"LEPAS!"teriak seseorang di ujung koridor dengan langkah panjang nya menghampiri mentari dengan tatapan marah
Mentari menoleh tapi belum melepas kan pijakan nya dari tangan sasa
"a.. At.. Ha?"ucap mentari takut lalu cepat cepat ia lepaskan pijakan nya
"eh thaa? Haii"ucap mentari berusaha menghilangkan takut nya saat di depan athala
"nama lo tuh bagus! Mentari! Tapi? Akhlak lo bukan seperti nama lo! Untung lo perempuan. Kalau gak gue udah main fisik sama lo! Dasar jalang!"
"tha? A-aku gak buat apa apa sama dia!"ucap mentari
"simpen kebohongan lo buat nanti lo jelasin di ruang kepsek!"ucap athala tajam, lalu berusaha membantu sasa untuk berdiri
"thaa... Jangan gitu.. Jangan aduin aku..."rengek mentari
"BACOT!"athala segera pergi bersama sasa.
***
"awshh sakit tha.."ucap sasa karena tangan nya yang berdarah di tetesi obat biru
"sabar.. Ini harus di obati dulu. Kalau gak bisa infeksi"ucap athala lembut
"tadi kenapa sih kamu gak ngelawan?"heran athala
"a.. Aku gak bi.. Bisa tha"ucap sasa menunduk takut
"apa nya yang gak bisa? Semua pasti bisa! Kalau kamu di tindas lagi. Gimana? Kamu mau?"
Sasa menggeleng "enggak"
Athala tersenyum lalu mengusap rambut sasa lembut "aku bakal bangga kalau kamu berani"
"mak---
"SASAAAA! KAMU GAK PA-PA?!!"suara melengking itu berhasil membuat sasa dan athala terkejut, mereka pun menoleh dan mendapati chila yang baru saja berteriak sedangkan di samping nya terdapat rayi yang sedang menutup telinga nya dengan kedua tangan nya
Sasa memutar bola mata nya malas
"duh.. Aku gak pa-pa kali chil. Gak usah teriak gitu kali"Chila menyengir lebar "hehe maaf kali sa. Aku ganggu kalian ya?"ucap chila tak enak karena melihat athala dengan raut wajah kesal. HEL?! SIAPA YANG GAK KESEL COBA?!"
Sasa menggeleng "enggak kok. Sini masuk aja"ucap sasa karena chila dan rayi masih berdiam diri di pintu uks
Athala pun berdiri "aku keluar bentar ya? Mau beli makanan buat kamu"
"oke deh!"ucap sasa
Rayi dan chila yang sudah melihat athala yang sudah keluar pun masuk menghampiri sasa "kok bisa gini sih sa..?"ucap rayi dengan raut khawatir
Sasa tersenyum "gak pa-pa ini cuma luka kecil kok"
Rayi memandang sasa dengan raut tak percaya "apaan luka kecil! Tuh ya si mentari bener bener! Hidup lo gak pernah tenang ya sa. Ada aja yang ganggu. Hari itu thalia mungkin sekarang udah tobat kali ye. Abis itu dateng si parasit. Mentari!"
"eh stt gak boleh bilang kayak gitu! Dia bukan parasit kali ray"tegur sasa
"abis nya tuh orang jahat bener!"
"kamu juga dulu jahat sama sasa"ucap chila sinis.
SKAKMAT!
Karena jujur, semenjak rayi gabung ke chila dan sasa. Chila sama sekali tak menyukai kehadiran rayi. Karena? Ia takut rayi membully sasa seperti dulu
Rayi menunduk malu karena ucapan chila "ma-maaf sa.. Gue ngaku. Dulu gue salah. Gak seharus nya gue jahatin lo, sedangkan, lo aja gak pernah jahatin gue"