9

791 52 1
                                    

Bab 30
"Hai, Raka." sapa Ellena. Dia menghadiri party yang diadakan oleh keluarga Ciputra. Ayah Raka mengadakan party untuk perusahaannya disalah satu hotel berbintang.

Raka yang berdiri menoleh kebelakang mencari suara itu "Ellena."

"Gue bener-bener nggak bisa ngenalin lo tadi, dengan pakaian formal kaya gini. Dasi sama jasnya perfect lo pakai." Ellena menatap keseluruhan Raka.

"Lo juga like princess dengan gaun itu." Raka basa-basi. Ia menatap Ellena menggunakan gaun berwarna gelap, membentuk lekukan tubuhnya. Sangat sexy. Sayang, Raka sama sekali tidak tertarik. Baginya Ellena hanya masa lalu.

"Wau! Thanks buat pujiannya," ucap Ellena. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang kuping. Tersipu.

"So what are you doing? Kirain gue lo nggak bakalan datang ke acara seperti ini, walaupun keluarga lo yang buat."

"Bokap gue maksa. Dan kaya yang lo liat, gue cuma bisa berdiri sambil lihat kolam renang di sini. Pakai, pakaian pilihan nyokap gue. Kalau nggak diturutin bisa hilang jatah bulanan gue," ucap Raka seraya meminum minuman yang dipegangnya. Kalau bisa memilih Raka nggak mau bicara sama  Ellena, tapi dia harus pura-pura baik. Seperti tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

"Selera humor lo boleh juga." Ellena tertawa menatap Raka, "Lo yang sekarang kayanya udah banyak berubah," suara Ellena mengecil. Matanya menatap sedih pada Raka. Cowok itu bisa merasakan kesedihan Ellena.

"Menurut lo. Tapi gue ngerasa nggak ada perubahan dalam diri gue," ucap Raka dengan wajah datar.

"Hm, jadi posisi gue di hati lo apa nggak berubah juga?" tanya Ellena mengharap.

Mereka terdiam sejenak. Raka melihat wajah Ellena yang penuh harapan. Matanya masih merindukan Raka. Cowok itu mulai malas melanjutkan pembicaraan mereka, diletakkan gelasnya ke meja.

"Sorry gue mau nyusul bokap ." Raka hendak pergi.

Ellena menahan tangan Raka, tapi Raka menepisnya dengan pelan. Kemudian berjalan, mengurungkan niatnya untuk mendatangi ayahnya. Ellena mengekori Raka sampai keluar.

"Raka tunggu dong!" teriak Ellena tangannya mengangkat gaun panjangnya berjalan hingga ke parkiran.

Raka menghela nafas dan berbalik melihat gadis itu yang mulai kesusahan berjalan dengan gaun dan high heelsnya.

"Kita udah selesai saat lo selingkuh, semua udah selesai. Jadi nggak usah bahas masa lalu." Raka memandang dingin pada Ellena.

"Gue tahu lo nggak mungkin lupain gue. Cinta pertama itu susah dilupain, dan Nayla hanya pelarian buat lo," ujar Ellena dengan kepercayaan diri yang tinggi. Raka tertawa sinis.

"Shut yours mouth!" Raka menekan suaranya.

"Kenapa? Dari dulu lo maafin tiap kesalahan gue.  Please, Raka. Gua udah memperbaiki diri sekarang. Gue coba lagi buat deketin lo, ikutan ekskul SMA kita lagi. Gue juga kuliah di kampus yang sama dengan lo. Semua itu buat lo, Raka." Ellena menyekat air matanya yang mulai mengalir.

"Lo pikir semua bisa berubah walaupun lo lakuin itu. Lo gila, dikira cewek cuma lo aja." Raka mulai emosi. Tangannya melonggarkan dasinya yang mencekiknya.

"Tapi gue cinta sama lo. Sampai kapan pun nggak akan bisa berubah. I love you so much." Ellena meyakinkan. Ia mendekatkan dirinya hingga mereka saling menatap.

"Gue lagi ada di fase nyaman sama satu orang. Dan gue nggak mau kehilangan orang itu. Gue harap lo paham," ucap Raka memegang pundak Ellena. Gadis itu membisu.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang