니가 변한 건지

222 10 22
                                        

Jimin bangun paling awal dari yang lain, dia membuka gorden dan segeralah cahaya matahari mulai masuk melalui kaca jendela yang besar.

Junki datang dari arah ruang keluarga yang hanya di batasi oleh lemari besar. Dia duduk di kursi yang bersebelahan dengan kaca jendela tempat Jimin membuka gorden tadi.

"Lo udah bangun Jim? " Tanya Junki menyeruput teh manis di tangannya.

"Keliatannya gimana?!" Tanya balik Jimin dengan nada ketus. Junki tersenyum lebar sambil mengangguk.

Jimin merasa aneh dengan adik kakak di hadapannya ini. Kemarin aja Yoongi tanya gitu, sekarang kakaknya. Emangnya mata Jimin gak keliatan?!.

Jimin duduk di lantai berlapis karpet lembut sambil menghadap Junki yang sedang asyik minum tanpa menawarkannya kepada Jimin. Jimin memberi kode, tapi Junki gak peka.

"Bang, gue mau lah" Ucap Jimin menarik narik kaki Junki. Junki memberikan gelasnya kepada Jimin. Jimin awalnya senang, tapi pas diliat gelasnya udah kosong.

Jimin melotot kepada Junki dan setelah itu langsung merengek. Junki tidak mau ada yang keganggu akhirnya memutuskan untuk membuat teh untuk Jimin.

Karena gak ada kerjaan, Jimin memilih untuk mengganggu Jungkook yang sedang tidur. Jimin yakin kalau adiknya itu gak bakalan bangun walaupun di ganggu.

"Kayak mayat lo! Gak gerak gini" Ucap Jimin menepuk pipi Jungkook. Sedangkan si korban masih setia di alam mimpinya, gak tau kerasa atau gak!.

"Jim ini, awas panas!" Ucap Junki meletakkan teh manis di meja bundar dekat kaca jendela tadi.

Jimin langsung meminumnya tanpa menghiraukan perkataan Junki. Alhasil lidah dia kepanasan dan juga teh nya tumpah ke baju warna kuning itu.

"Gue bilangin apa! Panas ya panas! " Ucap Junki mengambil tisu dan memberikannya kepada Jimin.

Jimin langsung membuka bajunya dan mengelap sisa air di dadanya, setelah itu di kipas oleh tangannya sendiri.

"Bang gue pinjem baju" Ucap Jimin setelah selesai dengan kegiatannya.

Junki menuruti permintaan Jimin, dia langsung menuju kamarnya yang tak jauh dari situ. Jimin mengambil bajunya yang sempat tergeletak di lantai, lalu dia simpan bersama mantel miliknya.

Junki kembali dengan baju berwarna hitam miliknya, Jimin pun langsung memakai bajunya karena di ruangan ini cukup dingin.

"Mau gue bikinin teh lagi?." tawar Junki di hadiahi gelengan dari Jimin.

"Perut gue udah panas kok." Cengenges Jimin.

Mereka kembali ke posisi semula, Junki duduk di kursi dan Jimin di karpet. Mereka akhirnya mengobrol kesana kemari sampai dia tak sadar bahwa seseorang telah bangun.

"Maaf gak bawa kado."Ucap Jimin lesu. Junki melebarkan tangannya bahwa dia ingin memeluk Jimin. Jimin pun langsung menerjang tubuh Junki.

"Gak apa-apa! Pelukan ini gue anggap sebagai hadiah." Bisik Junki, membuat Jimin semakin memeluk Junki erat.

Seseorang menghampiri keduanya, dia berdeham untuk memberikan kode bahwa mereka tak berdua. 'Dunia serasa milik berdua' pikir orang itu.

Junki dan Jimin sontak melepaskan pelukannya dan melihat ke seseorang itu yang ternyata si swag Yoongi.

"Apaan pelukan kayak gitu?" tanya Yoongi menunjuk mereka berdua.

"Kenapa? Cemburu? "

"Geer! Gak enak di liat tetangga!" gas Yoongi menarik paksa tangan Jimin.

Spring Day | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang