Tyas menggenggam erat sebuah kotak kecil yang baru saja ia temukan dari dalam kantong salah satu celana di keranjang cucian kotor, dengan tergesa dia berusaha menyembunyikannya ketika melihat sekelebat bayangan kehadiran tama.
"dek. Ngapain ?" tanya tama
"ehh.. mmm ini mau masukin cucian ke mesin cuci." Jawab tyas gugup
"sini biar aku aja." tama mengambil keranjang cucian disamping tyas
"ini udah di cek semua kantongnya ?"
"udah mas."
Tyaspun berlalu meninggalkan tama di ruang cuci, dia segera menuju kamar dan menyembunyikan bungkusan kotak itu kedalam tas ransel miliknya.
"kenapa ?" bathin tyas
Jam delapan siang, rumah terlihat sepi karena tama berangkat ke kampus dan bima ke rumah sakit. Tyas berjalan pelan ke arah kamar rama dan mengetuknya.
"masuk aja yas." Teriak rama dari dalam kamar
Tyas masuk ke kamar, dan menemukan rama yang tengah berkutat dengan ponselnya sambil merebahkan diri diatas ranjang.
Pandangan tyas menyasar keseluruh ruangan kamar rama dan melihat beberapa puntung rokok berada diatas piring yang biasanya dipakai untuk alas obat nyamuk bakar.
"ram." Panggil tyas yang kini berdiri disamping rama
"hmm ?" jawab rama dengan malas seraya masih memainkan ponselnya
"ini..... punya lo ?" tyas menyodorkan sekotak rokok dengan bungkus warna biru
Rama melirik malas kearah uluran tangan tyas, namun sedetik kemudian dia terlonjak dan bangkit dari posisinya. Menatap nanar kearah bungkus rokok dan kemudian mengalihkan pandangannya ke sembarang arah asalkan tidak bertemu pandang dengan mata tyas.
Tyas tersenyum dan duduk disamping rama."masalahnya berat banget ya sampai larinya ke rokok ?" tanya tyas
Tyas mendekat, menaruh telapak tangannya diatas bahu rama dan menumpukkan dagunya disana. Tyas bisa mencium aroma rokok dari tubuh rama yang kini tengah menunduk.
"lo masih punya gue rama, gue masih sahabat lo kan ? meskipun gue sekarang jadi kakak ipar lo." Tanya tyas
"hmmm" gumam rama
"gak ada yang berubah rama, gue masih sahabat lo yang bakalan terus ada buat elo, yang selalu siap dengerin setiap keluh kesah lo." Imbuh tyas
"gue, ngerasa gagal aja buat ngebanggain bang tama." Ucap rama lirih
"maksutnya ?"
"gue malu, karena sampai sekarang skripsi gue gak kelar², sedangkan lo udah sidang dan bulan depan wisuda."
"setiap orang punya kendala sendiri ketika nyusun skripsi, tapi asal lo tahu, mas tama gak pernah tuh ngeluh soal lo yang skripsinya molor, dia lebih senior ketimbang kita, dia udah 3 kali kuliah malah, dan dia pasti paham persoalan menyangkut skripsi. sejauh ini, bukan elo faktor penyebab utama skripsi lo molor. Kecuali kalau lo emang males²an ngerjain skripsinya, baru deh lo ngerasa bersalah. " ucap tyas
"sekarang yang mesti lo lakuin, lo tetep harus semangat, lo harus semakin aktif karena gue tau dosen lo lagi sibuk juga. Punya dosen pembimbing yang super sibuk itu emang menyebalkan, tapi gakpapa, lo tiap hari aja ke kampus nongkrong di depan Prodi nungguin dia soalnya kan biasanya beliau² yang super sibuk itu selalu gak balas pesan tiap ditanya keberadaannya. Lo udah tau kan jadwal ngajarnya beliau, nah lo dateng aja tiap dia ada jadwal. Kalau lo butuh temen, ajakin aja gue. Hehehehe." Ucap tyas lagi seraya terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
#02 TA ( Tama & Tyas) complete ✓
Romance"kita pernah lebih dari ini, lebih dari sekedar berbagi gelas." Aditama Rajendra "dia seperti pohon pisang, sikapnya seperti daunnya yang meneduhkan disaat hujan, tapi sebenarnya dia lemah seperti batangnya yang akan tumbang dalam sekali tendang." ...