Teteh

2.9K 349 33
                                    

Ringisan kecil Baekhyun terdengar oleh Taeyeon yang kebetulan memang sedang duduk duduk santai di sofa ruang tv sembari mengemil sereal cokelat favoritnya. Taeyeon pun jadi melirik untuk melihat apa yang terjadi dengan adiknya itu.

"Lu kenapa, Baek?" Baekhyun berjalan dengan cara yang agak sedikit aneh menurutnya. Kakinya yang mengangkang dengan kedua tangan bertengger di masing masing sisian pinggang sempit yang lebih muda membuat Taeyeon semakin terheran heran, dan membuat kerutan di sudut alisnya jadi menyatu.

"Baekhyun, Teteh tanya lu kenapa?"

"Mm... gak papa kok, Teh..." Baekhyun mengambil duduk tepat di samping Taeyeon.

Gerakan duduknya yang terlihat hati hati itu malah membuat Taeyeon jadi semakin khawatir dengan keadaan adiknya sekarang. "Jangan boong, itu kenapa jalan lu kek gitu? Lu jatoh?"

"Nggak, ih. Teteh mah bawel nanya nanya mulu."

Baekhyun mengambil sereal di mangkuk yang Taeyeon pangku dan mengunyahnya dengan perasaan kesal. Baekhyun kesal karena mengapa Taeyeon jadi sekepo itu padanya, kenapa juga Tetehnya yang satu ini sampai harus sadar jika memang betul ada yang aneh pada dirinya.

"Ya, terus itu kenapa lu ngeringis ringis gitu pas jalan. Teteh takut lu kenapa napa, mana Ayah sama Mama lagi gak ada di rumah. Jungwoo juga nginep di rumah Renjun."

Jungwoo itu adiknya Baekhyun. Mereka itu tiga bersaudara, Taeyeon anak pertama, Baekhyun ke dua dan si bungsu Jungwoo.

Baekhyun akhirnya menatap wajah perempuan yang lebih tua darinya itu agak ragu, ia takut sebenarnya. Tapi ya mau bagaimana lagi, jika di sembunyikan terus pasti bau bangkai lama lama akan tercium juga kan?

"Mmm, sebenernya gue..." Baekhyun menatap ragu ragu pada Taeyeon yang sekarang sedang memperhatikannya dari samping. Jujur saja Baekhyun takut mengatakan ini pada Tetehnya yang agak sedikit galak itu, karena jika Taeyeon sampai tahu.

Hmm... Baekhyun tidak tahu lagi harus menjalani hidupnya seperti apa ke depannya.

"Lu kenapa, huh?" Posisinya dengan Baekhyun semakin ia persempit dengan menggeser duduknya jadi lebih dekat lagi. Lalu Taeyeon menatap mata adiknya jadi lebih intens dari sebelumnya.

Taeyeon menangkup kedua tangan lentik sang adik. "Gapapa, jujur aja sama Teteh. Siapa tau Teteh bisa bantu..." Dan mengusapnya lembut, membuat jantung Baekhyun yang tadinya berdetak tak tentu, lambat laun jadi semakin tenang dan kembali berdekat normal. "Tapi Teteh jangan dulu bilang sama siapa siapa ya? Jangan bilang dulu sama Ayah Mama..."

Baekhyun menggigit bibir bawahnya yang sewarna dengan manisan Ceri itu untuk menghilangkan rasa gugupnya. Kenapa ingin jujur saja rasanya semendebarkan ini.

"Iyaa, Teteh janji."

"Kemaren malem, pas gue nginep di rumah Chanyeol. Gue mobile legend, Teh... sama dia."

"Hah? Lu apaan? Mobile legend? Maen game maksud lu?"

"Mmm bukan itu maksudnya. Mobile legend singkatannya apa?" Taeyeon terlihat berfikir sebentar, kemudian setelah itu ia kembali menatap adiknya, "ML? Iyakan?"

"Iya... gue ML sama Chanyeol, Teh..."


Mata Taeyeon yang memangnya sudah kecil dan sipit tiba tiba jadi sedikit lebih lebar dari yang biasanya. lubang hidungnya pun jadi ikut melebar dengan gerakan kembang kempis akibat menahan emosi.


"Hmmm, bagi nomor si Bangsat sini..."

Taeyeon sudah kehabisan kata kata di hadapan adiknya. Yang ia lakukan hanya menarik nafas dalam dalam dengan mata yang tidak lepas untuk terus memperhatikan Baekhyun yang kini tengah menyibukan diri atau sebenarnya pura pura menyibukan diri dengan mengunyah sereal di mangkuk yang tinggal tersisa setengahnya.

Alih alih sebenarnya, karena Baekhyun tidak mau dan tidak berani melihat langsung ke arah Tetehnya yang sebentar lagi mungkin akan mengamuk dan marah besar.







Anak jaman sekarang udah pada wikwik, lah gue-Kimmy Taeyeon Wijaya

Mampus lah aku-Brian Baekhyun Wijaya



















Chanyeol keluar dari kamar mandi seraya menggosok gosok rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil, ia baru saja selesai mandi dan saat ini hanya menggunakan boxer hitam tanpa atasan yang menutupi perut kotak kotaknya.

Kamar mandinya itu memang ada di dalam kamar flatnya. Jadi setelah ia selesai dari kamar mandi, ia bisa langsung duduk duduk di sisian kasur singlenya.

Iya, Chanyeol tinggal di flat karena jarak rumahnya yang berada di Tangerang terbilang cukup jauh dari kampusnya yang ada di Bogor. Jadi dia memutuskan untuk tinggal sendiri di flat, kebetulan flat itu juga hadiah dari kedua orangtuanya saat ia lulus SMA dua tahun yang lalu.

Saat sedang serius mengeringkan rambutnya yang sudah setengah kering, fokus Chanyeol agaknya jadi sedikit teralih akan suara dering panggilan masuk dari ponselnya yang ia simpan di meja belajar.

Takut jika panggilannya tidak terjawab, Ia akhirnya memutuskan untuk menjeda kegiatannya yang tengah mengeringkan rambut dan langsung beranjak dari kasur ke meja belajar.

Ponsel sudah di tangan dengan panggilan masuk dari nomor tidak di kenal. Chanyeol jadi ragu, dan akhirnya memutuskan untuk mengurungkan niatnya mengangkat panggilan itu karena ia sama sekali tidak mengetahui siapa itu yang menelepon.


Pertamanya Chanyeol fikir itu tadi panggilan dari kekasih mungilnya, Baekhyun. Makanya ia semangat sekali untuk mengangkat panggilan.

Meskipun Baekhyun baru pulang tadi pagi dari flatnya, tapi entah kenapa rindunya malah semakin bertambah dan menjadi jadi. Rasa rasanya ia ingin selalu berada di dekat si mungil.

Aroma tubuh Baekhyun saja sepertinya masih tertinggal di permukaan sarung bantal dan sprei kasur milik Chanyeol, membuat Chanyeol jadi ingin bertemu lagi dengan Baekhyun, lalu memeluknya untuk hilangkan rasa rindu yang menggebu.




Selang beberapa detik dari panggilan tak terjawab yang pertama, dering panggilan masuk di ponsel Chanyeol kembali berbunyi. Dan mengakibatkan lamunan si bongsor akan rasa rindunya pada Baekhyun harus tertunda.

Akhirnya Chanyeol memutuskan untuk menjawab panggilan itu, karena ia pikir mungkin saja itu panggilan penting. Sebab mana ada telepon iseng jika itu masuk beberapa kali seperti sekarang ini.



"Halo? Assalamualaikum?"

["WAALAIKUMSALAAM! INI BENER CHANYEOL?"]

Suara bernada emosi langsung menyambut ucapan salam dari Chanyeol. Hingga membuat ia yang tadinya biasa saja jadi sedikit terkejut dan shock.

"Ah, iya... ini siapa ya?"

["GUE TETEHNYA BAEKHYUN! POKOKNYA SEKARANG LU HARUS KE RUMAH! GUE MAU NGOMONG SAMA LU!"]

"Oh, Teh Taeyeon. Hmm... ada perlu apa ya, Teh?"

["GUE ADA PERLU SAMA LU KARENA LU UDAH NGEWE SAMA ADEK GUE YA SAT! BURUAN KESINI. GUE TUNGGU POKOKNYA LIMA MENIT KUDU NYAMPE! AWAS AJA KALO SAMPE NGGAK! GUE BAKAL ARAHIN LU! PAHAM?!"]

"I-iya, Teh... Chanyeol paham, Chanyeol on the way sekarang!"

["Oke! Gue tunggu!"]


Tut... tut... tut...







Mampus lah aku-Muhammad Chanyeol Panduka
















Tétéh;panggilan pada kakak
perempuan dalam bahasa Sunda

찬백의 원샷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang