"kita pernah lebih dari ini, lebih dari sekedar berbagi gelas."
Aditama Rajendra
"dia seperti pohon pisang, sikapnya seperti daunnya yang meneduhkan disaat hujan, tapi sebenarnya dia lemah seperti batangnya yang akan tumbang dalam sekali tendang."
...
note : kalau ibu berarti ibu dari tama, kalau ibuk berarti ibu dari tyas.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Sitha telah resmi menjadi istri Abimana Rajendra, dan sekarang ia tengah berada di kamar bima. Bukan di rumah bima tapi di rumah peninggalan kedua orang tua bima.
Rencananya lusa ia baru akan diboyong oleh bima ke jogja, menempati rumah baru yang letaknya hanya beda satu blok dengan rumah tama.
Tok ... tok ... tok
Terdengar suara pintu diketuk dan sitha bergegas membukanya. Ternyata Tama yang mengetuknya.
“boleh ngobrol sebentar ?” tanya tama
“boleh mas, mari silahkan.” Jawab sitha mempersilahkan tama masuk
“selamat datang di keluarga rajendra.” Ucap tama yang sekarang tengah duduk diatas kursi, berhadapan dengan sitha yang duduk di tepi ranjang
“iya mas, makasih udah mau nerima aku jadi istrinya bima, mmmm maksutku mas bima.” Ucap sitha yang terlihat gugup
“gakpapa, dibiasakan ya manggil bima dengan sebutan mas, walaupun sebenernya kalian seumuran.” Tamapun terkekeh
“jangan sungkan untuk lapor ke aku kalau bima nyakitin kamu.” Imbuh tama
“eh .. iy.. iya mas.”
“harus saling sabar, saling terbuka dan saling percaya supaya rumah tangga tetep bisa adem ayem.”
“baik mas.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“ini .... buat kamu.” Ucap tama seraya menyodorkan sebuah pouch kecil ke arah sitha
“ini apa mas ?”
“buka aja sendiri.”
Sitha menerima pouch tersebut dan membukanya, kemudian matanya terbelalak lebar menatap ketiga barang tersebut.
“mas, tapi ini ......”
“itu milik ibuku, buat kamu.”
“tapi mas, aku .... ak ...”
“huft.” Tama menghembuskan nafasnya kasar yang membuat sitha menunduk takut
“dulu setelah kepergian ibu, aku sengaja bongkarin lemari pribadi bapak dan ibu. Di dalamnya ternyata ada berkas² penting dan juga beberapa perhiasan. Setelah memutuskan untuk menetap di jogja, semua barang itu aku yang simpan. Tapi setelah menikah, aku memasrahkan semuanya kepada tyas untuk menyimpannya. Kemudian tiga bulan yang lalu setelah acara lamaranmu dan bima, tyas menunjukkan semua perhiasan peninggalan ibu ke aku. Dan salah satunya sekarang ada di tanganmu. Aku mohon, rawat dan jaga ketiganya. Itu peninggalan dari ibu, semoga dengan adanya barang itu bisa mengingatkan kamu tentang ibu dan juga pertanda bahwa restu ibu sudah kamu dapatkan.” Ungkap tama
