Part 26

28K 2K 38
                                    

"Hari kasih sayang itu tiap hari. Bukan cuman tanggal 14 Februari aja."
***

Nia benar benar bosan sekarang, dia hanya rebahan. Guling kanan, guling kiri mencari posisi yang nyaman. Nia menghela nafas, jam diatas nakas sudah menunjukan pukul 23.56. Hampir tengah malam dan Brian belum pulang? Katanya, Brian tengah melakukan sesuatu yang menyenangkan, dan Nia tidak tau sesuatu yang menyenangkan itu apa.

Ingatkan Nia jika empat menit lagi Brian tidak sampai dirumah, Nia akan menyuruh Brian tidur diluar bersama nyamuk. Siapa suruh pulang sampai selarut ini. Kan Nia jadi kangen.

Baru saja akan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, pintu kamarnya terbuka. Terlihat wajah Brian yang menunduk. Nia bangkit duduk, membuat Brian langsung mendongak.

"Nia belum tidur?" tanya Brian dengan wajah polosnya. Dia berjalan mendekat kearah Nia. "Tidur, Nia. Besok sekolah." Laki laki itu mencium kening Nia sebentar lalu kembali berjalan menuju kamar mandi.

Nia mendengus, dia bangkit berjalan kearah lemari. Mengambil baju untuk Brian, walaupun tengah kesal dia masih melakukan tugasnya sebagai seorang istri.

Istri. Rasanya, dia geli sekaligus senang. Masih tidak percaya dengan statusnya sekarang, pelajar namun juga seorang istri. Nia menggeleng, dia meletakkan baju milik Brian diatas tempat tidur lalu ia kembali merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit langit kamarnya dengan pandangan kosong.

Tidak lama, dia mendengar pintu kamar mandi yang terbuka. Terlihat, Brian yang baru selesai mandi. Laki laki itu hanya memakai handuk yang menggantung dipinggangnya. Perut sixpack yang terbentuk sempurna, dada bidangnya terlihat menggiurkan untuk bersandar.

"Kenapa belum tidut juga?" tanya Brian. Laki laki itu mengambil baju yang disiapkan oleh Nia. Memakainya dengan cuek walaupun Nia terus menatapnya. "Ngga bisa tidur?"

Nia menggeleng, dia memperhatikan Brian yang selesai memakai baju. Laki laki itu berjalan kearahnya, lalu ikut merebahkan tubuhnya disebelah Nia. Membalikkan tubuh istrinya agar menatap dirinya. Tangannya memeluk pinggang Nia possesive.

"Tidur, Ya. Udah malem," ucwp Brian untuk kesekian kalinya. Laki laki itu meletakkan dagu nya diatas kepala Nia. Mengelus punggung Nia lembut.

Nia mengalungkan tangannya keleher Brian, menyembunyikan wajahnya diceruk leher Brian. Hembusan nafas Nia yang hangat membuat Brian tidak nyaman.

"Astaga, Nia! Jangan kek gitu. Brian--"

"Kenapa?" tanya Nia saat Brian tidak melanjutkan ucapannya. Dengan nakal, Nia menggigit gemas kulit leher Brian.

Brian mengerang lirih, laki laki itu mencoba meredam nafsunya. Dia tidak mau menggempur Nia setiap hari. Ada alasan tertentu Brian tidak melakukannya. Apalagi jika bukan karena anaknya?

"Jangan, Ya!" ucap Brian mulai serak, laki laki itu mencoba menahan sekuat tenaga.

Nia tertawa dalam hati, dia tau jika Brian menahan nafsunya. Dan saat Brian menahan nafsunya, wajah laki laki itu akan terlihat sangat menggemaskan. Nia suka melihatnya.

"Kenapa? Kamu ngga mau ya?" tanya Nia dengan nada merajuk. Jari telunjuknya membuat pola abstrak didada Brian membuat Brian semakin tidak nyaman. Nia sangat mudah untuk membuat Brian bernafsu.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang