1

4K 150 9
                                    

Dunia ini hanya untuk orang yang berani melangkah, mengalami kekecewaan, dan berani mengalami kesendirian, by meLdhaaja.

****

1,2,3

          Kamar itu berantakan tak berbentuk. Pakaian yang berserak, kantung bekas cemilan yang tergeletak di lantai, juga laptop yang masih menyala dengan suara khas bahasa Korea. Namun si empunya masih tertidur pulas dengan tangan terlentang di atas tempat tidur.

        “Nayla... "

        "NAYLAAA!!”

        Suara teriakan itu seakan tidak bisa menyentuh gendang telinga gadis itu.  Ini akibat kebiasaannya yang suka begadang untuk menonton drama Korea favoritnya, padahal hari ini adalah hari pertama Nayla masuk sekolah SMA barunya. Nayla Anastasya Susanto murid pindahan dari Bandung.

Mereka memang sering berpindah-pindah kota karena pekerjaan ayahnya, dan kali ini mereka menetap di Jakarta.

         Dan kini alarm ponsel-nya setia berbunyi. Sambil bermalas-malasan Nayla meraba tangannya mendapatkan ponselnya, 6.30

        Cewek itu melompat dari tempat tidur, buru-buru ke kamar mandi, dan melakukan ritualnya. Cuci muka dan gosok gigi, kebiasaan kalau bangun kesiangan. "Oh my Gosh, bisa malu gue anak baru telat." Runtuk Nayla dengan suara melengkingnya. Setelah menyisir rambut di depan kaca, menyemprot minyak wangi, mengoles liptin ke bibirnya. Walaupun nggak mandi harus tetap on dan terlihat cantik. Cewek itu menarik tasnya lalu menuruni tangga menuju ke meja makan, dan langsung mengambil sandwich di piring.

        “Kamu mandi kan, La?” Nayla nyengir kuda menunjukan serentetan gigi putihnya mendengar ucapan ibunya. Sudah bisa ditebak.

       "Nggak ada waktu keburu telat."

        "Mama sudah teriak-teriak dari tadi, kamunya aja yang susah bangun. Anak gadis kok bangun kesiangan terus."

        "Nayla udah bangun, tapi matanya aja yang susah dibuka.” Nayla membela diri. "Nayla berangkat naik apa, Maa? Ka Bagas belum bangun." Nayla terburu-buru mengunyah sandwich tanpa berhenti.

      "Mama udah pesenin ojek, nanti pulangnya mama suruh Bagas jemput." Wanita paruh baya itu menyodorkan segelas susu putih pada Nayla. Seperti untuk anak kecil berumur 5 tahun.

      Cewek itu mengangguk lalu meneguk segelas susu sekaligus. Biasanya kemanapun Nayla pergi termasuk ke sekolah selalu diantar oleh ayahnya atau Bagas. Mereka menganggap Nayla masih anak kecil yang masih perlu pengawasan. Dua hari yang lalu mereka pindah, dan menghabiskan waktu untuk bersih-bersih rumah. Mungkin kelelahan ayah dan Bagas belum bangun. Sedangkan Nayla sebelum pindah memang sudah didaftarkan sekolah oleh ayahnya

        Belum habis sarapannya, ojek pesanan sudah sampai. Nayla berlari kecil ke luar sambil menenteng tasnya, tidak lupa sebelum pergi Nayla mencium tangan ibunya.

                     * Nayla *

        Motor ojek berhenti di depan gerbang sekolah. Dia terlambat, beruntung Bapak satpamnya baik.  Nayla diizinkan masuk walaupun gerbangnya sudah ditutup. Alasannya karena Nayla anak baru. Setelah dia melapor ke ruang guru Nayla di bawa seorang guru menuju kelas barunya.

         "Perkenalkan nama saya Nayla Anastasya Susanto.”

        Mendengar itu murid di kelas jadi ribut. Ada yang bertanya, bersiul,  memanggil dan melambaikan tangan. Tidak heran kebanyakan laki-laki di kelas menggodanya. Nayla termasuk gadis yang manis tidak bosan dipandang. Bibirnya tidak pernah lupa selalu dipoles liptint warna bibi, jadi terlihat merona. Rambut berwarna hitam berkilau sepanjang punggung itu dibiarkan terurai.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang