***
Bahkan, temanmu saja bisa menyakitimu secara halus.
***"Nia," panggil Brian saat melihat Nia tengah berada dibalkon rumah mereka yang langsung mengarah ke gerbang rumah.
Tatapan mata Nia menatap Brian datang, sudah satu jam mereka dirumah setelah pulang dari sekolah. Nia masih takut dengan Brian, sebisa mungkin dia menjaga mulutnya agar tidak membuat Brian kembali marah dengannya.
"Nia marah?" tanya Brian, sedangkan Nia hanya menatapnya sebentar lalu kembali fokus dengan buku yang dia pegang. "Nia marah?"
Sebenarnya Nia tidak marah, dia bingung dan takut. Dia bingung kenapa Brian bisa menyukai dirinya, dan Nia takut karena Brian bisa berbuat nekat kapan saja. Sebisa mungkin, Nia menjauhi atau sedikit mendiamkan Brian. Nia tidak mau rasa yang dimiliki Brian semakin berlanjut.
"Nia-"
"Aku ngga marah," sela Nia cepat. Dia takut Brian marah, jujur saja, jantungnya sudah berdetak dengan cepat sekarang. Dia ingin pergi tapi nanti Brian marah.
Brian menghela nafas, dia berjalan mendekati Nia. Duduk disebelah Nia, lalu langsung membaringkan tubuhnya dengan paha Nia sebagai bantalannya. Nia kaget dengan kelakuan Brian yang tiba tiba. Brian geram, walaupun Nia merasa kaget, tapi gadisnya itu tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang dipegangnya.
"Brian!" ujar Nia kaget saat Brian merebut buku yang ia pegang lalu melemparkannya keatas meja yang tidak jauh dari sofa yang mereka duduki.
"Salah sendiri ngga fokus sama Brian," ujarnya merajuk. Dia mengerucutkan bibirnya lucu, dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada.
Ingin rasanya Nia tertawa melihat ekspresi Brian yang begitu menggemaskan, walaupun Nia sekuat tenaga menahan tawanya. Tapi, Nia tidak bisa menahan senyumnya. Senyumnya itu tidak luput dari pandangan Brian.
Sepertinya, Brian tau bagaimana caranya agar Nia bisa menyukainya. Bukan dengan cara memaksa, tapi pelan pelan. Brian harus membuat Nia membutuhkan dirinya, mungkin dengan cara seperti itu Nia bisa menyukai dirinya. Tapi pertanyaannya, bagaimana caranya?
"Nia makin cantik kalo lagi senyum gini," ujar Brian membuat senyum Nia langsung menghilang. Dia malu, ditambah jari telunjuk Brian yang dipipinya membuat Nia semakin malu.
Senyum Brian terbit saat melihat wajah Nia yang merona, dia mencubit hidung Nia membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya, menatap Brian dengan pandangan kesal bercampur malu. Brian bangkit, lalu langsung mengecup bibir Nia kilat.
Wajah Nia berwarna merah, bahkan sangat. Dia memukul pelan kening Brian sebagai pelampiasan rasa malunya. "Kamu ngga boleh kek gitu Brian!"
Brian menaikkan sebelah alisnya, menatap Nia penuh tanya. "Memangnya kenapa? Kan Nia punya Brian."
Nia menghela nafas, dia tidak tau lagi harus berbicara apa pada Brian. "Tapi-"
"Apa masalahnya?" Laki laki itu bangkit, duduk disebelah Nia. "Ini punya Brian," laki laki itu mencium pipi kiri Nia.
"Brian," gadis itu memegang pipi kanannya.
"Ini juga milik Brian," ujarnya sambil mencium bibir Nia cukup lama.
"Brian, kamu-"
"Ini favorite Brian, jangan diambil." laki laki itu menarik tubuh Nia agar mendekat padanya, dan langsung saja, Brian meletakkan wajahnya diceruk leher Nia. Menciumnya lalu mengigitnya gemas membuat tanda kepemilikan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish or Psycho? (END)
Teen FictionBocah tapi sifatnya sadis? Gimana tuh? - Arsenio Brian Vernando. Cowok polos, childish, manja tapi mempunyai jiwa iblis. Laki laki itu suka menyiksa manusia lain sampai mati. Tapi jika seperti itu, apa masih bisa dikatakan childish? Bocah. Itulah ka...