Selasa, 7 Januari 2020
×××××
"Aku berubah pikiran" seorang lelaki merebahkan tubuhnya
"Tentang apa?" Wanita berbaju merah menyuguhkan minum di meja
"Tentang kematian istriku, sepertinya terlalu sempit jika aku terus menyalahkan Kinan untuk semua kepahitan yang terjadi di masa lalu. Bagaimanapun juga Kinan adalah putriku dan mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk menebus segalanya"
"Sudahlah jangan bahas itu dulu, pikirkan tentang pernikahan kita. Ku rasa anakmu baik-baik saja dengam kehidupannya yang sekarang"
"Bagaimana bisa ku membangun keluarga yang baru sedangkan keluarga lama ku berantakan!"
"Hmmm, baiklah"
"Tidak sesederhana yang kita pikirkan. Apalagi hubunganku dengan Kinan tidak menemukan benang merah"
"Benarkah? Aku akan membantumu!"
"Terimakasih"
××××
Seperti biasa hari minggu adalah waktu untuk para pengawal berlatih bersama dan tidak terkecuali dengan Kinan. Sejak pagi hari dia sudah berada di arena latihan dan membabak belurkan setiap orang yang menjadi lawannya, tidak heran Kinan di pilih untuk menjadi pengawal Fahri karena bisa di bilang Kinan adalah yang terbaik di antara yang terbaik dari rekan sejawatnya.
"Hari ini kita berbahagia, karena seorang pengawal yang profesional telah bergabung dengan kita, selamat datang dan selamat bergabung"
Prok prok prok
Semua orang bertepuj tangan dan penasaran dengan sosok yang akan menjadi keluarga barunya.
Tok
Tok
Tok
Terlihat seorang lelaki tampan berbalut busana hitam putih menaiki aula.
"Aa ayaah?" Kinan menatap lelaki yang berdiri di hadapanya yang sedang menjadi pusat perhatian.
Lalu beralih menatap pamannya dengan sorot yang tidak percaya, namun hanya di balas dengan kedipan mata.
"Selamat siang, Mohon kerjasama untuk semuanya" Ucap James di atas aula.
××××
Setelah acara selesai semua bubar kecuali Kinan dan ayahnya yang masih betah untuk diam membisu dan saling menatap.
Tuk tuk tuk
Ayah Kinan menghampirinya dan menjulurkan tangan untuk berjabat tangan
"Mohon kerjasamanya Kinan, perkenalkan nama saya james!"
Kinan menerima jabatan tangan dari james
"Nama yang begitu bagus, semoga namamu tidak mengkhianati sikapmu"
Kinan menghentakan tangan ayahnya dengan keras lalu berjalan meninggalkannya sendiri.
"Jaga diri baik-baik Kinan" Lirih James.
××××
Kinan menekuk wajahya di tambah pandangan kosong, sehingga dia tidak menyadari bahwa Fahri sudah berada di sampingnya.
Fahri merasa di acuhkan oleh Kinan. Akhirnya ide jahil terbeait di otaknya. Tanpa ragu Fahri merebahkan badannya dengan kepala berada di paha Kinan.
Kinan memanatap dengan tatapan yang tajam kenapa Fahri yang sering bertingkah seenaknya.
"Minggir!, orang-orang memperhatikan kita"
"Ya bagus, untuk menambah followers"
"Jika bukan karena kau seorang dokter sepertinya wajahmu sudah rusak saat ini juga"
"Jangan bergurau, bahkan mencubitku saja kau tidak tega" Fahri tersenyum genit
"Aw aw aw aw" Fahri langsung bangkit saat menerima sengatan yang mengerikan dari tangan Kinan
"Jangan pernah membangunkan singa yang sedang tertidur!"
"Memangnya singa mana yang sedang tertidur, apakah kau mirip singa?" Fahri mendekatkan wajahnha ke arah Kinan dengan senyuman licik yang melengkung
"Aku jadi tidak yakin bahwa kau seorang dokter" Kinan memdorong badan Fahri dan berlenggang pergi dengan raut kesal
"Yah singanya pergi" Fahri terkikik geli dengan tingkah Kinan.
