Part 27

26.4K 1.9K 39
                                    

"Hidup ngga selamanya mulus kek jalan tol."
***

Apakah diantara kalian pernah ngalamin masalah. Cukup berat, sampai rasanya kalian ingin menyelesaikan masalah itu dengan cara instan? Jika pernah, berarti kalian sama dengan Brian.

Hidup Brian tidaklah mulus seperti yang terlihat. Laki laki yang hampir berusia 18 tahun itu pernah mengalami masalah cukup rumit. Ditinggal Nia contohnya.

Brian dan Nia pernah terpisah selama satu minggu karena sang Ayah dulu pernah menyuruh Brian mengunjungi nenek nya yang tinggal di Rusia. Waktu itu, Brian berumur 16 tahun. Laki laki itu sudah seperti mayat hidup. Selama seminggu itu dia terus uring uringan, sering masuk club malam. Walaupun hanya 1 minggu.

Baca baik baik. 1 MINGGU dan Brian sudah seperti orang gila. Brian dan sifat gilanya memang tidak bisa dipisahkan. Dan hari ini masalah yang ia buat saat di Rusia kembali. Astaga, apakah Brian tidak boleh bahagia sebentar saja bersama Nia?

Brian menatap korbannya tidak berselera. Korbannya masih hidup, hanya saja kritis. Butuh rumah sakit tapi, Brian hanya menatapnya saja. Tidak ada niatan untuk membawa korbannya itu kerumah sakit.

"Aku butuh kebahagiaan." ujar Brian lirih. Laki laki itu mengangkat tangannya yang memegang pisau kecil dan tajam miliknya. "Aku udah coba berhenti, tapi ngga bisa. Dan masalah ini buat aku makin ngga bisa jauh."

Korban Brian berteriak keras saat Brian menusukkan pisau miliknya dimata kiri korbannya. Darah langsung membasahi tangan Brian dan membuat korbannya langsung jatuh. Entah mati atau tidak sadarkan diri. Yang jelas, Brian tidak mau membiarkan korbannya tetap dalam keadaan hidup. Dea pengecualian, Brian akan menyiksa gadis itu secara perlahan.

"Mau gimana lagi, Brian butuh pelampiasan." ucap Brian lirih. Laki laki itu mengambil batu yang berukuran sedang. Dia berdiri disebelah korbannya yang keadaan sudah sangat memprihatinkan.

Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Brian menjatuhkan batu itu tepat dikepala korbannya. Bunyi benturan antara kepala dan trotoar terdengar diantara gelapnya malam. Brian berjalan mengambil pisau lipatnya. Keadaan kepala korbannya sudah retak dan Brian yakin, laki laki itu akan mati. Mau itu karena kepalanya atau karena kehilangan banyak darah. Brian tidak peduli.

Didalam mobilnya, laki laki itu melepas sarung tangan yang ia gunakan. Memasukkannya kedalam plastik beserta pisau lipatnya yang tadi ia gunakan untuk membunuh. Brian mulai menjalankan mobilnya, dan dirasa jaraknya dengan korbannya sudah jauh, Brian membuang bungkusan plastik itu sejauh mungkin.

Brian menghela nafas, menyandarkan kepalanya distir mobilnya. Memikirkan segala cara agar hati Nia baik baik saja walaupun Brian tidak yakin Nia akan baik baik saja. Tapi, Brian sudah berjanji akan menjaga Nia.

Ponselnya berdering, dengan malas Brian mengambil ponselnya yang tergeletak dikursi sebelah kemudia. Dia melihat pesan dilayar ponselnya, membacanya dengan malas namun hatinya berdetak cepat. Tangan Brian dengan cepat menghapus pesan itu. Lalu tubuh Brian kembali tegak. Menjalankan mobilnya secepat mungkin untuk sampai kerumah.

Setlah sampai, dia membuka pintu mobilnya. Berlari masuk kedalam rumah yang sudah dalam keadaan gelap. Langkah lebarnya membawa Brian sampai didepan pintu kamar kedua orang tuanya. Laki laki itu nengetuknya dengan tidak sabar.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang