Chapter 2

2.5K 178 0
                                    

Jumat, 9 Agustus 2019 22.20

Duaaaaaarrr

Suara tembakan menggema di dalam rungan.

Kinan langsung berhambur ke dalam ruangan dengan penuh perhitungan, tiga orang lelaki berperawakan tinggi besar kulit hitam serta kepala polontos siap menghadang. Tetapi tidak sedikitpun menciutkan nyali Kinan.

Kinan menggulung lengan bajunya hingga ke siku, di dekatinya tiga orang lelaki dengan langkah perlahan, mereka beradu tatap seperti menyiapkan strategi untuk melumpuhkan Kinan, terlihat sorot mata meremehkan dari ketiga lelaki itu.

Kinan mempercepat langkah dan ke tiga orang lelaki itu sudah melayangkan pukulan-pukulan ke arah kinan tetapi tidak ada sehelai rambutpun yang bisa di sakiti oleh mereka, Kinan membalas pukulan mereka dengan santai dengan memanipulasi setiap gerakan sehingga mereka saling berkelahi satu sama lain sedangkan Kinan berlenggang dengan santai memasuki ruangan.

Langkah Kinan terhenti ketika melihat sosok yang sedang di carinya di sandra oleh seorang lelaki berbaju serba hitam

"Dokter Fahri?"

Dibalas tatapan oleh Fahri dan penjahat

"Pergi Kinan, ku mohon jangan ikut campur"

"Turunkan senjatamu tuan? Jika tidak maka hari ini adalah hari terakhirmu"

Kinan mengarahkan pistolnya ke arah penjahat dengan tatapan yang mengerikan

"Kumohon pergi Kinan" dan tidak di gubris oleh kinan

Prok prok prok

Tiba-tiba datanglah seorang wanita

"Wah wah wah pertunjukan yang sangat menarik, seorang Fahri Siregar ternyata berlindung di bawah naungan seorang wanita, Apakah kau tidak merasa malu Fahri?"

Fahri hanya mengendikan bahunya

Kinan masih bingung dengan keadaan yang berada di sekitarnya ini namun masih fokus kedapa lawannya, lalu di dekatinnya Fahri dengan langkah perlahan sedangkan Fahri tetap saja memberikan isyarat agar kinan tidak ikut campur.

"Minggir, atau ku tembak Tuanmu ini"

Kinan hanya bisa diam dan melihat setiap gerak gerik dari lawannya

"Jangan mimpi" gertak Kinan

Wiw wiw wiw wiw wiw suara serine Polisi

"Polisi? Sialan" wanita berbaju hitam itu menatap marah ke arah Kinan

Kinan menyeringai penuh kemenangan, tetapi senyumam itu hanya bertahan sementara karena Fahri menatap kinan dengan sangat marah

Wanita berbaju hitam dan parapengawalnya langsung berhambur melarikan diri. Diruangan itu hanya tinggal Fahri dan kinan, Fahri marah besar di ubrak abriknya segala barang yang ada di rungan itu.

Kinan kebingungan dan tingkah Fahri, sebenarnya apa kesalahannya sehingga membuat Fahri begitu marah

Argghhhhh

Fahri mencekal kerah baju Kinan, jarak wajah Fahri dan kinan sangat dekat

"Bisa ga si luu ga usah lapor polisi, penghancur dasar bedebah!"

Kinan terbentur dinding karena dorongan Fahri yang penuh dengan amarah
.

"Arrrrghhhh" Fahri menatap Kinan dengan penuh kebencian dan langsung meninggalkan Kinan seorang diri dan di balas tatapan kebingungan oleh Kinan.

🏥🏥

Fahri duduk di tepi jalan dengan jarak yang cukup jauh dengan kinan. Bukan rasa terimakasih yang Kinan dapatkan tapi raut kesal Fahri yang terlihat. Kinan kebingungan jelas-jelas dia sudah menyelamatkan nyawa majikannya tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Fahri.

Tul tuk tuk

Kinan mengetuk ngetuk-ngetukan jarinya ke gelas kopi.

Fahri menghela napas panjang memandang kopi yang ada di genggamannya

"Pulang! lainkali ga usah ikut campur, gue bukan bocah ingusan"

kinan menoleh dengan rasa bingung

"tapi kan ini tugas .."

"pergi!"

Fahri menghampiri kinan dan melemparkan secangkir kopi yang sudah hangat ke arah kinan dengan kasar.

Craaatt

Yang langsung mengotori wajah serta baju putihnya. Untungnya jalanan sepi sehingga tidak ada yang melihat ulah Fahri. Kinan hanya mematung dan membisu entah apa yang harus di lakukannya sekarang.

Fahri berjalan menjauhi kinan, dan memberhentikan sebuah taxsi dan langsung berhambur masuk ke dalamnya.

🏥🏥

Tiga orang lelaki keluar dari tempat Rental games dan salah satu diantaranya menghampiri kinan yang saat ini masih membeku.

"Bersihkan bajumu, dan cepat pulang. Fahri akan aman bersama kami"

tanpa meminta ijin Galih duduk di samping kinan

"Ini"

Galih memberikan sapu tangan tapi hanya di balas tatapan heran oleh Kinan

"Nama saya Galih teman Fahri tenang saya tidak akan melakukan hal-hal aneh"

ucap Galih dengan penuh kehangatan

Kinan menatap Galih dengan tatapan yang sulit di artikan baru kali ini ia di perlakukan dengan begitu sopan dan hangat

"Te te terimakasih"

"Hmm, sepertinya saya harus pergi, oh ya satu lagi kamu keren hahah"

"Hahhaah" Galih

"Keren?" Kinan

"Iya" Galih tersenyum

"Hahaha" Kianan tersenyum

"Hahhahha" Galih

Meraka tertawa dan entah apa yang sebenarnya mereka tertawakan. Tetapi, bagi Kinan itu adalah sebuah hadiah yang sangat berharga untuk hari ini karena hari ini cukup melelahkan.

🏥🏥

Rino dan Toni menghampiri Galih

"Fahri nampaknya sedang kesal, yo buruan susul"

"Oh jadi ini kinan yang udah ngegagalin rencana kita ya?" Bentak Toni

Kinan hanya menatap bingung

"Sudahlah, yo pergi udah sore, Kinan langsung pergi ya sudah sore. Bye"

Ucap Galih dan hanya di balas anggukan oleh Kinan

Rino meraih tangan galih dan kinan ditinggalkan seorang diri. Ke tiga orang itu langsung masuk ke dalam mobil dan kinan menatap lemah mobil yang semakin menjauhinya.

Kinan menggenggam sapu tangan berwarna biru

"Terimakasih" sambil melukiskan senyum di wajahnya

Tring tring tring

Kinan membuka ponsel dan melihat alarm

"Gawat! Terlambat lagi!

mampus!"

Kinan berlari menghampiri mobil lalu dengan kecepatan membelah jalanan yang cukup ramai di sore hari




Typo bertebaran 😅

Happy Reading Gays 😁

My Doctor My Bodyguard (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang