malam pertama

7.2K 520 16
                                    

Hari ini kamis, tama sudah memboyong tyas ke rumahnya di jogja kemarin.

Selesai mandi pagi, tama memunguti pakaian yang tergeletak di tepi ranjang dan menyibak selimut yang menutupi tubuh tyas kemudian menarik pelan alas tidur motif bunga. Tyas memang terbiasa tidur dengan alas tambahan.

Hal ini bermula sejak dia mendapatkan menstruasi pertamanya saat kelas 3 SMP, dia takut noda darahnya tembus ke kasur makanya dia memakai alas tidur tambahan. Ibuk menyarankan memakai alas tidur seperti yang biasanya digunakan bayi tapi tyas tidak mau dan malah memakai kain biasa. Kemudian hal itu menjadi kebiasaan tyas sampai sekarang, meskipun dia tidak sedang menstruasi namun dia selalu tidur dengan alas tambahan, untuk jaga² katanya.

Tama turun menuju ruang cuci seraya membawa pakaian kotornya.

“ngapain bang.” Tanya bima yang baru saja selesai mencuci sepatu

“nyuci baju.” Jawab tama seraya membuka mesin cuci berniat memasukkan pakaiannya

“tumben bang.”

“hmm.”

“tyasnya mana bang, tumben belum bangun, baru jam tujuh sih.”

“masih tidur.”

“ya ampun tyas, eh bentar ... itu lo nyuci baju tyas juga?”

“hmm.”

“busyet, nyucinya juga cuman baju dua pasang plus dalemannya pula,gue .... jadi curiga.” Ucap bima seraya menaikkan satu alisnya

“apa ?” tama menengok ke arah bima dengan wajah datar

“tyas belum bangun dan elo nyuci bajunya dia juga. Hmmmmmm gue baru sadar, elo seger banget pagi ini bang.”

Tama menutup mesin cuci dan kemudian menghidupkannya, dia menghadap ke arah bima sambil bersedekap.

“lo bikin tyas ..... gak bisa jalan ya ?” bisik bima

Tama mengernyit dan berjalan melewati bima, saat langkahnya tepat disamping bima, dia menarik ujung rambut pelipis bima dan berbisik
“ masak nasi sana, lauknya gofood aja, kalau gak ya lo sama rama keluar aja dan sekalian gak usah pulang seharian.”

Bima mengumpat sambil mengelus pelipisnya sedangkan tama bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.

“bang .” panggil rama

“apa !!” jawab bima

“busyeet ngegas banget lo.”

“kenapa ?”

“gue laper, bang tama belum masak nasi kayaknya.”

“yaudah kita keluar aja nyari sarapan.”

“bang tama sama tyas mana ?”

“gak usah.”

“lah.”

“bang tama udah sarapan.”

“gilaaa, makan apa ? kok gak ada bekasnya ? gak ada cucian piring kotor.lagian kok kita gak diajak.”

“makan tyas, kalau lo nyari bekasnya liat aja ntar di leher tyas.”

“anjing !!! “ pekik rama

Bima berjalan menuju sofa ruang tengah dan mengambil jaketnya.

“ikut cari sarapan gak lo ?” teriak bima

“ikut, bentar ... ambil hoodie dulu.” Jawab rama

Tama menaruh sebotol air mineral di atas nakas dan mendekat ke arah tyas yang masih terlelap bergelung dengan selimutnya. Tama merebahkan tubuhnya disamping tyas, menarik tubuh tyas kedalam pelukannya.

Dia tersenyum ketika menghirup aroma tubuhnya sendiri di tubuh tyas. Mengingat apa yang mereka lakukan pagi tadi setelah shalat subuh.

Senyum puas terbit di bibir tama ketika pandangannya menunduk menatap wajah tyas. Tyas memakai kaos milik tama yang ketika dipakai terlihat longgar, sehingga ketika tyas tidur dengan posisi miring, kerah kaosnya semakin turun dan longgar memperlihatkan beberapa tanda yang masih berwarna kemerahan diatas dada tyas.

Tyas telah menjadi miliknya seutuhnya, dan dia menjadi milik tyas sepenuhnya.

“nghhhh.” Tyas melengguh dan memeluk tubuh tama.

Tama terkekeh dan mengelus pundak tyas, menarik kerah kaosnya kebawah dan malah menyerukkan kepala di leher tyas. Menggigit pelan tidak sampai menghisap. Dia masih waras untuk tidak meninggalkan jejak di tempat yang mudah terlihat, dia takut jika bima dan rama melihatnya dan membuat tyas malu karena pastinya kedua adiknya itu akan menertawai  menggodanya.

“mas, geli.” Ucap tyas dengan nada seraknya

“sekarang tanggal 8 dek.” Bisik tama yang membuat tyas bingung dan menarik pelan kepala tama dari ceruk lehernya

“kenapa ?” tanya tyas

“kita perlu kerja keras.”

“hmm. Katanya kamu cuti seminggu.”

“bukan kerja itu.”

“terus ?”

“kerja yang hasilnya baru bisa didapat setelah 9 bulan ?”

“hmmm ?” tyas mengernyit, nyawa yang belum sepenuhnya kembali karena bangun tidur membuat tyas lemot dalam berpikir

Tama mengecup bibir tyas sekilas dan tersenyum

“aku masih punya waktu sepuluh hari lagi kan ?” tanya tama seraya memainkan rambut botak tyas bekas di cukur waktu di paes untuk nikah.

“masih ada waktu sampai  kamu nyuruh aku puasa seminggu dek.” Tambah tama yang sekarang mengecup kening tyas

“kamu ngomong apa sih mas ?” tanya tyas

“sebelum kamu menstruasi tanggal 18 .....” Tama menggantung ucapannya dan langsung menindih tubuh tyas seraya melepaskan kaosnya.

Saat itu tyas baru paham kemana arah pembicaraan tama barusan. Tyas bahkan tak sempat mengelak ketika tama memagut bibirnya, yang bisa ia lakukan hanya menerima apa yang akan dilakukan tama padanya, apa yang akan tama berikan padanya.
tyas tersenyum.

Bukankah ini juga disebut nafkah ?

Nafkah bathin kan ?

----------------------------------------------------------
author : pada halu sama baper gak sih ?? kok aku lama² makin hilang kewarasan ya tiap ngetik ini cerita wkwkwk

#02 TA ( Tama & Tyas) complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang