Hari ini sungguh hari istimewa bagi Jungkook. Akhirnya dia bisa menemui bocah imut bernama Daniel itu. Jungkook dan Hoseok sudah bersiap akan meninggalkan hotel.
Tapi tunggu! Jungkook seperti lupa akan sesuatu, apakah itu? Seperti kebiasaannya, Jungkook meletakkan jari telunjuknya di pelipis saat dia sedang memikirkan sesuatu.
"Ada yang kurang? "
"Iya, tapi apa? "
"Kacamata kali? " tebak Hoseok.
Pemuda itu langsung merogoh tas kecil nya. Mencari ke setiap kantong yang ada di tas nya. Ternyata memang benar! Kacamata milik Daniel belum dia siap kan.
Dimana kacamata nya? Aish! Kenapa Jungkook sekarang menjadi begitu ceroboh? Kalau di ingat, semenjak kemarin Jungkook gak pegang kacamata warna kuning itu lagi. Lalu kapan terakhir kali di simpan?
"Nakas di ruang Jimin! " seru Jungkook.
Dengan langkah yang sangat cepat, dia keluar dari kamar dan tak lupa mengunci pintunya sekalian. Jungkook menuju ke lantai bawah untuk menyusul Hoseok yang harus mengurus administrasi.
Pintu lift terbuka, dia jadi teringat bagaimana pertemuannya dengan Daniel. Rambutnya, matanya, senyumnya, giginya, dia rindu itu semua.
Kaki jenjangnya perlahan memasuki lift, memencet tujuannya yaitu lantai 1. Dia mulai melihat sekitar, sepi! Seperti itulah keadaan dalam lift kali ini, mungkin karena lagi musim dingin jadi orang gak banyak yang menginap di hotel.
Tanpa menunggu lama lagi, dia akhirnya telah sampai di lantai 1. Segera lah Jungkook berlari ke arah Hoseok yang sedang menunggunya di tempat makan.
"Makan dulu ya. " pinta Hoseok. Jungkook mengangguk setuju.
Sebenarnya Jungkook tak tahan dengan rindu ini, tapi kalau masalah perut harus bagaimana lagi?
Selama menunggu pesanan, Jungkook tak berhenti melebarkan senyumannya karena waktu Jungkook tidur tadi, dia sempat mimpi bertemu dengan Daniel.
Walaupun dalam mimpi, itu sudah cukup bagi Jungkook untuk mengingat kembali bagaimana wajah Daniel dari dekat.
Dari mimpi, mereka sempat mengobrol tentang kepergian Daniel. Ah! Mengingat hal itu, Jungkook merasa kehilangan, senyumannya pun pudar tapi tak lama kemudian, senyumannya langsung terbit lagi kala dia mengingat itu cuman mimpi.
"Wah bahaya nih! " resah Hoseok saat melihat adiknya dalam keadaan seperti itu.
Dengan tatapan yang lucu, Jungkook melihat ke arah Hoseok yang berada di depannya. "Apa yang bahaya? " tanya Jungkook kebingungan.
"Lo senyum sendiri, murung sendiri, disaat bersamaan lagi! Jangan-jangan lo –– " ucapan Hoseok terpotong saat mulutnya di bekap oleh tangan kekar Jungkook.
Kelakuan mereka berhasil terhenti karena ada 2 pelayan datang dengan membawa masing-masing 2 nampan kecil. Mereka menyimpannya di meja tempat Hoseok dan Jungkook, lalu pergi mempersilahkan kedua adik kakak ini menikmati hidangan.
Sarapan disertai dengan keadaan hening tanpa suara sedikit pun. Desain hotel ini sungguh terlihat sangat bagus, bolehkan lain kali Jungkook kesini lagi?
Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sudah beres makan dan juga bayar administrasi. Tanpa buang waktu lagi, mereka mengendarai mobilnya masing-masing untuk kembali ke rumah sakit.
AL
Taman bermain ini mungkin bisa menjadi saksi bisu akan kebahagiaan Jungkook. Baru kali ini dia dipanggil 'paman' oleh anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day | BTS
RandomCerita ini dibuat dari lirik lagu Spring Day BTS Cerita ini menceritakan setiap kalimat lirik lagu menjadi satu cerita yang mungkin akan menyenangkan. Tokohnya tidak akan ada orang asing selain yang berhubungan dengan BTS, karena mereka tidak suka a...
