Slide 16

2.2K 372 136
                                    

.........

"Uncle, kita akan pergi kemana? "

Pemikiran Kyungsoo memang tepat. Ini bukan jalan menuju kantor Baekhyun, ataupun restoran seafood favoritnya.

Pagi ini, setelah sarapan, Baekhyun menuntut Kyungsoo agar segera bersiap, dan ikut pergi dengannya. Pergi entah kemana, pria bermata sipit itu tak mau mengatakannya. Namun bodohnya, ia malah menurut, tanpa menuntut pria itu kembali.

Hanya saja, permintaan Baekhyun itu, rasanya sulit sekali ia tolak, bahkan jika ia ingin pun, tubuhnya tidak pernah mendukung hal itu. Ia akan mengikuti keinginan Baekhyun, selama ia dapat berada dekat dengan pria itu. Wajah manis, tangan kokoh, dada bidang, dan seluruh yang ada pada Baekhyun, seakan mengguncangnya, dan tak ingin berpisah. Yah, setidakanya kini ia menyadari, jika sampai Baekhyun meninggalkannya, lalu bagaimana nasibnya kelak. Apakah bisa ia dapat memenangkan hati seorang Byun Baekhyun, walau ia hanya seorang gadis biasa, bukannya seorang yang luar biasa seperti, Yubi.

Sorot mata menuntut, namun indah, terpancar dari kedua bola mata Kyungsoo, yang duduk di sebelah Baekhyun.

Dengan sebelah tangan yang memegangi setir mobil, dan sebelahnya lagi pada perseneling mobilnya, Baekhyun menjawab namun tak menoleh pada Kyungsoo. "Kita akan ke suatu tempat. "

"Iya, kemana, uncle?"

Baekhyun tersenyum jahil. "Kau akan melihatnya nanti, "

"Hmn," Kyungsoo pasrah. "Baiklah,,, "

Setidaknya untuk percakapan kali ini, tidak mengundang pertikaian. Kyungsoo memberikan Baekhyun kesempatan untuk membuat kejutan. Ia bahkan tidak membuka suara lagi, saat ia menginginkannya.

"Kenapa kau diam? "

Kyungsoo meraut heran. Bukankah bagus jika ia diam? Ya, itu hanya menurut Kyungsoo, namun tidak untuk Baekhyun. Diamnya Kyungsoo adalah sebuah bencana untuknya. "Apa ada yang harus dibicarakan? "

"Tentu saja ada, "

Wanita itu seperti dibuat berputar, putar. "Memangnya apa yang harus kita bicarakan, uncle?"

"Bagaimana kalau tentang kita berdua? "

"Kita berdua? " sebelah alisnya menyerit.

"Ya, kita berdua. Tentang kegemaran, kebiasaan, dan kesukaan? " riak kegembiraan Baekhyun jelas terlihat dari mata sipitnya yang tiba-tiba membulat.

Kyungsoo tertawa remeh. "Uncle, kau sudah tau semuanya tentang, kegemaranku, kebiasaanku, ataupun kesukaanku. Dan aku pun begitu padamu jadi tidak ada yang perlu dibahas. "

Baekhyun menggeleng tidak setuju. "Belum, belum semua. Kau belum tau kesukaanku yang baru, Kyung! "

Ucapan Baekhyun seakan menjadi kutub magnet berlawanan untuk Kyungsoo. Apa itu? Kenapa Kyungsoo tidak mengetahuinya? Apa karena lima tahun berpisah, membuatnya tak tau kesukaan Baekhyun yang baru? Mustahil! Bahkan Baekhyun masih sama dengan Baekhyun yang ia kenal dulu. Tidak ada yang berubah, bahkan wajah pria itu tidak menua sama sekali, masih sama seperti dulu, saat ia pertama bertemu dengan pria berparas manis itu.

"Kesukaan yang baru?" ulangnya sambil mengernyitakan dahi. Jika ditelusuri dari awal pria itu membuka mata, hingga menutup mata kembali. Dirasa Kyungsoo semuanya masih sama. Pria itu masih sama seperti yang dulu. Tidak ada kebiasaan aneh yang menonjol.

"Apa sifat kekanakanmu itu, uncle? "

Sontak Baekhyun membelak, dengan sudut bibir yang sedikit terangkat. Ia bahkan tak menyangka jika Kyungsoo akan berkata sedemikian gamblangnya.

Uncle ByunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang