Part 8

52K 3.7K 352
                                    

Yak.. Aku ditawarin buat nulis di dreame nih. Aku harus gimana?

-

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam saat teman teman Nia dan Brian pulang dari rumah mereka. Tadi, sebelum makam malam akan dimulai, teman teman mereka datang. Alhasil, mereka makan dulu lalu membahas masalah pembunuhan kemarin. Yang artinya, tebakan Gavin kalau pembunuhan itu dijadwal salah.

Beberapa kali, Nia menguap. Brian sudah duluan kedalam kamar, sedangkan orang tuanya sudah tidur duluan. Nia sudah sangat mengantuk, dia ingin cepat cepat berbaring dikasur lalu menyelami alam mimpinya.

Gadis cantik itu membuka pintu kamarnya, baru selangkah masuk, tubuhnya terasa ditarik lalu dihempaskan ke pintu kamarnya yang telah ditutup tidak lupa dikunci. Nia mengerjap, dia kaget dengan apa yang dilakukan Brian.

"Brian-"

"Nia mau jodohin Brian lewat Bunda, hm?" tanya laki laki itu sambil menatap Nia intens. Dia merapatkan tubuhnya ke tubuh Nia. Kedua tangannya mengurung tubuh Nia.

Nia mengerjap, bagaimana Brian tau? Gadis itu sudah yakin kalau saat itu Brian tidak ada diruang keluarga ataupun dapur. Lalu bagaimana Brian tau? Baru dia akan membuka mulutnya, ucapan Brian membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ngga usah tanya Brian tau dari mana! Yang jelas, Brian ngga suka Nia kayak gitu. Brian cuman suka sama Nia, dan ngga akan ada wanita yang bisa buat hati Brian goyah." jelasnya membuat Nia diam.

"Nia cuman milik Brian. Begitu juga sebaliknya," tekan Brian. Dia mendekatkan wajahnya, mencium bibir Nia rakus dan kasar.

Nia memberontak, dia mencoba menjauhkan wajahnya dari wajah Brian. Sekuat tenaga Nia mendorong tubuh Brian menjauh tapi tidak berhasil. Tenaga Brian terlalu kuat untuknya. Sampai, Nia merasakan kalau lidah laki laki itu masuk kedalam mulutnya.

Plak

Brian menjauhkan wajahnya saat dia merasakan sebuah tamparan dipipi kirinya. Laki laki itu melihat wajah Nia yang merah, ditambah mata Nia yang berkaca kaca. Brian yakin kalau gadisnya itu akan menangis. Tapi, Nia sudah bertindak jauh padanya. Dan Brian tidak mau merasa kasihan lagi pada Nia.

"Rasanya cukup sakit," gumam laki laki itu sambil memegang pipinya yang terasa panas. "Nia mau jodohin Brian kan?" laki laki itu menyeringai membuat Nia merasa takut. "Oke, Brian pastiin sebelum itu terjadi, Nia udah hamil anak Brian dulu."

Nia berteriak saat tiba tiba saja Brian mengangkat tubuhnya seperti karung. Dia memukul mukul punggung Brian, memberontak sekuat tenaga yang ia punya. Laki laki itu menghempaskan tubuh Nia keatas tempat tidur, lalu langsung menindihnya.

"Brian! Jangan, Brian! Aku ngga akan kayak gitu lagi," mohon Nia. Air mata gadis itu sudah mengalir.

Brian menatap wajah Nia, ada terbesit rasa kasihan dihati Brian. Tapi, kalau Brian membiarkan Nia lagi, Nia akan selalu mempunyai cara untuk menjauhkan dirinya. Dan Brian tidak mau sampai itu terjadi.

"Nia bohong. Kalau Brian lengah lagi, Nia bisa berbuat lebih. Dan Brian ngga mau!" ujar Brian tegas, wajah laki laki itu datar, lebih datar dari biasanya.

"Aku janji Brian, aku ngga akan berbuat-"

"Brian ngga peduli! Nia akan bohong lagi!" potong Brian, dia membuka kancing piyama yang dikenakan oleh Nia.

Gadis itu memberontak, menghalangi tangan Brian yang sudah membuka seluruh kancing piyama yang dia kenakan. Terlihatlah bra yang dikenakan oleh Nia. Gadis itu semakin menangis histeris, dia tidak mau kejadian tidak senonoh dalam pikirannya terjadi.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang