Kamu tenang saja, semua relung hatiku kamu yang isi.
***Nia mendengus saat mendapati Brian benar benar tidak sadarkan diri. Dengan susah payah, dia menidurkan Broan diatas tempat tidurnya. Butuh tenaga ekstra agar Brian bisa tidur dengan benar diatas kasur.
Gadis itu berjalan menuju kamar sebelah, mungkin meminjam baju dan celana milik Rafa selama satu hari tidak akan membuat Rafa rugi. Setelah menemukan yang kira kira cocok untuk tubuh Brian, dia kembali ke kamarnya. Mengganti baju Brian yang basah dengan baju yang baru agar laki laki itu tidak bertambah sakit.
Setelah selesai, Nia meletakkan baju milik Brian ke keranjang. Lalu, dirinya mengambil wadah berisi air dan handuk kecil untuk mengompres Brian. Setidaknya, dia bisa melakukan pertolongan pertama.
Nia menatap wajah damai Brian, sejujurnya dia merindukan wajah itu. Merindukan senyumnya yang memikat, senyum yang membuat jantungnya berdetak cepat. Nia menghela nafas, dia meletakkan wadah berisi air keatas nakas lalu dirinya ikut merebahkan diri disebelah Brian.
Tangan Nia terulur, jari jarinya mengelus lembut pipi Brian. Perasaan Nia benar benar campur aduk, dia ingin marah pada Brian, ingin membencinya tapi terkadang rasa rindunya pada Brian mengalahkan segala. Waktu itu, selama ujian, Nia menjauhi Brian. Jika laki laki itu menunggunya digerbang, dia akan lewat gerbang belakang lalu langsung pergi.
Walaupun begitu, Nia akan menangis diapartemen sendirian setelah melakukan perbuatannya pada Brian. Dia akan pura pura ceria didepan Rafa walaupun hatinya terasa tercabik cabik. Dia tidak bisa lebih lama bersandiwara lagi, tapi mau bagaimana lagi?
Tubuh Nia mendekat, lalu memeluk Brian erat. Setidaknya, dia bisa memeluk Brian walaupun laki laki itu tengah tidak sadarkan diri. Kakinya mencari selimut yang ada diatas tempat tidur, setelah ketemu dia menariknya lalu menyelimuti tubuh mereka berdua agar merasa hangat.
"Selamat malam, i love you dan aku minta maaf." ucapnya sebelum menyusul Brian kealam mimpi.
***
Brian membuka matanya saat cahaya matahari mengenai wajahnya. Laki laki itu mengerang lirih saat rasa pusing langsung menyerang kepalanya. Rasanya, apa yang ia lihat berputar putar didepannya. Mata laki laki itu melihat kesamping, ternyata semalam bukan mimpi.
Laki laki itu mengangkat kepalanya lalu memyangganya menggunakan tangan kiri. Menatap datar Nia yang masih tertidur dengan pulas. Jika sudah bersama, Brian tidak akan membuat Nia kembali pergi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish or Psycho? (END)
Teen FictionBocah tapi sifatnya sadis? Gimana tuh? - Arsenio Brian Vernando. Cowok polos, childish, manja tapi mempunyai jiwa iblis. Laki laki itu suka menyiksa manusia lain sampai mati. Tapi jika seperti itu, apa masih bisa dikatakan childish? Bocah. Itulah ka...