33/ 96

612 41 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komen dong! Dan follow juga akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat, Okeh!

Pikiran Nayla masih pada kejadian kemarin, saat Raka mencium keningnya. Hal yang dulu sering dilakukan Raka, mengingat itu membuat jantungnya tidak nyaman. Nayla ingin mengabaikan perasaannya, karna memikirkan Raka akan membuat hatinya terbuka lebar untuk Raka. Padahal Raka masih pacar Jenni.

Kebiasaan Nayla adalah tidak bisa menyimpan rahasianya. Selalu saja membuat orang lain menjadi pendengarnya atau mendengarkan nasihat yang belum tentu dia lakukan.

"Serius La? Dia nyium lo?" itu adalah ekspresi Tina, matanya membulat dengan bibir ternganga.

Lain lagi dengan Beca yang tersenyum halu mendengarkan cerita Nayla, yang dicium Nayla yang merah pipi Beca.

"Please deh itu cuma cium kening, bukannya ngapa-ngapain. Teriakan lo udah kayak gue ngapa-ngapain sama dia," kata Nayla pada Tina.

"Ini tuh dicium sama mantan walaupun cuma kening doang. Garis bawah MANTAN." Tina menekan kata mantan. "Lo gak akan bisa move on kalau kayak gini caranya." Ucap Tina, membuat Nayla tertekan mendengar itu.

"Gimana rasanya dicium mantan?" tanya Beca. Menyenggol bahu Nayla.

"Gimana ya," ucap Nayla berpikir.

"Kaya gini ini yang bikin lo terobsesi sama dia. Lo nggak akan bisa move on, apa yang dia lakuin lo terima aja." Tina mengulang kembali ucapannya. Nayla menarik nafas berat. Jujur maksudnya hanya ingin bercerita tapi malah rumit ya.

"Lagian terobsesi sama Raka wajar kali. Lo sendiri kan tahu daya tarik Raka. Bikin cewek kelepak-kelepek." Rangga menyikut lengan Tina dengan wajah mengejek.

Jelas saja satu buku cetak dekat Tina refleks mendarat ke kepala Rangga. Dengan bentukan bibir sinis Tina memukul kepala Rangga.

"Maksud lo bahas itu sekarang apa?" bentak Tina. Tawa Beca meledak melihat Rangga meringis.

"Sensitif banget sih lo! Gue kan bercanda," kata Rangga mengelus-ngelus kepalanya, lalu melihat Beca dengan tajam, "Seneng banget lo liat gue menderita!"

"Jauhin Raka." Tegas Tina.

"Salah minum obat si Tina," bisik Beca pada Rangga, laki-Laki itu mengangguk setuju. Sepertinya Tina sangat sensitif dengan Raka sekarang.

"Ini kayanya seakan-akan gue yang ngejar-ngejar Raka." alis Nayla naik ke atas.

"Gue cuma nggak mau lo gagal move on, La. Lo sama Raka bisa kejebak mantan zone. Mantan complex. Susah buat lo kalau masih anggep dia kaya dulu." Tina mengingatkan. Nayla malah tersenyum sinis, tidak mau tahu.

"Sorry itu nggak akan pernah terjadi." Tegas Nayla.

"Nggak terjadi gimana? Di cium keningnya aja lo mau."

"Dia tiba-tiba Tina. Mana bisa gue siaga satu." Nayla merasa Tina berlebihan menganggap dia tidak akan bisa lepas dari sang mantan. Tapi, apa benar juga ucapan Tina. Karena dia selalu terhanyut oleh tatapan cowok itu.

"Apa?" ketus Nayla melihat tatapan Tina.

Tina meneliti wajah Nayla, "Marah?"

"Ngapain marah. Emang kenyataannya gue dicium. Tapi itu ciuman kening ya, catet!"

"Tetap aja namanya ciuman tetap aja ciuman. Mau kening, tangan sama bibir lo sekalian. Ciuman ya ciuman." Tekan Tina seolah melakukan hal itu dengan mantan adalah haram.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang