Slide 25

3K 310 85
                                    

........

Dalam ruang yang hening, dengan alunan musik kalsik yang menenangkan, Chen membuka perlahan pintu ruangan Baekhyun. Deisis tipis di bibirnya mencuat setelah melihat mode yang ditunjukan oleh sang arsitektur. Bukan sudah biasa, namun hawa dingin dan mencekam sudah merasuk melalui celah pori-pori kulitnya. Mentransfernya sebagai antisipasi pertahanan yang mungkin saja akan terjadi sewaktu-waktu.

Walau ragu dan sedikit takut, ia masih melangkah, pelan-sepelannya debu berhembus, berusaha membuat keadaan menjadi masih tetap sama. Hening.

"Apa kau sedang melamum, hmn?" Chen meletakan sebuah map kuning di atas meja kerja Baekhyun.

Pria beraut heran itu menatap Baekhyun penuh pertanyaan. Baekhyun terduduk dengan tangan yang saling bertautan, dan wajah yang ditekuk serius.

"Ini baru jam sebelas. Tapi kau sudah melamun saja." cibir Chen yang kesal karena Baekhyun tak kunjung menjawab pertanyaannya, dan masih setia dengan posisinya.

Decakan ringan terdengar halus dari bibir Baekhyun. Pria itu menaikan pandangan, melihat Chen sekilas. "Jangan ganggu aku, hyung."

"Bagaimana bisa tidak mengganggumu, jika pekerjaanmu minta dikerjakan, Baekh!" lirih Chen.

"Aku tak ingin dinggangu sekarang."

"Kalau tak mau diganggu, kenapa kau tak tidur saja dirumah, dan beralasan jika kau sakit!"

"Itu tidak baik, hyung."

Chen memutar bola matanya malas. Ia langsung saja mendudukan diri di kursi depan meja kerja Baekhyun. Menopang kedua tangannya pada penyangga kursi. "Apa masalahmu. Coba katakan padaku."

Pria didepan Chen meliriknya penuh selidik. Mata sipit itu sempat membuat Chen menciut nyalinya, tapi dengan tegas ia menyentak ketakutan itu, dan menaikan pandangan menjadi sejajar dengan Baekhyun.

"Hyung, bisakah kau jadi Kyungsoo hari ini?"

Seketika Chen berjengit dengan tampang kaget. "Apa maksudmu. Apa kau suruh aku memakai pakaian ketat dengan buah dada yang menonjol, lalu bokong yang menunging. Jangan gila, Baek!" tegasnya dengan dada yang gusar setengah marah.

Bibir tipis Baekhyun mencebik lalu berdecak. "Apa itu saja yang kau bayangkan tentang Kyungsoo?"

Ia menajamkan matanya, dengan alis yang berkedut-kedut. Baekhyun tak pernah menyangka jika pikiran Chen berisi tentang bagian tubuh Kyungsoo yang memang menarik. Ia marah, dan tak terima, jika laki-laki lain selain dirinya yang menikmati tampilan dari kekasihnya. Hanya dia, yang lainnya tidak boleh.

"Lalu, jika bukan itu, apalagi?"

"Bisakah kau memikirkan hal yang lebih positif. Seperti caranya berfikir, atau kepribadiannya, atau kepintarannya? Bukan malah bentuk tubuhnya!"

Chen terkekeh, ia malu dengan apa yang ia katakan tentang bagiamana Kyungsoo terlihat. "Ahh, kukira kau ingin aku berubah menjadi perempuan." katanya malu-malu.

"Bukan!"

"Lalu?"

"Jadilah pihak seperti Kyungsoo, kekasihku."

"Maksudmu?" Chen tak mengerti arah mana temannya itu berujar.

Baekhyun terlihat memutar bola matanya lalu mengerutkan alisnya. "Hyung. Coba kau berfikif, jika misalnya kau menjadi Kyungsoo. Bagaimana jika kau sudah berpacaran denganku, lalu kau memutuskan pergi dariku."

Chen menopang dagunya agar tidak menganga terlampau lebar. "Apa dia memutuskanmu? Apa kau kembali menjadi lajang?"

"Jangan asal bicara, hyung!" deliknya garang.

Uncle ByunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang