-bagian 34-

921 25 2
                                    

Athala dan sasa berlari terburu buru di koridor rumah sakit. Mereka berdua izin ada urusan kepada kepala sekolah mereka.

Sasa menuju ke lantai 2 dengan ruangan tulip 04.

Ceklek

Sasa membuka pintu dengan pelan. Diikuti dengan athala di belakang nya

"gimana keadaan dia sa?"tanya sasa saat melihat chila seperti tertidur dengan berbagai selang medis di tubuh nya.

Aksa menghela nafas nya frustasi "tadi.. Chila sempat drop. Jantung nya melemah. Gue takut banget sa! Gue takut dia kenapa kenapa"

Sasa mengelus bahu aksa lembut "berdoa sama allah semoga chila enggak apa-apa" aksa pun tersenyum lega mendengar nya

Athala duduk di samping aksa. Ikut menenangkan sahabat nya itu

"kuat!"athala menepuk bahu aksa sambil tersenyum teduh. Aksa pun juga tersenyum di buat nya

Perlahan chila menggerakkan kedua jari nya. Sembari membuka sedikut demi sedikit mata sayu nya.

"ma-maa"ucap chila tertahan

Kenapa? Kenapa, setiap sasa kesini kedua orang tua chila tidak ada? Chila selalu sendiri disini. Hanya aksa yang selalu setia menemani nya kapan pun

"enghh--mama kamu enggak disini chil"ucap sasa

Air mata chila menetes di pipi nya. Menyedihkan, itulah kata yang pantas untuk kehidupan chila.

"sa .... Aku mau"

Sasa menoleh cepat pada chila "iya kenapa? Mau minum? Aku ambil?"

Chila menggeleng lemah. Ia pun menggenggam lembut tangan sasa "aku mau kamu jagain orang tua aku. Mama, sama papa bakal jenguk aku kalau aku udah nggak ada di rumah sakit. Mereka sayang kok sama aku. Cuma, enggak sekarang. Mungkin nanti. Oh ya, aku mau minta maaf, kalau aku ada salah sama kamu sama athala juga"chila mengambil tangan athala dan menyatukan nya pada tangan sasa "jangan berantem lagi ya. Kalian harus baikan, kalau aku bakal pergi nanti. Kalau kalian mau lihat aku bahagia, harus baikan" air mata chila pun menetes deras di pipi tembam nya

Sasa menangis, ia segera mendekap tubuh mungil chila "apaan sih! Kok bicara kayak gitu! Aku enggak suka chil! Sampai kapan pun kamu bakal disini. Terus sama aku. Terus tersenyum sama aku. Enggak boleh sedih sedih lagi"

Chila melepas perlahan pelukan sasa. Kemudian mata sayu nya menatap ke arah aksa "jangan kangen aku ya!"chila tertawa terpaksa. Tidak dengan aksa yang mata nya sudah berkaca kaca "kamu berhak dapat yang lebih baik dari aku! Yang lebih sehat. Gak sakit sakit an kayak aku. Aku selalu buat susah. Kamu cari perempuan yang sehat, cantik, dan aku harap, selalu bikin kamu bahagia"

Chila tersenyum teduh kepada ketiga nya "chila ngantuk, mau tidur"

Sasa, aksa dan athala pun segera menghampiri chila. "enggak chil! Jangan tidur!" pekik sasa

Aksa menggenggam tangan chila lembut "jangan tinggalin aku...

Chila menggeleng lalu tersenyum kecil. Matanya terpejam. Gelap

Titt

Mesin monitor yang awal nya bergaris normal seperti keadaan jantung seperti orang biasanya. Kini menunjukkan garis lurus.

"CHILAAAA!!!"pekik ketiga nya serempak

***

Suasana duka menyelimuti kepergian gadis bernama lengkap chila raysa amanda.

Bunga bunga yang identik dengan duka pun bertabur banyak di sekitar area pemakaman chila.

Sasa sempat bertanya pada dokter yang bertugas menangani chila tadi, bahwa selama 1 tahun terakhir ini chila sudah mencapai kanker stadium akhir. Chila menyembunyikan hal sebesar ini pada nya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang