***
Happy Reading
***Pukul tiga sore, hujan deras yang mengguyur ke bumi membuat suasana yang senyap menjadi berisik. Gadis yang masih berada diatas brankar itu belum mau membuka matanya.
Brian menghela nafas, laki laki itu menatap keluar jendela kamar VVIP milik Nia. Mata tajam Brian memperhatikan setiap aliran hujan yang mengenai kaca jendela. Tenang, tidak terburu buru. Seperti rencananya untuk mendapatkan Nia.
Awalnya, Brian akan langsung membawa Nia kabur dan menyimpannya senditi. Tapi, setelah difikir lagi, lebih baik dia melakukannya dengan tenang. Membuat Nia menjadi miliknya, membuat Nia mencintai dirinya dan terakhir membuat Nia selalu bergantung padanya. Dua sudah dia lakukan, dia hanya perlu membuat Nia bergantung pada dirinya.
Brian berbalik, berjalan kearah Nia. Dia mendudukkan tubuhnya ditempat tidur Nia. Tangannya terulur, mengelus perut Nia. Perut yang berisi calon anaknya yang hampir saja merenggang nyawa gara gara satu orang gadis yang mengaku sebagai teman sekaligus gadis yang menyukainya.
Brian berdecih, dia akan membuat Dea hancur. Tidak peduli jika gadis itu adalah temannya. Brian tidak akan berfikir dua kali untuk membuat Dea kesakitan. Memangnya apa peduli Brian? Dea saja tidak peduli saat Nia terluka, jadi Brian akan membuat Dea kesakitan. Bahkan rasanya akan lebih sakit.
Membayangkannya saja sudah membuat tangan Brian gatal untuk membuat goresan goresan indah dikulit tubuh Dea. Nanti malam, ingatkan Brian untuk datang kerumah Dea. Ada tugas penting yang harus dia lakukan.
Perlahan, mata Nia terbuka. Membuat Brian yang melihatnya langsung tersenyum. Dia memperhatikan Nia yang mengerjap lucu. Astaga, ternyata Nia begitu lucu, menggemaskan dan cantik.
"Brian," panggil Nia lirih. Gadis itu menatap Brian. "Air."
Dengan cepat, Brian mengambil gelas yang ada disebelah brankar Nia. Membantu gadis itu meminum air dengan perlahan.
"Nia, ngga papa kan?" tanya Brian khawatir setelah Nia selesai minum.
Nia menggeleng sambil tersenyum tipis. Gadis itu tau sekarang ada dimana, bau obat yang menyengat membuat dirinya tau kalau sekarang dia ada dirumah sakit.
"Brian takut banget tadi. Takut Nia kenapa kenapa," ucap Brian. Terlihat sekali wajah khawatir milik Brian yang entah kenapa membuat Nia merasa gemas.
Nia menggeser tubuhnya sedikit, dia menepuk sisi tempat tidurnya. "Tiduran sini, aku kangen peluk kamu."
Brian mengerjap, merasa tidak percaya dengan ucapan Nia. Tapi, laki laki itu tersenyum lalu merebahkan tubuhnya disamping Nia. Tubuhnya menghadap samping, menatap gadis yang dia cintai.
"Ngga jadi peluk deh. Ternyata sakit," ucap Nia saat dia merasakan nyeri diperutnya saat banyak gerak.
Brian jadi gemas sendiri melihat sikap Nia, laki laki itu menopang kepalanya menggunakan tangan kirinya. Tangan kanannya mengelus pipi Nia perlahan membuat gadis itu menutup matanya. Menikmati elusan tangan Brian diwajahnya.
"Nia," panggil Brian membuat Nia membuka matanya lalu menatap Brian. "Brian cuman mau bilang, i love you."
Nia mengedipkan matanya dua kali, gadis itu menggeleng tipis. Menggenggam tangan Brian yang berada diwajahnya. "Kau tau jawabanku, Brian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish or Psycho? (END)
Novela JuvenilBocah tapi sifatnya sadis? Gimana tuh? - Arsenio Brian Vernando. Cowok polos, childish, manja tapi mempunyai jiwa iblis. Laki laki itu suka menyiksa manusia lain sampai mati. Tapi jika seperti itu, apa masih bisa dikatakan childish? Bocah. Itulah ka...