Part 29

26.5K 1.9K 181
                                    

Terkadang, hati harus dikorbankan.
***

Brian menatap datar seorang gadis yang berdiri didepannya. Dia harus menunduk agar tatapan mereka bertemu. Sungguh, Brian tidak pernah berharap agar dia bertemu gadis itu sekarang.

Ingatan Brian melayang ke 2 tahun yang lalu. Ingatan saat dia berada di Rusia. Sungguh, sampai kapanpun dia tidak ingin bertemu dengannya.

Jika Brian bisa mengulang waktu, Brian tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Dia mungkin akan berdiam diri dirumah Nenek nya selama satu minggu. Dia tidak akan melakukan kesalahan sama sekali.

Brian mengacak rambutnya frustasi, gadis didepannya ini menatapnya dengan binar lucu dan rindu. Walaupun Brian tidak pernah kembali ke Rusia. Tapi, sang Ayah dan Bunda selalu mengirimkan foto dirinya begitu juga dari gadis didepannya.

Apa yang akan terjadi jika Nia melihatnya? Nia pasti akan sangat kecewa, Nia pasti akan meninggalkannya. Rasanya, Brian tidak bisa memikirkan hal hal buruk yang akan menimpanya jika Nia mengetahui semuanya.

"Daddy."

Panggilan dari gadis kecil berumur 2 tahun itu membuat kesadaran Brian kembali. Laki laki itu mengerjap, gadis kecil didepannya memang benar anaknya yang terjadi akibat kenakalannya waktu di Rusia. Nakal hanya 1 minggu tapi menghasilkan sesuatu yang benar benar mengejutkan. Salahkan, sepupu Brian yang brengsek disana.

"Daddy, Cacha kangen Daddy." ucapnya menggunakan bahasa Indonesia. Entahlah siapa yang mengajarinya Brian juga tidak tau.

Gadis kecil bernama Cacha Grizella Vernandes itu memeluk kaki Brian dengan erat. Brian tidak akan mengutuk wanita yang sudah melahirkan anaknya, karena wanita itu sudah meninggal karena melahirkan Cacha.

Brian bukannya tidak mau bertanggung jawab, hanya saja dia sedikit tidak percaya kalau Cacha adalah anaknya. Tapi, setelah melakukan tes DNA, Cacha benar benar anaknya. Alhasil, Brian hanya mengirimkan sejumlah uang untuk Cacha, walaupun Cacha tinggal bersama Neneknya.

Brian menunduk, dia mengangkat tubuh mungil Cacha ke gendongannya. Lalu berjalan meninggalkan kantin. Cacha begitu senang saat ini, untuk pertama kalinya dia digendong oleh Ayah nya.

"Cacha kesini sama siapa?" tanya Brian, walaupun tidak pernah bertemu Brian akan tetap memperlakukan Cacha dengan baik.

"Sama uncle Flan," ucap Cacha.

Brian akan benar benar mengutuk Frans sekarang. Kenapa laki laki itu membawa Cacha diwaktu Nia tengah dalam keadaan seperti ini? Nanti, jika Brian bertemu dengan sepupu laknatnya itu, Brian akan membunuhnya. Oh mungkin, membunuh Nabila dulu saja.

"Kenapa bisa sampai disini?" tanya Brian lagi.

"Kata uncle Flan, Mommy Cacha disini." ucapnya membuat Brian mengernyit. Bahkan laki laki itu sempat menghentikan jalannya. "Cacha ngga mau ke Lusia lagi. Cacha mau sama Daddy."

Brian menatap gadis yang tampak sangat cantik. Cacha terlihat cantik dengan mata yang bulat, pipi yang cubby dan juga bibir tipis berwarna pink nya. Ditambah, rambutnya yang pirang membuat Cacha tampak berbeda dari gadis lain. Seperti Nia, Istrinya itu tampak berbeda dari yang lain karena matanya yang sedikit berwarna biru.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang