Part 1

113K 8.1K 727
                                    

Ngga tau deh. Pengen buat aja nih😹

-

Brian menyeringai saat melihat korbannya sekarang terpojokkan. Laki laki itu mengeluarkan sebuah tang yang entah dari mana ia dapatkan. Korban ketiga bulan ini yang entah kenapa belum membuat Brian puas.

"Sebenarnya sih, kamu ngga punya salah. Hanya saja, kau punya beban. Jadi, aku akan meringankan bebanmu." ujar Brian. Dia menarik tangan wanita itu dengan kasar, meletakkan ujung tang itu ke kuku wanita itu. Dalam sekali tarikan, kuku panjang wanita itu terlepas.

Wanita itu berteriak keras karena merasa sangat sakit, darah mengucur dengan deras. Brian tidak peduli, dia masih mencabuti kesepuluh kuku kuku itu sampai dijarinya tidak ada kuku lagi. Hanya ada darah yang mengucur dengan derasnya.

"Bebanmu adalah karena kamu adalah anak dari keluarga yang kurang mampu tapi kamu ingin hidup kaya agar bisa berfoya foya," laki laki itu meletakkan tang itu disebelahnya. Mengambil sebuah pisau lipat disaku jaketnya. "Seharusnya kau bersyukur karena kau masih hidup sampai sekarang!"

Brian menggores tangan wanita itu membentuk sebuah pola bunga dan kata 'MATI' disana. Brian sangat menyukai teriakan dari korbannya yang mengalun indah ditelinganya. Beruntung Brian menggunakan sarung tangan agar saat dia meninggalkan korban itu keberadaannya tidak akan ada yang tau. Brian juga menuliskan tanggal ia membunuh korbannya.

"Kedua tanganmu cantik," gumam Brian. Dia melihat kedua tangan wanita itu yang berlumuran darah.

"Bagaimana dengan kepala kamu?" tanya Brian yang mendapat gelengan dari wanita itu. Dia sudah menagis histeris dan terus berteriak minta tolong tapi tidak ada yang datang untuk menyelamatkannya.

"Kenapa kamu ngga jawab?" tanya Brian. Sepertinya wanita itu sangat takut sampai sampai yang bisa ia lakukan hanya berteriak.

"Baiklah baiklah. Sepertinya kamu udah ngga sabar." ujar Brian. Wanita itu menggeleng. Dia memperhatikan Brian yang menyimpan pisau lipatnya, sekarang malah kembali memegang sebuah tang.

"Aku ngga tau ini sakit apa engga. Tapi kita coba saja," ujar Brian dengan nada rendah. Dengan satu kali ayunan, Brian memukulkan tang itu pada kepala korbannya.

Sakit, bahkan sangat sakit sampai wanita itu berteriak keras. Brian menyeringai jahat, teriakan dan rintihan rasa sakit dari korbannya tidak membuat Brian berhenti. Dia malah semakin gencar memukulkan benda keras itu ke kepala korbannya.

Sampai, Brian berhenti saat sudah tidak mendengar sebuah teriakan lagi. Brian bangkit, dia melihat korbannya sudah berbentuk mengerikan. Kepalanya hancur dengan darah mengucur dimana mana. Beruntung, karena isi kepala tidak sampai terlihat.

"Ah kenapa kamu mati dulu sebelum isi kepalamu terlihat?" tanya Brian kecewa. Dia menghembuskan nafasnya kasar. Dia bangkit, lalu berjalan meninggalkan wanita itu menuju tempat mobilnya berada. Dia masuk, membersihkan tang itu dengan tissue yang ada dimobilnya.

Brian memperhatikan wajahnya dicermin. Terlihat kacau karena terlihat banyak darah diwajahnya. "Bagus. Tapi nanti kalo Nia lihat, Nia bisa menjerit lagi."

Brian mengedikkan bahunya, dia membersihkan wajahnya sampai bersih. Setelah tidak ada darah lagi, Brian menjalankan mobilnya menuju rumahnya. Dia harus menemui gadisnya.

🐼

Kepala Brian menengok kanan kekiri sebelum dia membuka kamar milik Nia. Laki laki dengan nama lengkap Arsenio Brian Vernando itu memasukkan kunci pintu kamar Nia. Memutarnya sampai pintu itu terbuka.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang