Hai semuanya... Sebelum baca, vote ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komen di setiap paragrafnya dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!
Kaki Nayla melangkah lebar di lorong sekolah. Matanya tajam mengarah ke depan. Ia menarik nafas panjang karena kesal. Kemarahan terlihat jelas. Ranselnya masih setia dipundak, tangannya memegang buku cetak tebal.
Sampai di kelas ia langsung menyorot pada ketiga sahabatnya yang sedang duduk sambil bercerita.
Brakkk!
Nayla melampiaskan kekesalan dengan melempar buku yang dipegang pada meja di depan kawannya. Seisi kelas jadi kaget mendengar gebrakan meja.
"Tega kalian nutupin dari gue!" ucap Nayla dengan nada tinggi.
"Nutupin apa, La?" Tina mendongak melihat Nayla.
"Udah deh lo nggak usah ngeles. Lo sekertaris PA, cowok lo ketua PA. Kalian pasti tau soal Raka." Nayla menyudutkan.
"Lo kesel gara-gara itu?" tanya Tina mengerutkan keningnya.
"Gara-gara itu?" Nayla menggigit bibir. Menurut Tina mungkin hal sepele tapi tidak untuknya.
"La maksud Tina baik. Lo jangan marah ya." Beca berdiri memegang lengan Nayla.
Nayla mendelik pada Beca. Beca sama seperti Tina tidak memahami perasaannya.
"Percuma ngomong sama kalian." Nayla membalikan badan meninggalkan kelas.
"La ...," panggil Beca sembari mengikuti Nayla.
"Tina, Rangga ayok!" mata Beca seakan bicara untuk menyuruh mengejar Nayla. "Ini kan gara-gara lo, Tin!"
"Iya-iya."
Nayla masuk ke dalam toilet dengan kesal dia mendengar Beca memanggil tapi Nayla tidak menghiraukan.
Rangga menunggu di depan toilet saat Beca dan Tina sudah masuk ke toilet, jelas itu adalah area terlarang untuk Rangga karena dia laki-laki.
"La...Gue nggak bermaksud gitu," ucap Tina sudah berhadapan dengan Nayla. Tina tidak mau hubungan dengan Nayla kembali renggang seperti dulu.
"Tapi nggak bisa juga kalian sembunyiin berita soal Raka," tekan Nayla, melihat ke kaca. Tina dan Beca terlihat serba salah.
"Gue bingung sama lo segitunya mikirin mantan. Gue cuma mau lo move on, La," ujar Tina.
"Ini beda situasinya! Lo ngertiin gue dong. Gue perlu tahu kalau hal kaya gini. Coba geh, ngertiin gue," pinta Nayla. Tina menghela nafas, merasa bersalah.
"Lo jujur sama gue atau sama diri lo sendiri. Lo masih sayangkan sama Raka?" Tina menatap Nayla. Beca menatap Nayla kasihan.
Nayla menahan nafasnya dan membuangnya dengan perlahan. Hati dan bibir-nya tidak sinkron untuk menjawab, kali ini Beca tidak menyela Tina karena dia juga ingin mendengar jawaban dari Nayla.
Setelah terdiam Nayla membuka suara, "Iya gak'lah. Mantan ya mantan," suaranya pelan.
"Bukan mantan ya mantan itu status. Gue nanya perasaaan lo sama dia?" ucap Tina tegas.
"Lo harus jelas dulu dengan perasaan lo," kata Beca melihat Nayla lekat. Jeda sejenak. "La...Lo tahu kan Raka udah ada pacar," tambah Beca pelan tak mau melukai hati Nayla.
"Gue cuma khawatir sama dia. Gue salah kaya gitu?" Nayla menahan air matanya.
Tina dan Beca memeluk Nayla dengan hangat, jika Nayla adalah tipe yang suka gonta-ganti pasangan mungkin Tina tidak akan sekasian ini pada Nayla. Nayla punya hati yang awet, itu yang membuat hatinya susah diisi orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA (Tamat)
RomanceNayla Anastasya Susanto murid baru SMA Budi Mulia. Karena bujukan kawannya dia mengikuti ekskul Pecinta Alam (PA) dan bertemu dengan Raka Nicholas Ciputra, alumni sekaligus mantan Presiden PA mereka. Cowok yang membuatnya sial pertama kali bertemu. ...