Loey menarik Backen dan mendorong tubuh mungil itu hingga terbaring di kasur queen size miliknya.
Ia mengungkung tubuh itu dan menatap karamel milik si mungil dengan tatapan tajamnya, yang sekali tatap dapat melumpuhkan tiap tiap orang yang melihatnya.
Loey mulai mengendusi aroma jasmine dan citrus dari tubuh Backen. Di mulai dari belakang telinga, perpotongan leher, hinga tulang selangka perlahan lahan. Loey terus menghirup aroma memabukan yang menguar itu dari tubuh si mungil, tak lupa juga beberapa kecupan dan jilatan seduktif yang ia tinggalkan di sana.
Backen menggeliat, akibat dari rasa tak nyaman dan panas membara yang kini melingkupinya.
Ia sungguh merasa aneh.
Dalam hati kecilnya, Backen sebenarnya ingin segera menyudahi semua impuls dan rangsangan yang di berikan Loey pada seluruh permukaan kulitnya, tapi rasa rasanya tubuhnya ini memiliki keinginan yang berlainan, tubuhnya seakan menghianatinya dan selalu ingin merasakan kenikmatan yang memang tiada tara.
Tubuhnya ingin terus seperti ini sampai pagi, sampai keduanya merasa lelah karena melampaui batasan.
Setelah puas dengan seluruh bercak keunguan yang tercetak hampir di seluruh permukaan leher si mungil, Loey kemudian berlanjut dengan menelusuri rahang dan pipi Backen, seraya terus ia jilati permukaannya hingga dirinya kini terpaku dan berhenti di belah ranum milik Backen.
Seakan tak ingin membuang waktu, ia dengan tergesa segera meraup dan bermain dengan bibir tipis; yang sialnya malah terlihat sensual dengan setitik mole menghiasi belah atasnya.
Ia mengecup dan mengulum bibir itu dengan semangat, dan juga terlihat seperti ketakutan.
Karena di dalam pikirannya saat ini, Loey hanya takut jika nanti ia tidak akan pernah dapat merasakannya lagi.
Di lumatnya bibir tipis itu, lalu mengulumnya lagi, menggigit, dan menjilat seluruh permukaan belah yang kini sudah mulai membengkak itu dengan lembut. ia seakan tak ingin menyakiti dan membuat Backen kesakitan.
Si mungil terengah engah di bawah kungkungan Loey, lalu perlahan membuka kedua matanya yang tampak sayu. Dengan ragu kedua lengan bagai ranting miliknya meraih rahang yang kemudian berpindah pada tengkuk sang dominan.
Backen bukanlah seseorang yang pro dalam urusan seks dan memuaskan pasangannya di ranjang. Ini adalah pertama kali untuknya melakukan persenggamaan, baik itu dengan wanita, maupun dengan pria manapun.
Jadi yang saat ini dapat ia lakukan hanyalah memasrahkan seluruh raganya pada Loey dan mengikuti alur yang akan berlalu.
Kini keduanya polos, penuh peluh dan tentunya dengan nafsu yang tengah menguasai keduanya. Loey bergerak dengan ritme yang tak bisa di katakan pelan.
Apa yang mereka lakukan kini bahkan mengakibatkan bunyi decitan yang di hasilkan dari gesekan antara kasur tempat keduanya bersenggama dengan permukaan lantai di bawahnya, seolah menjadi instrumen musik pengiring aktifitas keduanya malam ini.
Backen kembali memejamkan kedua matanya erat. Tangannya pun kini berpindah untuk mencengkram kain sprei di samping tubuh polosnya. Ia seperti sedang menahan gejolak dari ejakulasinya yang mungkin sebentar lagi datang.
Loey terus menggerakan pinggulnya dengan tempo cepat, mendorong dan menarik, kemudian ia dorong lagi penisnya agar menyatu lebih dalam dengan rektum Backen yang berkedut di bawahnya sedari tadi. Seakan sedang memijat dan mengurut penis Loey yang memang sudah membengkak karena menampung cairan sperma.
Perlakuan Loey itu banyaknya membuat Backen memekik pelan, ia sedikit terkejut karena dorongan penis Loey yang beberapa kali mengenai daging kenyal miliknya di dalam sana.
Backen dan Loey terengah engah, mungkin sebentar lagi keduanya akan menuju pelepasan yang sudah kesekian kali keduanya dapatkan malam ini.
Kemudian si mungil meraih bahu dominannya dan ia remas dengan kuat. Loey pun terus menekan dan mendorong penisnya sampai di mana akhirnya ia merasakan cairan ejakulasi miliknya di bawah sana mengalir dan menembus memenuhi rektum Backen, dengan rasa hangat yang menggelenyar.
Keduanya terdiam untuk beberap saat, rasa lelah dan lega jelas mereka berdua rasakan saat ini. Lalu loey dengan lembut mengecup surai halus Backen, dan selanjutnya berpindah guna menatap iris karamel si mungil yang ia jadikan candu.
Backen tersenyum sama lembutnya, ia mengelus rahang tegas milik Loey, juga merasakan rambut rambut halus yang mulai tumbuh di sekitaran permukaan kulit rahang hingga dagu si dominan.
Kemudian mengecupnya pelan.
"Good night, love..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GUE BALIK LAGI BAWA SHORT PORN WITHOUT PLOT BUAT KALIAAAAAAAN.
SEMOGA SUKAAAAAAAAAA!!!!!
DAN KARENA INI ADALAH PORN WITHOUT PLOT JADI JANGAN BINGUNG KALO EMANG DIKSINYA CUMA NGEWE DOANG YAAAA! BC THIS'S PURE PWP, GUYS!
😂😂😂😂😂😂😂😂
ACTUALLY INI TUH SEBENERNYA VERSI EKSPLISIT DARI WORK ONESHOT GUE DI 찬백의 원샷 YANG JUDULNYA IMPLISIT.
DAN DI SINI BEDANYA TUH DI BAHASANYA JADI LEBIH JELAS, GAK DI BIKIN METAFORA KEK DI IMPLISIT, DAN JUGA NAMA CASTNYA GUE RUBAH JADI NAMA PLESETANNYA CONBEK.
JANGLUP VOMMENTS YANG BANYAK YAAAA, SOBAT AMBYAR!!! LOPYUPUL❤💙💚💛💜💓💕💖💗💘💝💞💟
DAN BUAT CHENMIN SHIPPER KEEP STRONG, GUYS! YOU'RE NOT ALONE!