Siang ini, cuaca cukup cerah. Udara panas dengan terik mentari yang sangat menyengat pun membuat jalanan penuh debu pasir pantai berterbangan. Sesekali, ayah harus menutup hidung menggunakan jaket parkanya. Suasana khas pesisir pantai mulai terasa setelah vespa memasuki pintu masuk pantai Pacitan itu sendiri. Banyaknya penginapan, resort, hotel, restoran seafood, dan pedagang pakaian pantai di sepanjang jalan mengingatkan ayah kembali bahwa tahun ini ia tak merayakan hari pergantian tahun itu di kampung halamannya. Sedikit sedih ayah mengingat itu. Sebab setiap tahun ayah memang tak pernah absen merayakan hari pergantian tahun di kampung halamannya. Ya, di kampung halaman ayah, yang mana sama daerah pesisir pantai, ayah selalu rayakan di salah satu beach bar milik temannya. Acara di sana memang sederhana. Hanya barbekuan, pesta kembang api, dengan hiburan band lokal yang membawakan jenis musik reggae. Meski terlihat sederhana, namun tak sedikit wisatawan berdatangan. Terutama, jika di kampung halaman ayah, wisatawan yang hadir adalah para wisatawan mancanegara. Pesta pantai, ayah sering menyebutnya.
Sepuluh menit, perjalanan itu telah berlalu. Vespa ayah telah terparkir rapi di salah satu rumah penginapan. Ayah dan Nur menyapa semua temannya yang hanya dua bulan tak berjumpa itu, di sebuah acara yang memaksa sekali harus disebut reuni. Teman ayah yang hadir antara lain, Ogi bersama kekasihnya. Kekasih Ogi masih yang dulu. Namun, memang baru kali ini ayah mengetahui kekasihnya itu. Zeni. Ia pun bersama Marko. Nur telah mengenal Marko. Ayah pun tahu, namun hanya nama dan potretnya saja. Untuk bertatap muka, ini adalah tatap muka pertamanya dengan kekasih Zeni itu. Lalu, ada Shella. Shella membawa kekasihnya, Adi. Adi adalah teman sekelas mereka. Namun, pada saat KKN, Adi memang ditempatkan di posko berbeda. Diki. Ia pun bersama sang kekasih, yang mana tak ada satu pun perbedaan di antara keduanya. Ya, termasuk soal kelamin. Tak semua teman KKN ayah hadir di acara reuni itu. Namun, dari semua orang yang hadir, mereka membawa pasangan mereka masing-masing yang mana di luar dari anak KKN kelompok ayah. Hanya ayah dan Nurlah yang tak membawa pasangan dari luar. Iya, itu juga yang membuat ayah terkesiap setelah melihatnya. Tama dan Tysa, yang dulu masih berpacaran saat KKN, yang terkenal dengan pasangan T2, kali ini mereka justru menggandeng pasangan mereka masing-masing. Entah apa yang membuat hubungan mereka berakhir. Namun yang ayah lihat mereka terlihat lebih bahagia kali ini, dibanding dengan saat mereka masih berpacaran dulu. Eh, atau bisa jadi mereka hanya pura-pura bahagia untuk saling memanas-manasi satu sama lain? Entahlah.
Ucap Zeni, selaku panitia acara, bahwa ayah dan Nur adalah orang terakhir yang datang. Tak ada lagi selain pasangan itu yang mereka tunggu. Sesuai konfirmasi dari setiap orang sebelumnya, memang hanya ini orang-orang yang hendak menghadiri acara tersebut. Akhirnya, mereka pun berkumpul di ruang tengah penginapan. Zeni dan Ogi, selaku panitia acara menjelaskan semua rangkaian acara yang telah mereka susun sebelumnya. Antara lain; siang ini, mereka hendak memulai acara dengan bersantai di bibir pantai. Sore hari, mereka kembali ke penginapan untuk mandi, bersiap diri, dan beristirahat sejenak. Petang, mereka mulai berbenah. Menyiapkan segala keperluan untuk barbekuan. Dan, saat malam menjelang, acara diisi dengan barbeku, pesta kembang api, permainan, dan hiburan.
Rangkaian acara petama dimulai. Tak lama ayah dan Nur berada di penginapan itu siang ini. Mereka hanya menyimpan barang bawaan, meluruskan kaki di ruang tengah penginapan sembari menyimak arahan Ogi dan Zeni akan rangkaian acara dari reuni tersebut. Pukul 13:00, kiranya semua orang yang menghadiri acara reuni KKN itu bergegas menuju bibir pantai Pacitan. Berbondong-bondong. Ayah merangkul kekasihnya, melangkah bersamaan. Hinga, terhentilah langkah mereka di sebuah warung yang terletak hanya 200 meter dari bibir pantai. Dua meja panjang digabungkan. Kursi-kursi plastik mengelilingi kedua meja yang kemudian diisi oleh setiap teman ayah. Tak ada buku menu di warung ini. Daftar menu terpampang seperti selebaran poster, hinggap di badan pintu warung. Ayah berbisik kepada kekasihnya untuk memesan es kelapa muda saja. Kekasih ayah yang baru saja duduk tak sampai satu menit, Nur beranjak, memesan dengan anggukan untuk kekasihnya terlebih dulu sebagai jawaban. Bersamaan dengan itu, ayah pun menyalakan sebatang rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEANOR II
RomanceLanjutan dari ELEANOR "Aku kangen banget, Yang. Tunggu aku di sana ya? Nanti, di sana, kita bisa sama-sama lagi. Hidup bahagia di kehidupan yang maha hidup. Kekal."