Chapter 17

1.1K 72 0
                                    

Selasa, 12 Mei 2020

"Beberapa hal perlu penjelasan agar tidak adanya salah paham maupun kesakitan"

♡♡♡♡

Cahaya matahari masuk melalui celah jendela, Kinan mengerjap-ngerjap matanya sepertinya dia terbebas kembali dari maut. Cuplikan-cuplikan kejadian yang telah menimpanya berputar bagaikan kaset di ingatannya.

Dia kembali munutup mata, sepertinya ingin merasakan kedamaian sedikit lebih lama. Ada gejolak rindu akan masa lalu di mana ia dan kedua orang tuanya tertawa bahagia, sampai kejadian itu datang dan hidup kinan terbalik sembilan puluh derajat.

'Apa ayah yang ingin membunuhku?'

Rasa sesak mulai memenuhi hatinya, membayangkan orang yang selalu di sayanginya selama ini malah ingin membunuhnya.

Kinan membuka mata perlahan dan mengamati setiap inci dari kamar ini, ternyata dia masih di rumah bibinya. Ada pemandangan yang cukup mengejutkan. Seorang laki-laki duduk dengan kepala yang tertidur di kasur dan menggenggam tangannya.

'Ayah?'

Kinan masih memperhatikan lelaki yang di sampingnya itu, entah karena terusik dengan tatapan menusuk kinan atau bukan tapi lelaki di hadapanya bangun dan mengucek matanya.

Deg

Mata mereka bertemu, Kinan melihat raut lelah dari ayahnya, rambut serta baju yang acak-acakan sangat jauh dari kepribadian ayahnya selama ini.

Berbeda dengan Kinan, ada senyuman yang terukir dari wajah James ketika melihat Kinan sadar.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya James.

Bukannya menjawab kinan malah melepas infus dan menyibakkan selimut yang membungkus badannya. Dengan sigap james memegang tangan Kinan.

"Mau kemana?"

Bukan menjawab Kinan menghentakan tangannya dan mentap ayahnya.

"Apa? Lo pasti kecewa liat gue masih idup kan! Sayang banget tapi dewi fortuna masih mihak gue. Sekarang ngapain lo di sini? Mau bunuh gue lagi ayo! Di pikir-pikir gua juga udah muak!"

James hanya diam mematung melihat kelakuan putri semata wayangnya itu, Kinan tersenyum getir melihat kebungkaman Ayahnya. Dia melihat ada pisau apel di nakas, dengan sigap dia mengambil pisau itu, sayangnya Kinan kalah cepat dengan ayahnya.

James lebih dulu mengambilnya dan membantingnya ke samping,  Kinan di buat mematung dengan tingkap Ayahnya ini, air mata lolos begitu saja dari wajahnya, dia mendudukan wajahnya dan terisak. James semakin mendekat dan ingin memeluk anak satu-satunya itu, namun Kinan lebih dulu memundurkan langkahnya dan berjelan untuk membuka pintu dengan langkah tertaih.

Melihat penolakan dari Kinan, james menengadahkan wajanya dan mengusap dengan kasar berulang-ulang.

Di luar kamar ternyata ada banyak orang yang mendengarkan pertengkarannya dengan James. Tapi tidak Kinan hiraukan, ia terus melangkah.

Fahri mencekal tangan Kinan, namun berhasil di tepis Kinan. Semua yang berada di sana hanya diam mematung dan tidak lagi mencegah Kinan.

My Doctor My Bodyguard (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang