51
Suara music dan lampu yang berkedip-kedip membuat club itu semakin gemerlap, salah satu yang mencerminkan dunia malam, hiruk-pikuk dunia malam semakin menjadi saat DJ dan alkohol sudah menyatu.
"La! Pokoknya lo jangan macem-macem di sini, soalnya gue yang disuruh tanggungjawab sama bonyok lo," ucap Rangga memperingati Nayla sambil masuk.
"Iya bawel!"
Mata Nayla membesar, kepala reflek mengikuti alunan music. Nayla dan Rangga masuk diantara kerumunan manusia yang lagi asyik bergoyang. Ini pertama kali Nayla melihat suasana seperti ini. Tiba-tiba matanya tertuju pada DJ cantik yang sedang bermain di atas panggung. Semakin dilihat semakin Nayla merasa mengenali wajah itu.
"LA! DJ-NYA TINA? ITU TINA KAN?" ujar Rangga yang duluan sadar kalau DJ itu Tina. Nayla tertegun, selama ini ternyata banyak yang tidak diketahui Nayla. Sebagai sahabat Tina. Sangat mengejutkan Tina benar-benar lincah. Nayla bangga punya teman yang berbakat, matanya terhenti pada cowok di samping Tina, Raka. Mereka berdua sangat menikmati berada di atas panggung bersama. Nayla mengelus dadanya berfikir positif, tapi tetap saja dia tidak suka pemandangan itu.
"Kenapa lama banget kalian dateng? Acara udah dimulai dari tadi," ujar Doni menghampiri mereka. Nayla dan Rangga menoleh pada Doni dan tersenyum. "Kirain kalian nggak dateng!"
"Sorry ka Doni. Kita telat ya? Macet tadi di jalan," jawab Nayla tersenyum kecil, membuatnya semakin terlihat cantik.
"Jakarta nggak macet baru alesan Nayla." Doni menatap keseluruhan penampilan Nayla, "Cakep banget, La. Kalau bukan pacar Raka udah gue embat lo," gurau Doni tertawa.
"Lo jangan naik kuping La, semua cewek juga dibilang dia cakep," cibir Rangga menutupi pemandangan Doni. Dikira Nayla lukisan dipandang terus, "Ini punya Raka, sadar mas!"
"Iya gue tau! Udah kayak germo aja lo," gurau Doni tertawa. Rangga menatapnya tajam seperti ingin membunuh.
"Met ulang tahun ya Ka Doni." Nayla memberi selamat sebelum kedua orang di sampingnya saling mengumpat. Rangga pun menyalam Doni cepat dan malas.
"Makasih udah dateng. Abel duduk di sana. Kalian gabung aja sama kita. Yang lainnya anak kampus gue," kata Doni membawa Rangga dan Nayla mengikutinya.
"Inget La, lo jangan tebar pesona sama kakak-kakak ganteng itu. Mereka satu kampus Raka semua." Rangga memperingati melihat tempat yang mereka tuju, berderet cowok-cowok ganteng yang tidak mereka kenal.
"Udah deh Ga. Dari tadi lo bawel banget," ucap Nayla sudah jengah. Rangga berasa jadi Bagas malam ini.
Semua pasang mata melihat ke arah Nayla, cantik luar biasa. Apalagi mereka datang terlambat. Membuat jadi pusat perhatian. Nayla berjalan dengan percaya diri mengikuti Doni.
"Don! Cakep banget di belakang lo. Kenalin dong," ucap Barry terpesona.
"Wauw! Nice style Nayla," puji Abel. Nayla tersenyum, tangannya menyentuh bagian lehernya yang terpotong rendah.
"Thanks Ka Abel." Nayla tersenyum.
Marahkah Raka melihat pakaian ini.
"Sorry bro! Yang ini gue nggak bisa ngenalin. Kalau mau kenalan tanya sama yang punya aja," kata Doni seraya mempersilahkan Nayla dan Rangga duduk. Rangga memilih untuk duduk di samping Abel. Membuat Nayla menekuk wajah.
Nyesel lo Bek nggak ikut. Ini mah lo banget cowok kuliahan ganteng-ganteng lagi.
Dari kejauhan Raka menyipitkan mata melihat ke arah tempat Doni berkumpul dengan yang lain. Serasa tidak percaya ia melihat Nayla duduk di tengah-tengah teman kuliahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA (Tamat)
RomanceNayla Anastasya Susanto murid baru SMA Budi Mulia. Karena bujukan kawannya dia mengikuti ekskul Pecinta Alam (PA) dan bertemu dengan Raka Nicholas Ciputra, alumni sekaligus mantan Presiden PA mereka. Cowok yang membuatnya sial pertama kali bertemu. ...