Laki laki lain?
Apakah sasa bisa mencari nya?
Ia sudah menemukan laki laki laki yang bisa menjaga nya.
Apakah ia harus mencari lagi?
Sasa rasa, itu tidak mungkin
"tha! Apaan sih kamu! Gak lucu!"
Athala tersenyum lagi. Ia menghapus lembut jejak jejak air mata sasa "enggak sa, aku gak ngelucu. Aku serius, aku nyadar. Kamu gak akan pernah bahagia sama aku. Banyak cobaan yang kamu lewatin karena aku. Kamu jadi selalu sedih kayak gini. Itu semua karena aku sa. Aku gak mau kamu sedih lagi"
"aku gak mau denger omong kosong kamu! Aku gak tau kenapa kamu bisa bicara ngelantur Gini! Kamu gak cinta lagi sama aku? Iya?!"
Atha mengelus puncak kepala sasa "aku cinta sama kamu sa. Akan selalu seperti itu. Kata orang, cinta SMA itu cinta monyet. Atau, masa remaja itu masih cinta monyet. Tapi, aku rasa ini bukan cinta monyet biasa sa. Aku cinta sama kamu. Persetkan sama aku alay atau apa lah. Aku gak peduli"
Sasa menjatuh kan air matanya kembali. Entah sudah berapa kali ia menangis "terus, kenapa kamu mau ninggalin aku tha! Kenapa?!"
Athala menarik sasa ke pelukan nya "itu karena kamu gak bahagia sama aku"
Sasa melepas pelukan athala "tapi! Aku bahagia sama kamu tha! Siapa yang ngehasut kamu jadi laki laki kayak gini?!"
"sa, dengerin aku. Aku mau kamu cari laki laki yang bisa bahagia in kamu. Aku mohon. Jangan terus sedih kayak gini. Aku gak bisa liat kamu sedih"
Sasa berdiri dari kursi taman itu. Ia menatap tajam ke arah athala. Nafas nya memburu. Ia seperti sedang marah besar "OKE KALAU ITU MAU KAMU! AKU TURUTIN! JANGAN CARI AKU! AKU BAKAL NGEJAUH DARI KAMU! SAMPAI KAMU GAK BISA NEMUIN AKU! AKU BAKAL PERGI DARI HATI KAMU! DAN, JANGAN MENYESAL DENGAN KEPUTUSAN KAMU! TUAN ATHALA DEEVAN KENZIE YANG TERHORMAT!"sasa segera berlari sekencang kencang nya. Ia tak peduli dengan berbagai pasang mata yang menatap nya aneh. Bagaimana tidak? Mata yang bengkak dan terus mengeluarkan air mata
Athala menatap nanar punggung sasa yang lama kelamaan menjauh itu "bangke lo semut rang rang!"
***
"duh saa.. Jangan nangis terus dong.. Cerita, kamu kenapa?"tanya chila mengelus punggung sasa
Sasa mengangkat kepala nya yang sejak tadi ia tenggelam kan di atas meja "apa aku gak boleh bahagia sedikit chil?"
Chila tertegun mendengar nya. Chila ikut merasa sedih. Sasa yang sebelum nya selalu ceria, tertawa, bahkan melupakan semua luka nya. Kini menjadi sasa yang sangat rapuh.
"boleh. Siapa bilang enggak?""aku. Aku yang bilang. Setitik kebahagiaan gak pernah ada di aku chil. Aku capek. Aku mau nyerah"sasa menundukkan wajah nya. Bersamaan dengan itu air mata nya pun menetes kembali
Chila memeluk sahabat nya itu. Ikut merasakan kesedihan sasa. Ia mengelus pelan punggung sasa "jangan sedih. Jangan nyerah. Apapun itu. Tuhan kasih cobaan buat hamba nya untuk di lewati. Bukan di tinggalin, dengan cara kamu nyerah kayak gini sa"
Sasa menggigit bibir bawahnya
"tapi.. Aku udah nggak kuat chil"lirih sasa"enggak. Kamu harus kuat. Ada aku yang selalu dukung kamu"
Sasa tersenyum hangat "aku beruntung punya sahabat kayak kamu chil"
Chila ikut tersenyum "aku lebih beruntung"
***
Saat ini sasa tengah membereskan buku buku nya untuk ia masukkan ke dalam tas peach nya. Ah, ia sangat menyukai warna peach