Chapter 19

1.1K 62 0
                                    

Kamis, 18 Juni 2020

H a a p p y R e a d i n g 🌾

🏥🏥

"Toni jangan di makan dulu, gila lo ya kita juga mau" Fahri meneriaki Toni yang sejak tadi terus memasukan potongan daging ke dalam mulutnya. Ucapan Fahri sama sekali tidak di gubrisnya dan ia masih asik dengan kegiatannya.

"Minggir lo udah gue aja yang bakar, duduk sana!, nunggu lo beres itu lebih buruk dari nunggu sungokong datang membawa kitab suci" Rino mengusir,
Karena sudah kenyang akhirnya Toni menghampiri yang lainnya yang sedang sesekali tertawa mendengar lelucon Budi dana istrinya.

Kinan sudah guling-guling di pasir mendengar cerita tantenya dulu bagaimana ia dia di lamar oleh Budi. "Gila ngelamar di toilet" batinnya

Dari kejauhan seorang wanita cantik menghampiri orang yang sedang asik tertawa

"Permisi boleh saya gabung" Maria tersenyum kepada semua orang.

"Waw waw waw bebeb gue dateng" Toni dari kejauhan langsung berlari mengahampiri Maria dan melengkungkan lengannya ke bahu Maria.

"Toni kemana urat malu lo woy, jangan pegang-pegang" dari kejauhan Rino sibuk sendiri meneriaki Toni

"Eh Mar duduk, si Toni biasa suka ngehalu" ucap Fahri, Maria mengangguk dan duduk di samping Kinan.

Semua yang ada di sana ikut tersenyum dan menyambut kehadiran Maria kecuali Galih yang wajahnya berubah menjadi muram. Kinan secara tidak sengaja memperhatikan raut Galih dan Maria yang terlihat canggung tapi dia tidak ikut pusing dan mengabaikan semua.

🌾

Setelah acara bakar-bakar selesai Galih menarik tangan Maria menuju tepi.

"Kenapa kamu datang?" Galih menatap Maria dengan tatapan tidak bersahabat.

"Emangnya aku salah ya, kalo mau liburan bareng teman-teman aku? Ingat Lih mereka itu teman ku juga!"

"Mar, please. Aku udah cape nyuruh kamu jauh-jauh dari kita! Aku harus bilanh berapa kali lagi?" Galih bergegas pergi.

"Lih, Kamu nggak cape terus-terusan kaya gini?, ngelakuin hal yang nggak kamu mau? Apa nggak ada niatan buat bikin hidup kamu lebih bernilai? dari pada terus-terusan nurutin perintah orang lain buat balas dendam?"

Mendengar ucapan Maria langkah Galih terhenti dan dan menghampiri Maria kembali

"Apa lo bilang orang lain?! Asal lo tau dia itu ibu gue! Dan jangan so tau apalagi ikut campur urusan orang! Lo bukan siapa-siapa gue. Mungkin mereka lo anggep temen tapi asal lo inget, gue bukan temen lo lagi, dan gue nggak punya temen!"

"Lih ibu mana yang membuat anaknya jadi penjahat, di suruh ngebunuh orang lain dan ngejadiin anaknya sendiri jadi alat balas dendam!" Maria berbicara tanpa gentar

"Oh gitu ya? Makasih Nona. Galih mengusap pipi Maria dengan lembut

itukan yang lo mau? gue berterimakasih sama lo dan jadi kekasih impian lo?, oke Fine!" Galih mendekat ke arah Maria menarik tengkuknya dan menciumnya dengan kasar.

Plaaak

Galih berhenti dan menatap Maria lekat.

My Doctor My Bodyguard (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang