"Bahkan, berfikir pergi saja tidak pernah."
***Terkejut. Satu kata yang cocok untuk Nia. Gadis itu terkejut saat satu minggu setelah dia keluar dari rumah sakit, dia diajak nikah oleh Brian. Sungguh, Nia tidak pernah berfikir untuk menikah diusianya yang masih sangat muda. Brian dan yang lainnya tidak mengatakan apapun. Tau tau, dia disuruh memakai gaun pernikahan dan akan segera menikah dengan Brian.
"Bunda," ucap Nia saat melihat Bunda dan Fika masuk kedalam kamarnya. Nia masih bingung. "Ini beneran, Bun?"
Bunda mengelus kepala Nia dengan sayang lalu mengangguk. "Beneran," Dia tidak menyangka, gadis yang ia rawat dari kecil akan menjadi istri dari anak kandungnya. "Ngga papa, Sayang. Bunda yakin, Brian akan jaga kamu dengan baik."
Nia memeluk tubuh Bunda nya dengan erat, Bunda nya sekaligus calon mertuanya. "Tegur Nia kalo Nia salah ya, Bun."
Bunda mengangguk. "Pasti, sayang. Bunda titip Brian ya, kalo Brian nakal pukul aja pake panci."
Nia terkekeh mendengar ucapan Bunda nya. "Nanti Nia suruh Brian tidur sama nyamuk, Bun."
Mereka bertiga tertawa.
Fika berjalan mendekat, dia memeluk Nia erat. "Gue ngga nyangka lo bakal nikah sekarang. Bahagia selalu, Ya. Gue bakal ikut bahagia kalo lo bahagia."
Nia membalas pelukan Fika tidak kalah erat. "Lo juga jangan lupa bahagia, kasian Gavin lo gantungin terus."
Fika melepas pelukannya, gadis itu menatap Nia kesal."Gue ngga suka Gavin, Ya!"
Nia terkekeh, dia menggeleng. Nia menghentikan kekehannya saat mengingat tentang Dea. Seharusnya gadis itu sekarang berada dipernikahannya. Tapi, Brian entah menyembunyikan Dea dimana. Brian memastikan Dea tidak akan keluar dan mengganggu lagi. Nia sebenarnya peduli, tapi gadis itu mencoba menepisnya.
"Yuk, Brian udah selesai bacain ijab qobul nya." ucap Bunda membuat lamunan Nia buyar. Gadis itu mengangguk, lalu Fika dan Bundanya membawa Nia keluar dari kamar.
Mereka berdua berjalan menuju taman belakang rumah keluarga Vernando. Tidak banyak tamu yang datang, hanya keluarga dan teman terdekat Nia dan Brian saja. Walaupun begitu, tidak bisa menyembunyikan wajah bahagia Brian. Laki laki itu sangat senang karena sudah memiliki Nia seutuhnya.
Jantung Nia berdetak tidak karuan saat melihat Brian tengah berdiri menunggu dirinya. Terlihat senyum menawan diwajah Brian dan itu membuat Brian semakin tampan.
Jantung Nia semakin meggila saat dia sudah berdiri didepan Brian. Laki laki itu tersenyum, dia mengambil tangan Nia. Menyematkan sebuah cincin yang sama persis dengan miliknya. Brian membawa tangan Nia mendekati wajahnya, mencium punggung tangan gadis itu lama.
Nia malu dan senang sekaligus. Brian menggandeng tangan Nia, berjalan diatas karpet merah menuju pelaminan. Semua terpana melihat betapa serasinya mereka, walaupun Chiko dan Rafa merasa patah hati karena wanita pujaan mereka sudah menjadi milik orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish or Psycho? (END)
Ficção AdolescenteBocah tapi sifatnya sadis? Gimana tuh? - Arsenio Brian Vernando. Cowok polos, childish, manja tapi mempunyai jiwa iblis. Laki laki itu suka menyiksa manusia lain sampai mati. Tapi jika seperti itu, apa masih bisa dikatakan childish? Bocah. Itulah ka...