.
.Sudah biasa bila seorang laki-laki menemani wanita untuk belanja. Namun hal itu tidak berlaku untuk Kinan yang harus menemani seorang laki-laki berbelanja. Siapa lagi jika bukan Fahri majikan busuknya yang sudah dia kenal beberapa bulan yang lalu.
Fahri membeli baju untuk menghadiri pesta ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya. Bagaimanapum dia ingin terlihat sopan dan rapi untuk menghargai tamu yang hadir dan membelikan kado untuk ibunya tersayang.
"Bagaimana dengan ini? Apakah cocok" Fahri bersolek di depan cermin dan hanya di jawab malas oleh Kinan
"Bagus!"
"Tapi ini terlalu simple, coba yang lain saja"
Entah sudah berapa kali Fahri mengucapkan hal yang sama.
×××××
Beberapa hari kebelakang Kinan tidak lagi mengawal Fahri karena ia disibukan dengan acara yang akan di laksanakan oleh majikannya. Walaupun Kinan tidak terlalu berpengalaman tapi tetap saja Budi memaksanya untuk ikut membantu.
Ketika bekerja Kinan sering kali berpapasan dengan James namun tidak ada kemajuan dari keduanya, mereka masih tetap acuh seperti tidak mengenal satu sama lain.
"Kinan coba cek Video yang akan di putar"
Budi memberikan file video dan hanya di angguki oleh Kinan. Tidak perlu menunggu lama Kinan sudah selesai."Tidak ada masalah" Jawab Kinan
"Bagus, kau bertanggung jawab dalam pemutaran Video, oke?"
"Oke" dan di jawab dengan kekehan oleh Kinan
×××××
Kinan berdiri di depan pintu masuk. Satu persatu tamu undangan mulai berdatangan, dan tidak ada satupun yang melewatkan pemeriksaan.
Kinan melihat jam dan sudah menunjukan pukul sembilan malam.Dua mobil mewah yang berhenti di depan pintu masuk. Keluarlah Toni Galih dan Rio dari mobil yang pertama. Lalu di susul oleh Fahri dari mobil yang kedua.
Fahri nampak gagah dengan pakaian yang dia gunakakan.
"Sudah lama kita tidak bertemu Kinan, bagaimana kabarmu sehat?" Toni tersenyum kepada Kinan
"Halaah, jangan di jawab Kinan paling juga dia modus" Rio mencegah Kinan untuk menjawab
"Sudah-sudah jangan ribut, ayo masuk om dan tante sudah menunggu" Galih menggiring kedua sahabatnya agar segera masuk
Setelah ketiga sahabatnya masuk Fahri mengahmpiri Kinan
"Apa kabar bos?" Fahri menyeringai jail ke arah Kinan namun kinan hanya memalingkan wajahnya dan menganggap Fahri tidak ada, dia lebih memilih Fokus pada keadaan sekitar.
Merasa di acuhkan Fahri menarik tangan Kinan ke tempat yang lebih sepi.
"Apa?!" Kinan melotot ke arah Fahri
"Rindu" Jawab Fahri dengan nada merajuknya
"Halah modus" akhirnya Kinan melepaskan gengangam Fahri dan kembali untuk melanjutkan tugasnya
Sepeninggalan Kinan Fahri terkikik geli dengan tingkah anehnya sendiri, namun senyumnya kembali luntur setelah mendapat sebuah pesan dari ponselnya.
From : 08×××××××××4
"Nantikan pertunjukan hebat di malam ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor My Bodyguard (End)
ActionDengan tenaga yang tersisa Kinan mengarahkan revolvernya ke arah musuh namun sebelum dia menyelesaikannya. Terdengar lebih dulu suara tembakan bersahutan. Kinan menutup mata dan pasrah karena merasa tembakan itu di arahkan kepadanya. Namun, bukan t...