasa bersalah. Ia ingin bercerita. Tetapi, ia tak sanggup lagi membuka luka. Menangis? Tentu saja. Sasa sudah bosan dengan menangis saja tapi tak merubah apapun.
"tha?"panggil sasa pada athala
"hm?"
"kamu... Tau sesuatu tentang aku?"
"tau"
"apa aja?"
"bunda tiri kamu. Mama thalia"
"hah?!"sasa terkejut mendengar nya. Sasa tak pernah cerita perihal itu kepada sasa. Ia hanya ber cerita soal keluarga nya bukan?
"kenapa?"tanya athala
"kok kamu bisa tau?"
"dari thalia"
"dia kok bisa cerita sama kamu?"
"bisa lah"
"serius tha ih. Kalian deket?"
"iya dekett bangetttt...."ucap athala di lebih lebih kan
"iss kok kamu ngeselin sih! Tau ah!"sasa mengerucut kan bibirnya kesal. Ia bertanya serius. Tetapi athala bercanda. Ia kan cemburu. Eh?
"ngapain aku deket sama dia. Kalau ada kamu?"tanya athala santai
"gombal deh"sasa kembali tersenyum.
"mau pulang?"tawar athala"yuk deh"
***
Saat ini sasa sedang berdiam diri di kamarnya, sambil memeluk guling bersarung pink nya itu. Biasanya ayah nya akan datang menanyai perihal sekolah nya. Ah sudah lah. Sasa tak mau bersedih lagi. Sudah cukup
Ia memikirkan apa hukuman yang pantas di terima oleh thalia? Sepatutnya diberi hukuman kan?
Sasa menghembuskan nafasnya pasrah, ia bingung.
"huftt apa aku bilang ke pihak sekolah aja?"Tok tok tok
"siapa?"tanya sasa saat pintu kamar nya terketok
"ini bibi ningsih nak, boleh bibi masuk?"tanya bi ningsih di balik pintu kamar sasa
"masuk aja bi. Gak dikunci"
Bi ningsih pun membuka pintu kamar sasa dan melihat sasa sedang memeluk guling sambil menatap ke arah depan dengan pandangan kosong
"bi"panggil sasa
"iya nak?"
"bibi tau sesuatu tentang kematian ayah?"ucap sasa menoleh pada bi ningsih
![](https://img.wattpad.com/cover/210690040-288-k152235.jpg)