Part 30

27.8K 1.9K 65
                                    

Kenapa? Apakah aku tidak pantas bersamamu?
***

Nia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, gadis itu berada dirumah orang tuanya. Nia belum mau keluat dari kamar, dia terlanjur kecewa. Kenapa semuanya menyembunyikan kabar sebesar ini darinya? Sudah dua tahun pula.

Air mata Nia kembali mengalir, hatinya terasa diremas kuat. Bagaikan ada pedang yang menebaskan sampai membuatnya hancur berkeping keping. Tangannya meremas dadanya sendiri, untuk pertama kalinya dia merasakan sakit yang begitu sangat.

Nia menghapus air matanya dengan cepat saat dia mendengar pintu kamarnya yang terbuka. Pintu kembali tertutup dan Nia tau siapa yang masuk kedalam kamarnya saat dia mendengar kunci kamarnya diputar. Brian.

"Nia, makan dulu yuk." ucap Brian. Laki laki itu meletakkan nampan berisi makan malam Nia keatas nakas.

Nia diam. Dia tidak membuka selimut yang membungkus tubuhnya. Melirik saja enggan apalagi melihat.

"Nia," panggil Brian lembut. Dia masih mencoba agar Nia mau melihatnya walaupun Brian yakin kalau Nia tidak akan mau melihatnya. Istrinya sudah terlanjut kecewa.

"Pergi!" ucap Nia dingin tanpa membuka selimutnya.

Brian menghela nafas, sangat susah membujuk Nia agar mau menatapnya. Walaupun hanya satu menit saja. "Nia, Brian mohon. Makan dulu, dari siang Nia belum makan. Kasihan baby twins nya."

Ucapan Brian membuat Nia sadar kalau ada dua nyawa yang berada didalam perutnya. Tapi, Nia tidak mau langsung membuka sellimutnya. Dia tidak mau melihat Brian.

"Nia, Brian--"

"Pergi, Brian!" potong Nia sedikit berteriak. Matanya kembali mengeluarkan air mata. "Aku membencimu! Keluar dari kamarku sekarang juga!"

Brian tertegun mendengar teriakan Nia. Dia tidak menyangka, gara gara masalah se--oke oke besar Nia jadi membencinya. Brian pantas dibenci oleh Nia. Dalam satu kali tarikan, Brian membuang selimut yang membungkus tubuh Nia.

"Nia--"

"Apa?! Mau menjelaskan?" potong Nia. Dia menatap Brian dengan mata yang penuh air mata.

Brian duduk didepan Nia, istrinya itu masih menangis dengan sesenggukan. Perlahan, tangan Brian terangkat, menghapus air mata Nia dengan lembut.

"Maaf," ucap Brian lirih. Mata Brian memanas. "Maaf karena Brian nyembunyiin ini dari Nia. Cacha emang anaknya Brian, itu hasil kelakuan bejat Brian waktu di Rusia. Maaf.." ucap Brian lirih. Laki laki itu mulai mengeluarkan air matanya. "Maaf Brian udah ngelakuin itu. Brian nyesel."

Nia menatap mata Brian yang oenuh penyesalan. Nia menggeleng. "Kamu nyesel? Kenapa baru sekarang? Kenapa kamu baru nyesel setelah ada anak kamu disini?" Nia menunjuk perutnya sendiri. Dia tidak bisa mengerti dengan jalan pikiran Brian.

Brian menatap kedua mata Nia yang terihat sangat kecewa dan membencinya. "Maafin, Brian."

Nia mengepalkan tangannya kuat kuat. Menatap Brian dengan tajam. "Kamu bisanya cuman minta maaf."

Nia bangkit dengan cepat. Dia berdiri didepan Brian. Rasanya tangannya sangat ingin menampar Brian sekarang saking kesalnya dengan laki laki yang sekarang hanya bisa duduk sambil menundukkan kepalanya.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang