그래 밉다 니가

223 12 7
                                    

Makin hari, Jungkook semakin jarang berkunjung lagi ke rumah sakit. Terkadang Jungkook hanya berkunjung saat Jimin sedang tidur, tapi walaupun Jimin gak tidur, Jungkook hanya fokus kepada ponsel.

Seperti sekarang ini, Jungkook duduk di balkon menghadap ke pegunungan dengan mata yang ter fokus kepada ponsel, menatapnya dalam diam mencari sebuah informasi yang dia inginkan.

Pemandangan yang sangat indah itu selalu di abaikan saat Jungkook menghadapnya. Dia sudah tidak peduli dengan keadaan di sekitar, dia hanya sedang berusaha 'mencari'.

"Jungkook, masuk yuk. " lirih Hoseok untuk ke sekian kalinya.

Benar! Selain Jungkook mengabaikan pemandangan, dia juga mengabaikan Hoseok yang berada di sebelahnya. Abangnya itu sudah melakukan berbagai cara, mulai dari bicara sampai menarik tangan Jungkook, tapi adiknya tetap tidak bisa beranjak.

Huft.....

Helaan nafas terus menerus keluar dari bibir merah milik Jungkook sehingga Hoseok bosan mendengar itu.

Mata lebar Jungkook sesekali melihat ke atas, disana terdapat coretan grafiti yang penuh dengan warna dan tulisan 'Berbahagialah'.

Walaupun Jungkook sudah beberapa kali baca tulisan itu, hatinya masih tidak tenang memikirkan dimana dan bagaimana.

"Kau memikirkannya? " tanya Hoseok.

Jungkook memalingkan kepalanya kepada Hoseok dengan tatapan yang seperti orang kebingungan, dia mengangguk lalu kembali fokus kepada ponselnya.

Sekarang Hoseok mengerti apa yang dipikirkan Jungkook. Kalau seperti ini, dia juga merasakan kebingungan dan pertanyaan yang muncul adalah 'dimana dan bagaimana' persis seperti yang selama ini Jungkook pikirkan.

Perlahan tubuh elastis Hoseok merosot mencari kenyamanan duduk untuk memikirkan hal yang sama. Kepalanya dia sandarkan ke tembok dan matanya menatap wajah adiknya.

Di hati Hoseok ada rasa kecewa yang menjalar, kala itu dia sudah berjanji kepada Jungkook untuk membantunya bagaimana pun caranya tapi sekarang? Bahkan dia lupa dengan janjinya.

"Gue benci lo. " tegas Jungkook. Dia menengok ke arah Hoseok dengan cepat membuat abangnya yang sedang melamun terlonjak kaget.

"Lo benci gue? " ragu Hoseok.

Jungkook mengangguk. "그래 밉다 니가." ucap Jungkook dengan yakin.

"Apakah soal itu? "

"Hmmm. "

"Ah~ maaf, gue bakal pergi sekarang. " pamit Hoseok meninggalkan Jungkook.

Tanpa bertanya pun Jungkook mengerti tujuan Hoseok meninggalkannya. Pasti Hoseok bakal cari info kan? Jungkook mengangguk meyakinkan dirinya untuk mempercayai Hoseok.

Lagi-lagi Jungkook menundukkan kepalanya, dia sudah melupakan bentuk wajah orang yang akan dia temui nanti. Jangankan wajah, namanya juga dia lupa.

Dari kejauhan, Jungkook melihat mobil milik Hoseok menjauh dari kawasan rumah sakit. Tak mau ketinggalan, Jungkook segera mengikuti Hoseok.

Dia pamit kepada Jimin dan juga Taehyung dan tanpa berkata lagi, dia langsung keluar menuju mobilnya.

Waktu umur 16 tahun, Jungkook sebenarnya sudah membuat SIM tepat saat dirinya sudah berulang tahun. Padahal waktu itu, dia coba-coba mengendarai mobil dan hasilnya gagal.

Ya iya lah, masa langsung bisa. Kan harus melewati beberapa latihan. Oke abaikan. Jungkook sedang di depan lift, tapi pintunya tak kunjung terbuka.

Spring Day | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang