Slide 10

2.8K 450 92
                                    

.

.

.

Hari ini adalah hari pentingmu! Kata Kyungsoo dalam hatinya. Wanita muda itu bergelut dengan panci dan spatula di dapur rumah Baekhyun. Dengan bersusah payah ia bangun dari tempat tidurnya. Menyadarkan dirinya, jika hari ini adalah hari penting untuk Baekhyun.

Bohong jika ia tidak merasakan pusing di kepalanya. Gadis itu masih terlihat sedikit sempoyongan. Belum pulih betul dari acara mabuk gilanya. Ia sadar jika ini adalah kesalahannya, memaksakan diri, walaupun sudah tau, jika ia tak kuat minum minunam beralkohol. Keseimbangannya akan segera rumtuh, ketika tubuhnya bereaksi dengan alkohol. Sungguh ironi. Wanita dewasa, yang tidak bisa meminum alkohol.

Di Amerika juga ia sempat dikucilkan oleh teman-temannya, hal hasil ia jarang memiliki teman. Hari-harinya hanya ditenggelamkan dengan buku pelajaran, dan konsentrasinya hanya dipusatkan pada jurusan keahlian yang ia ambil sebagai bidang pembelajaran. Namun tetap di dalam hatinya masih tersimpan rapat untuk Byun Baekhyun. Satu pria pun, di amerika tak pernah menarik untuknya, kecuali pria bermata minimalis, dan bibir tipis, serta sikap hangatnya pada Kyungsoo. Siapapun tak bisa menolak sosok seorang Byun Baekhyun.

"Ini adalah hari penting untuk,Uncle, aku tidak boleh membuat masalah untuknya. " tekadnya membulat, menyadari seberapa bermasalahnya ia dengan sikap manjanya.

Kyungsoo menyiapkan bubur ayam untuk sarapan pagi ini. Dengan daun bawang sebagai pelengkapnya. "Ini hanya untuk, Uncle! " serunya yakin. Ia yang tidak dapat memakan daun bawang, hanya memotong beberapa helai, untuk Baekhyun. Ia mengetahui jika pria itu menyukai daun bawang, sebagai pelengkap jika menyantap bubur.

Secangkir kopi pun tak luput dari daftar sarapan Baekhyun. Kyungsoo sudah meletakan kopi dan dua mangkuk bubur ayam di atas meja, dan tak lupa semakuk kecil daun bawang untuk Baekhyun. Wanita manis itu sudah siap pada tempatnya. Ia duduk tenang pada salah satu kursi di meja makan tersebut.

Tak lama pria yang diharapkannya muncul dihadapannya. Menenteng tas kerja, degan sebuah jas berwarna biru navy, mengantung sampai ke pergelangann tanganya. Baekhyun melempar senyum manis pada layar ponselnya. Saat pria itu tersenyum, Kyungsoo sudah menduga, jika Baekhyun sangat antusias dengan pertemuan pentinnya kali ini.

Kemarin saat makan siang bersama, Kyungsoo tanpa sengaja mendengar, disaat Chen menyebutkan jadwal harian untuk Baekhyun. Pria bersenyum bijak itu, berujar layaknya mesin penerjemah, yang sangat fasih dalam berbicara.

Baekhyun tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ketika Chen mengatakan, jika Sheikh Al Zain, akan mengunjunginya langsung, sebagai ucapan terimakasih, atas desain Bandara yang diselesaikan oleh Baekhyun untuk Konglomerat Timur Tengah itu.

Senyum bahagia penuh rona puas itu juga terpancar kali ini. Baekhyun tak henti-hentinya melebarkan senyumnya, pada layar tabletnya. Entah apa yang membuatnya merasa itu lebih menarik daripada wanita yang duduk dihadapannya kini. Tanpa rasa ingin menyapa, Baekhyun mengabaikan sapaan Kyungsoo. Mata dan perhatiannya berpusat pada hal yang membuatnya bahagia, apalagi jika bukan tablet dan ponselnya.

"Uncle, ayo kita makan," tawar Kyungsoo. Ia mencoba memulai percakapan, setelah diabaikan tadi. Gadis itu sangat paham, jika kesenangan Baekhyun memang sulit untuk dibendung. Namun apapun itu, Baekhyun harus tetap sarapan.

"Sebentar, Kyung! " ia menjeda permintaan Kyungsoo, karena menerima panggilan masuk di ponselnya. " Yubi-ahh. Ya, aku akan segera sampai di kantor. Baiklah, sampai jumpa nanti, " Baekhyun mengakiri panggilan Yubi. Pria itu sempat melempar senyuman sekilas pada Kyungsoo, memastikan gadis dihadapannya terlihat baik, setidaknya lebih baik dari semalam. Saat Kyungsoo mabuk.

Uncle ByunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang