terkuak

5.9K 488 15
                                    

Seminggu setelah kepulangan tyas ke rumah, tama mengajaknya untuk ikut menghadiri acara pernikahan putra dari Kepala Administrasi Fakultas Teknik.
Sedari tadi tama merasa heran karena tyas terlihat malas untuk ikut dengannya.

“cantik banget .” puji tama kepada tyas sebelum keduanya turun dari mobil untuk masuk ke dalam tempat resepsi dilaksanakan.

“ihh,, aku keliatan pendek.” Gerutu tyas karena tama tidak mengijinkannya memakai heels

“loh nak tama.” Sapa ibu widya, istri dari Dekan Fakultas Teknik

“iya buk.” Jawab tama seraya mengangsurkan tangannya untuk bersalaman

“ini istri kamu ?” tanya bu widya

“iya buk, saya tyas.” Ucap tyas memperkenalkan diri

“imut banget kamu nak.” Puji bu widya yang membuat tyas tersenyum

Acara resepsi pernikahan berjalan dengan lancar, namun setelah acara berakhir seluruh jajaran dosen dan karyawan diminta untuk foto bersama.

Tyas memilih untuk tetap duduk ditempatnya semula dan bersebelahan dengan bu widya.

“bu widya.” Sapa seseorang

“ loh bu wiwik, sini bu gabung sama kita.” Ajak bu widya

Seseorang itu atau biasa dipanggil bu wiwik adalah istri dari Wakil Dekan bidang akademik di fakultas teknik. Bu wiwik langsung duduk disamping tyas, otomatis tyas duduk diapit oleh bu widya dan bu wiwik.

“sekar apa kabar bu ? udah isi belum ?” tanya bu wiwik kepada bu widya

“alhamdulillah sehat bu, wahh kalau itu kayaknya belum, lagipula belum ada sebulan yang lalu kan nikahnya. “ jawab bu widya

“jangan lupa disuruh banyak makan sayuran sama vitamin, biar cepet hasil. Jangan ditunda, biasanya setelah nikah 2 bulan kan banyak yang langsung ada hasilnya. Kalau gak nanti langsung periksa aja, apa mungkin ada kelainan.” Ucap bu wiwik seraya melirik malas kearah tyas yang menunduk

“iya bu, makasih sarannya.”

“sekar sekarang masih kerja bu ?”

“iya, sudah resmi jadi bidan di salah satu klinik.”

“alhamdulillah bu, bisa jadi kebanggaan jenengan dan suami, juga ndak jadi beban buat suami sekar sendiri.” Imbuh bu wiwik

Bu widya sedari tadi merasa kurang sreg dengan arah obrolan bu wiwik yang terkesan tengah menyindir tyas.

Bu widya juga diam² menggenggam sebelah tangan tyas dan mengelusnya, karena dia paham mungkin bu wiwik masih belum ikhlas melihat tama telah menikah. Bu widya tahu kalau sedari dulu bu wiwik itu mengincar tama untuk menjadi menantunya, menjadi suami dari Fika, putri satu²nya.

“dek, ayo pulang.” Ajak seseorang yang kini sudah berdiri di hadapannya

“sudah acara foto bersamanya nak ?” tanya bu widya

“sudah bu,” jawab tama sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada tyas

“so sweet banget ya kalian, masih anget²nya ya.” Puji bu widya yang membuat tama dan tyas tersenyum

“istri kamu beruntung banget bisa punya suami kayak kamu nak,.” Ucap bu wiwik dengan nada sinis

“saya yang beruntung bisa mendapatkan dia setelah 12 tahun menunggu.” Jawab tama

“kok bisa ?” tanya bu widya keheranan

“dia adik sahabat saya, penyemangat saya sejak saya kehilangan kedua orang tua, seseorang yang merubah saya menjadi diri saya yang sekarang karena semenjak saya menaruh hati kepada tyas, saya berusaha untuk memantaskan diri buat dia.” Papar tama

“tapi dia masih kuliah kan sekarang nak ? kamu yang biayain dia.” Kata bu wiwik

“tidak bu, tyas sendiri yang membayar uang kuliah dari hasil les privat di rumah, meskipun saya suaminya tp tyas bersikeras untuk membayarnya sendiri dan malah menyuruh saya untuk menyimpan uang yang sudah saya anggarkan untuk keperluan kuliah tyas.” jawab tama bangga

“masih muda tp pikirannya udah dewasa ya nak, sempurna.” Puji bu widya lagi seraya mengelus pundak tyas

“kamu masih tinggal sama adek² kamu kan nak ? apa istri kamu juga bisa mengurus kedua adik kamu ?” tanya bu wiwik

“alhamdulillah bu, dia bisa menjadi istri yang baik buat saya, dan bisa ikut membimbing, mengurus kedua adik saya selayaknya adiknya sendiri, bahkan tyas sering bertingkah layaknya rama dan bima adalah anaknya.” Ucap tama seraya tersenyum geli

“ohh iya soal anak ? kalian keliatan lagi nunda buat dapat momongan ya ? usia pernikahan sudah hampir lebih dari 3 bulan kok belum ada kabar baik. Kenapa ? istri kamu takut kuliahnya berantakan ya ?” tanya bu wiwik lagi

Tyas meremas tangan tama yang menggenggamnya dan masih menundukkan kepala. Sedangkan bu widya menghembuskan nafas kasar menahan geram atas pertanyaan² yang terus saja dilontarkan oleh bu wiwik, karena terkesan menyindir tyas.

“kita nggak nunda bu,tyas sendiri malah yang paling ngotot pengen cepet punya momongan, dia malah bilang ke saya pengen punya 3 anak, dan alhamdulillah tyas saat ini tengah hamil udah masuk satu bulan bu, mohon doanya supaya tyas dan calon buah hati kami selalu sehat. “ tama berujar seraya merangkul bahu tyas merapat ke tubuhnya.

“wahh selamat nak tama, kedua adik kamu juga pasti seneng karena bakalan ada anggota keluarga baru.” Ucap bi widya seraya memeluk tyas dari samping

“iya, sejak awal mereka berdua merestui dan mendukung hubungan kami, memang banyak pula yang meragukan apakah tyas mampu mendampingi saya karena usia kami yang terpaut enam tahun, tapi sejauh ini alhamdulillah tyas mampu menjadi pendamping saya, dan ikut berjuang bersama saya, dia selalu menjadi penyokong saya, bukan sebagai beban, karena hati saya, hidup saya, apa yang saya miliki termasuk harta saya sudah sepatutnya untuk tyas, karena saya suaminya. Tyas yang akan menginjak usia 22 mampu memgimbangi saya, namun sesekali dia juga bersikap layaknya anak² yang mudah tersinggung,dan bagi saya itu adalah hal yang wajar,  terlebih ketika dia tersinggung karena omongan² beberapa orang yang menyudutkannya. Banyak diantaranya yang menyudutkan tyas dan meragukan dia apakah mampu menjadi seorang istri yang menjalankan kodratnya atau tidak. Dan itu sempat membuatnya tertekan minggu lalu. Tapi bagi saya sebagai seorang suami, tyas layak menjadi istri saya dan mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik. Dan yang terpenting saya sangat menyayangi dia.” Tutur tama seraya terus menatap wajah tyas.

“semoga keluarga kalian selalu dilimpahkan rahmat oleh Tuhan ya nak, jaga kesehatan, nggak perlu mikirin omongan orang lain, saat kamu merasa rendah karena pengaruh omongan orang, ingat bahwa kamu adalah salah satu hal yang berharga bagi suami kamu. Semoga sehat terus dan lancar sampai nanti persalinannya, jangan lupa kasih kabar ke ibu. Ingat ya nak, jangan sampai kamu kecapek'an dan stres cuman karena memikirkan hal yang tidak penting. “ ucap bu widya sembari mengelus kepala tyas yang terbalut kerudung

“kamu juga nak, istrinya diingatkan untuk jangan begadang kalau lagi ngerjain skripsi, udah masuk bab 4 kan katanya ? kamu juga diusahakan ikut bantu² urusan rumah, bagi² tugas lah sama kedua adek kamu juga.” Imbuh bu widya yang sekarang mengarahkan pandang ke tama

Tyas dan tama mengangguk seraya tersenyum, sedangkan bu wiwik terdiam mematung mencerna obrolan yang baru saja terlontar. Kenapa ia merasa tertohok ? kenapa gantian dia yang merasa tersindir ?

Tama dan tyas kemudian berpamitan untuk pulang, bu wiwik terus saja menatap langkah keduanya meninggalkan tempat resepsi.

“terkadang kita sebagai orang tua menginginkan sosok pendamping terbaik dan terpantas untuk anak kita, tapi kita terkadang lupa menelisik apakah anak kita sendiri patut menjadi pilihan terbaik dan terpantas untuk orang lain itu. Jangan sampai langkah kita yang terlalu pemilih membuat anak kita menjadi lama menemukan pendampingnya. “ papar bu widya ketika menoleh kearah bu wiwik yang pandangannya masih menatap kepergian tama dan tyas.

Bu wiwik selalu merasa kalau tama layak menjadi menantunya. Tama cocok dan pantas menjadi menantunya. Tanpa berpikir bahwa tama juga mempunyai kriteria  mana yang layak, pantas, dan cocok untuk menjadi pendampingnya, dan itu bukan fika, putrinya.
Ternyata yang tama inginkan adalah gadis seperti tyas yang kalau dilihat dari segi fisik dan latar belakang, sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan putrinya. Entah apa yang tama lihat dari sosok tyas.




Setibanya di parkiran, tama dan tyas langsung masuk ke mobil. Ketika tama memakaikan seatbelt ke tubuh tyas, ia malah mendapatkan sebuah kecupan di pelipisnya yang seketika membuatnya de javu.
Tyas terkikik geli menatap suaminya yang mematung, ia kemudian menarik dagu tama supaya sejajar dengan wajahnya.

“kok kamu jadi julid. Siapa yang ngajarin ?” tanya tyas

Tama mengecup sekilas bibir tyas dan kemudian tersenyum.

“bima sama rama yang ngajarin.” Jawab tama yang telah menegakkan tubuhnya kembali di balik kemudi.

“beliau kan ?” tanya tama seraya memacu mobil meninggalkan parkiran

“hmm ?” gumam tyas

“bu wiwik kan yang bikin kamu berpikiran kalau kamu itu beban ?”
Tyas terdiam dan malah menengok ke arah jendela tanpa menjawab pertanyaan tama.

Tama terkekeh dan mengelus kepala tyas lembut. Tyas menyandarkan kepalanya dan tersenyum.















30 menit kemudian mereka berdua sampai di depan rumah, tama membangunkan tyas yang terlelap.

“dek. Bangun gih. Udah sampai rumah.” Ucap tama

“nghhhh.” Tyas membuka matanya dan langsung menatap tama dengan pandangan memelas

“kenapa ? gendong ?”

“nggak .”

“terus ?”

“kok udah sampai rumah sih, padahal aku pengen beli sesuatu.”

“apa ?”

“gak tau.” Jawab tyas polos yang membuat tama menaikkan satu alisnya

“pengen makan sesuatu yang manis lembut gitu.” Ungkap tyas

Tama tersenyum jahil dan langsung mendekatkan wajahnya kearah tyas,

“lembut dan manis? “ bisik tama

“iya.” Jawab tyas nyaris tercekat karena wajah tama sangat dekat dengannya

“makan ini aja, nih .” ucap tama yang langsung menjejalkan bibirnya kearah mulut tyas yang sedikit terbuka

Tyas menarik tengkuk tama dan memagut bibir suaminya itu, keduanya berciuman tanpa memperdulikan seorang pengendara motor dibelakang mobilnya yang tengah menunggu dibukakan gerbang. Kebetulan mobil tama masih diluar dan menghalangi pagar sehingga pengendara tersebut tidak bisa masuk ke rumah.

Tok ... tok .. tok

Kaca mobil sebelah kemudi diketuk oleh seseorang, membuat tama dan tyas menghentikan aktivitasnya.

Tama menurunkan kaca dan menatap tajam kearah seseorang yang tengah berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

“gak sekalian aja dibikin goyang mobilnya bang ?” tanya bima yang langsung mendapat pukulan di kepalanya yang tertutup helm

“lah elo malem2 nyari sensasi aja bang, iya deh iya yang udah punya istri, tapi ya jangan di mobil juga bang,, atau emang lagi nyoba variasi ?” kelakar bima yang langsung berlari kearah gerbang dan membukanya.

#02 TA ( Tama & Tyas) complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang