Part 12

42.8K 2.8K 175
                                    

***
Hanya karena cowok kamu menjauh? FAKE FRIEND!
***

Nia membuka pintu kamarnya perlahan, dia mengeluarkan kepalanya. Menengok ke kanan dan kiri, dia takut ketahuan Brian kalau dia akan pergi. Setelah dirasa aman, gadis itu langsung keluar, menutup pintu lalu berjalan cepat menuju ruang keluarga. Dia melihat Bunda nya tengah fokus nonton tv.

"Bun, pinjem mobilnya dong. Nia mau pergi," ujar Nia membuat Bunda nya terlonjak kaget. Wanita itu terlalu fokus menonton televisi.

"Mau kemana?" tanya Bundanya, wanita itu memperhatikan putri nya dari atas sampai bawah.

"Mau ketemu temen," jawab Nia. "Ngga lama kok, Bun. Cuman bentar." gadis itu menatap Bunda nya penuh permohonan.

Bundanya menatap Nia penuh selidik, tapi akhirnya dia mengangguk. "Itu kuncinya ada disebelah televisi."

Nia langsung mengambilnya, dia kembali melangkah kearah Bunda nya. Menyalami Bundanya, tidak lupa mencium pipi kirinya kilas. "Nia pergi dulu, Bun."

Mata wanita itu menatap punggung Nia yang semakin mengecil. Seharusnya, dia sadar sejak dulu kalau anak laki lakinya menyukai Nia. Kalau ia tau sejak dulu, kejadian seperti ini mungkin tidak akan terjadi. Brian tidak mungkin menyukai Nia.

***

Nia melangkahkan kakinya memasuki sebuah cafe, gadis itu mengedarkan pandangannya. Sampai matanya menemukan sosok laki laki yang tengah duduk dipojok jendela. Laki laki itu mengangkat tangannya, tersenyum kearah Nia.

Nia tersenyum, dia melangkah mendekat. Gadis cantik itu duduk didepan Chiko, sejujurnya dia sedikit canggung sekarang. Gara gara masalah kemarin, gadis itu jadi merasa tidak enak pada Chiko. Tapi, apa yang bisa Nia lakukan?

"Udah pesen?" tanya Nia memecah keheningan.

Chiko mengangguk, dia tersenyum membuat kadar ketampanannya meningkat. "Udah, gue juga udah pesen buat lo."

Nia mengangguk, gadis itu belum berani menatap mata Chiko. Dia jadi merasa bersalah pada laki laki itu. "Chiko, gue.."

Chiko mengernyit, dia bingung kenapa Nia tidak melanjutkan ucapannya? "Kenapa? Kalo ada yang mau lo sampein, sampein aja."

Nia menatap kedua bola mata Chiko, gadis itu merasakan jantungnya berdebar cepat. Nia menghembuskan nafasnya pelan. "Gue mau minta maaf."

Chiko mengernyit. "Kenapa lo minta maaf?" tanya Chiko, dia merasa Nia tidak pernah berbuat salah padanya. "Lo ngga salah, Ya."

"Tapi, gue-"

"Udah, percaya sama gue. Lo ngga salah apa apa. Gue tau banget Brian, jadi lo ngga usah ngerasa bersalah sama gue." ujar Chiko memotong ucapan Nia. "Kasih tau gue kalo Brian nyakiti lo, gue bakal rebut lo dari dia. Gue ngga mau lo disakiti, cewek kayak lo ngga pantes sakit hati."

"Chiko-"

"Gue bakal jadi orang pertama yang lindungin lo. Yang jelas, cari gue kalo lo lagi terpuruk dengan keadaan." potong Chiko, laki laki itu tersenyum.

Nia membalas senyuman itu, matanya berkaca kaca. Dia tidak menyangka Chiko akan mengatakan hal seperti itu. Sekarang apakah Nia boleh berharap dengan Chiko? Tapi, perasaannya bingung.

***

Nia membuka pintu kamarnya, gadis itu baru saja membantu Bunda nya membuat kue untuk tetangga baru mereka. Entah siapa, tapi Bunda nya menyuruh dirinya untuk mengantarkan kue itu. Nia sih mau mau saja, mungkin akan ia lakukan setelah makan malam.

Childish or Psycho? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang