Part 4

68.2K 4.9K 88
                                    

Ya ini libur terakhirku, jadi kalo jarang update maap🙏 awalnya mau hiatus dulu gegara nilai turun. Tapi ngga jadi😹

Ngga semua kebahagiaan dan kesedihan harus diumbar.

-

"Nia yang nyetir. Brian ngga mau." ujar laki laki itu sambil bersedekap dada.

Nia bingung sendiri, dia mau mau saja menyetir. Tapi, kemampuannya belum terlalu bagus. Dia akan menjalankan mobilnya dengan sangat pelan. Nia melirik jam yang melingkar ditangan kirinya. Jam tujuh kurang dua puluh menit.

"Brian."

Laki laki itu menggeleng, dia mengerucutkan bibirnya. Dia malas untuk membawa mobil. Nia menghela nafas, akhirnya dia mengangguk. Brian tersenyum lebar, laki laki itu langsung masuk kedalam mobil. Duduk disebelah kursi kemudi.

Nia hanya bisa menghela nafas, dia masuk kedalam kursi kemudi. Menjalankan mobilnya dengan hati hati karena takut menabrak. Dia tidak mau mati mendadak hari ini.

Akhirnya, jam tujuh kurang dua menit, Nia sampai disekolah dengan selamat. Sedari perjalanan, jantung Nia berdegub kencang karena takut. Mereka berdua keluar dari mobil, berjalan bersama sama menuju kelas mereka. Seperti biasa, saat sampai dikelas, Brian akan duduk disebelah Nia. Menatap tidak suka pada murid laki laki yang menatap Nia kagum.

"Gue punya pengumuman, Bu Hesti ngga masuk hari ini. Dan ngga ninggalin tugas. Jadi, dua jam kedepan kita kosong!" seru Aryan, sang ketua kelas. Kelas langsung heboh saat mendengarnya, mereka senang karena terbebas dengan pelajaran Fisika.

Nia yang mendengar itu hanya menggeleng, tau begini lebih baik tadi dia tidak buru buru. Gadis itu mengeluarkan kotak makan yang sengaja ia bawa karena dia maupun Brian tidak sempat makan.

"Sarapan dulu. Kita belum sarapan kan," ujar Nia sambil membuka tutup kotak bekalnya.

"Suapin." Brian menatap Nia sambil tersenyum manis.

Nia menggeleng. "Ini disekolah, Brian. Jangan aneh aneh."

Mata Brian berkaca kaca mendengar ucapan Nia, bibirnya bergetar. Nia gelagapan melihat Brian yang hampir menangis. Nia mengangguk cepat membuat Brian kembali tersenyum.

Akhirnya, Nia menyuapi Brian dengan telaten. Dia menulikan pendengarannya saat teman teman sekelasnya mulai membicarakan dirinya dan Brian. Nia juga mengenyampingkan rasa malunya sekarang. Dari pada melihat Brian menangis malah membuat Nia bertambah malu.

🐼

Tidur Nia terusik saat dia merasakan seseorang tengah mencium lehernya. Perlahan, dia membuka matanya dan matanya membulat saat melihat Brian yang melakukannya.

"Brian! Apa yang kau lakukan?" gadis itu mendorong tubuh Brian menjauh. Mengambil bantal untuk menutupi tubuh bagian atas.

"Ngelakuin hal yang menyenangkan." jawab Brian enteng tanpa merasa bersalah sedikit pun. Laki laki itu berniat mengambil bantal yang Nia gunakan untuk menutupi tubuhnya.

"Jangan lakuin itu, atau aku akan berteriak!" ancam Nia membuat Brian tertawa keras. Nia sangat takut sekaligus heran dengan tingkah Brian sekarang. Apa laki laki didepannya ini stress?

Jantung Nia berpacu cepat saat Brian mulai mendekatinya, dia memekik tertahan saat Brian mengambil bantal itu paksa lalu membuangnya sembarang. Dia mendorong tubuh Nia sampai terbaring diatas tempat tidur dengan Brian diatasnya.

"Brian, jangan! Kam-"

"Apa? Brian udah bilang kalau Brian cinta sama Nia?" tangan Brian menelusuri wajah cantik Nia. Suaranya yang rendah dan serak membuat Nia sangat takut. "Brian cinta sama Nia sejak dulu. Apa Nia ngga sadar?"

Ucapan Brian benar benar membuat Nia ingin membenturka kepala Brian ketembok. "Aku adikmu, Brian. Kamu ngga boleh cinta sama aku!"

Brian langsung menatap Nia tajam, dia mencengkram dagu Nia membuat gadis itu tidak bisa berbuat apa apa. Tubuh Brian yang menimpanya membuat dia tidak bisa berkutik sama sekali. Laki laki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Nia. Hembusan nafas hangat Brian membuat Nia takut.

"Peduli apa? Brian ngga peduli kalo kita saudaraan. Brian cuman mau Nia!" desisnya lalu langsung mencium bibir Nia rakus. Laki laki itu tidak peduli pada tubuh Nia yang memberontak.

"Brian!" teriak Nia saat Brian melepas tautannya begitu juga dengan piyama yang dia gunakan. Air matanya semakin turun dengan deras. Dia tidak menyangka, Brian akan melakukan ini padanya.

"Jangan lakukan itu aku mohon Brian" Nia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa. Dia hanya bisa menangis sekarang. Meratapi apa saja kesalahannya dimasa lalu.

"Katakan kalau Nia milik Brian. Maka, Brian ngga akan ngelakui ini." ujarnya. Dia sudah meloloskan dalaman atas Nia.

Tanpa banyak fikir, Nia mengangguk. "Iya, aku milik kamu Brian."

Laki laki itu menyeringai mendengar ucapan Nia. "Bagus. Nia emang milik Brian."

Brian bangkit dari atas tubuh Nia, berbaring disebelah Nia lalu memeluknya erat. Dia sudah membuang selimut itu jauh jauh agar Nia hanya mendapatkan kehangatan darinya.

Nia hanya bisa menangis didalam pelukan Brian. Laki laki itu tidak merasa bersalah sama sekali setelah apa yang dilakukannya. Nia menggenggam tangannya kuat kuat. Dia benci posisinya seperti ini.

"Jangan menangis atau Brian lakuin sekarang biar Nia jadi milik Brian." gadis itu langsung menghentikan tangisnya saat mendengar suara tajam Brian. Dia mengigit bibirnya kuat kuat agar Brian tidak tau kalau ia menangis.

"Kamu gila, Brian!" maki Nia dalam hati. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi sekarang.

🐼

Maaf kalo gimana gimana. Ini juga tiba tiba collab sama kakak. Walaupun ini masih tahap wajar. Iya ngga sih?

Ini revisi, kalau ada yang berbeda atau gak nyambung maaf ya. Ini juga pendek banget karena bener bener dirombak sama part sebelumnya><

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang