Chapter 3

2.2K 147 0
                                    

Jumat, 16 Agustus 2019

Fahri menghela nafas panjang teringat sikapnya yang begitu kasar kepada seorang wanita. Bagaimanapun juga Kinan adalah seorang wanita dan selayaknya wanita harus di hormati dan di perlakukan dengan lembut.

Argghhhh

Tetapi ulah Kinan yang membuat Fahri kesal seratus persen. Rencana yang sudah di rancangnya selama beberapa hari hancur hanya dengan sekejap. Mungkin ini adalah hal aneh bagi Kinan dan hanya Fahri dan teman-temannya yang tau apa yang terjadi sebenarnya.

Fahri merebahkan badannya di atas kasur kingsize nya

Tring

From : Kinan

"Malam Tuan, Maaf menggangu. Obat Tuan saya simpan di dalam lemari es"

Fahri hanya melihat pesan di ponselnya tanpa membalas dan menarik selimbutnya.

"Dasar wanita bodoh" gumam Fahri

🏥🏥🏥

Seperti biasa mobil kinan sudah terparkir di depan rumah. Mbok siti mengetuk jendela mobil.

"Tuan Fahri sudah pergi sejak tadi pagi, katanya ada oprasi dadakan"

"Oh iya, makasih Mbok"

Mbok Siti memberikan berkas kepada Kinan

"Iya non hati-hati, oh iya. Mbok nitip berkas ini sepertinya tuan Fahri lupa membawanya"

"Siap Mbok akan saya berikan"

Mobil kinan melaju meninggalkan pekarangan rumah Fahri

🏥🏥

Kinan tiba di Rumah Sakit seperti biasa dia selalu menelpon majikannya apabila akan memasuki Rumah Sakit tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya Kinan memutuskan untuk masuk ke Rumah Sakit walaupun belum menerima ijin dari Fahri.

Kinan langsung menuju ruangan pribadi Fahri. Tetapi tidak menemukannya. Kinan mencari sosok Fahri di penjuru Rumah Sakit. Akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya kepada suster.

"Maap suster, Dokter Fahri ada di mana ya. Saya harus mengantarkan berkas"

"Dokter Fahri sedang berada di tempat khusus anak-anak yang akan di oprasi, tidak jauh dari sini, letaknya di sebrang Laboratorium Gang Arjuna"

"Terimakasih banyak"

kinan langsung pergi

🏥🏥

"Dokter saya takut"

ucap seorang anak kecil yang sedang tidur di brankar Rumah Sakit

"Jangan takut sayang, apa yang kamu takutkan?"

Jawab Fahri menenangkan

"Saya takut mati" Hiks hiks hiks

"Jangan berkata seperti itu sayang, kamu harus kuat harus sehat lihat Ayah dan Ibu mu yanf selalu semangat, percaya dan berdoa ya"

Fahri menyinggungkan senyum yang tulus

"Betul Dokter saya tidak boleh lemah, saya kuat"

"Anak Pintar"

Fahri mengacak rambut anak kecil yang ada di hadapanya.

Dari kejauhan Kinan memperhatikan raut wajah Fahri yang sangat ramah kepada anak-anak yang tentu saja berbanding terbalik dengan sikap kepadanya. Walaupun sebenarnya Kinan menyadari bahwa sikap kasar Fahri bukanlah sikap aslinya.

My Doctor My Bodyguard (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang