Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komentar dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️
Siang ini cuaca sangat panas, terik matahari menyengat hingga bagian dalam kulit. Semua murid SMA Budi mulia berhamburan keluar pintu gerbang. Jam sekolah telah usai.
Nayla berjalan beriringan dengan Beca dan Tina. Tidak ada mood Nayla untuk ikutan bercerita. Ia hanya menjadi pendengar Beca dan Tina yang masih asyik membahas tentang ulangan dadakan matematika tadi.
Mereka ngedumel karena guru matematika tiba-tiba dateng terus membagikan kertas ulangan untuk dikerjakan.
"Nayla..." panggil seseorang.
Mata Nayla mengecil karena silau terkena cahaya matahari namun tetap Nayla berusaha membuka matanya mencari sesosok orang yang memanggilnya. Dan orang itu juga mulai berjalan mendekati Nayla."Jennifer," gumam Beca dengan nada tak percaya. Nayla dan Tina saling berpandangan saat Jenni sudah ada di depan mereka.
Wajah Nayla tampak risih dengan kedatangan Jenni. Mereka tidak saling mengenal dan juga tidak saling berkepentingan untuk bertemu.
"Hai Nayla. Kita pernah ketemu kan?" sapa Jenni. Senyum yang mengisyaratkan ketidaksukaannya. Begitu juga Nayla yang menanggapi dengan wajah datar. Tapi mereka saling melempar senyum untuk menutupi ketidaksukaan mereka.
"Kalau nggak salah iya." Nayla tidak mau menegaskan mereka pernah bertemu. Nayla sangat mengingat Jenni bahkan sempat kepo dengan Instagram Jenni berkat Beca.
"Kita bisa ngomong sebentar," pinta Jenni.
Nayla melirik mobil yang tak jauh dari mereka milik Jenni. Tebakan Nayla, Jenni ingin membawa Nayla kesuatu tempat untuk bicara.Beca dan Tina mengamati Jenni dari bawah sampai atas. Wanita yang ada di depan mereka ini sangat sempurna. Seorang model sekaligus anak fakultas hukum. Kecantikan Jenni membuat mereka sedikit mengagumi wanita itu. Tapi tetap saja mereka lebih pro pada sahabatnya.
"Sorry. Gue rasa kita nggak ada yang perlu dibicarakan. Maksud gue kita berdua itu nggak saling kenal dan nggak berkepentingan," jawab Nayla santai.
"Menurut gue sih ada. Dan kalau lo nggak keberatan bisa ikut gue sebentar," ajak Jenni.
Ini pertama kalinya mereka bertegur sapa. Cuacanya semakin panas saat mereka saling bertatapan."Mau ngomong di sini aja. Kalau ada yang penting."
Jenni memandang kedua sahabat Nayla yang dari tadi mengamatinya, membuat Jenni risih. Mereka sudah mengenal Jenni secara dia adalah seorang model, wajahnya sering muncul di majalah.
Sebenarnya Jenni bukanlah orang yang sombong tapi entah mengapa dia kurang suka dengan Nayla, Beca, dan Tina.
"Mereka sahabat gue. Gakpapa ngomong aja!" Nayla melihat tujuan mata Jenni pada kedua sahabatnya.
"Menurut gue sih antara kita dua aja, tapi kalau lo-nya oke. Yaudah gue to the point aja," senyum Jenni datar. Nayla mengangguk pelan.
Beca menerka-nerka apa yang sedang terjadi antara mereka. Masih belum mengerti apa maksud tujuan Jenni mencari Nayla sampai ke sekolah.
"La, mungkin kalian berdua butuh ruang. Gue sama Beca nunggu lo di depan aja ya," kata Tina membawa paksa Beca yang tidak mau meninggalkan Nayla.
"La ...Bilang kalau ada apa-apa. Kita dua nggak jauh-jauh kok." Beca berjalan mengikuti Tina yang sudah menarik tangannya. Nayla mengangguk pada Beca, tidak ada sedikitpun Nayla merasa terancam ataupun takut pada Jennifer.
Hanya yang pernah ketemu pacarnya mantan yang tahu rasanya ini.
Nayla menunjukkan wajah yang datar menyembunyikan rasa hatinya yang terbakar. Walaupun sebenarnya dia tahu perasaan itu jelas-jelas salah. Sah-sah saja kalau Raka mau pacaran dengan siapapun karena mereka sudah putus dan yang memutuskan adalah Nayla.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA (Tamat)
Roman d'amourNayla Anastasya Susanto murid baru SMA Budi Mulia. Karena bujukan kawannya dia mengikuti ekskul Pecinta Alam (PA) dan bertemu dengan Raka Nicholas Ciputra, alumni sekaligus mantan Presiden PA mereka. Cowok yang membuatnya sial pertama kali bertemu. ...