18/ 59

553 45 1
                                    


Hai semuanya... Sebelum baca, Vito dulu ya! Jangan lupa untuk spam komen di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini, supaya author semakin semangat ☺️



Rangga menyetir mobilnya dengan tenang menuju sekolah SMA Budi mulia. Pagi ini Rangga berbaik hati menjemput Nayla dan Beca. Mobilnya terus memasuki gerbang sekolah, ketika itu dia melihat Tina diantar oleh seorang laki-laki dengan motor yang sangat familiar. Rangga merasa seperti mengenal laki-laki itu.

Lalu Rangga menatap gelisah pada Nayla yang duduk di sampingnya, kemudian menoleh ke belakang melihat Beca. Mereka saling menatap.

Raka mengantar Tina ke sekolah dan Nayla melihatnya dengan sangat jelas.

Nayla keluar dari mobil berjalan masuk bersama Beca. Raka melewati mereka begitu saja, seakan tidak pernah mengenal Nayla.

Rasa sakit di hati Nayla dicoba disembunyikan dari kedua temannya dengan senyum tipis. Tina tidak peduli dengan situasi mereka. Dia dengan cuek berjalan begitu saja.

* Nayla *

Langkah Beca terhenti di bagian rak buku bahasa Indonesia, jam istirahat ini Beca sengaja ke Perpustakaan untuk mencari bahan kerja kelompok Bahasa Indonesia. Tina juga sedang mencari buku di rak yang sama dengan Beca.

"Lo cari buku juga, buat kerja kelompok kan?" tanya Beca. Dia tersenyum ramah pada Tina.

"Iya," Jawab Tina singkat.

"Tadi gue liat lo dianter Raka. Kok tumben?" tanya Beca dengan nada berhati-hati.

"Tumben?" Ulang Tina, seperti tidak terima. "Dia emang sering nganter gue kok. Pulang kerja juga sering anter gue pulang," jawab Tina santai sambil memilah buku di rak.

Tangan Beca yang sedang menjelajahi buku-buku di rak terhenti. Terkejut karena Tina berkata dengan enteng dan berterus-terang. Sering katanya..

Beca menoleh ke arah Tina dengan pandangan tak berkedip, dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya lagi.

"Lo nanyain Raka karna pengen tau tentang gue. Apa karena sahabat lo, Nayla," tukas Tina dengan nada menjengkelkan.

"Gue juga sahabat lo, Tina. Gue mau kita kayak dulu."

"Bullshit!"

"Lo udah berubah Tina. Apa persahabatan kita selesai gitu aja?"

"Udahlah nggak usah sok ngomongin persahabatan. Muntah gue dengerin lo ngomong halu."

Beca melangkah keluar setelah mendengar kata-kata Tina yang menurutnya memang sudah tidak bisa lagi diperbaiki. Tina termenung sejenak melihat kepergian Beca.

* Nayla *

Raka tersenyum memandang Katrine yang sedang melambaikan tangan ke arahnya, gadis itu menunggu Raka di pinggir lapangan. Melihat Raka yang sedang bermain basket di kampus.

Raka berjalan pantas menghampiri Katrine yang cantik memakai dress casual. Cowok itu tersenyum dan tak berkedip memandang Katrine. Raka sekarang sudah seperti laki-laki lain yang kebanyakan. Doni, Erga, dan Mike bingung melihat perubahan Raka yang begitu drastis.

"Kita mau kemana hari ini Raka Nicholas Ciputra," tanya Katrine sedikit manja. Tangannya bergelayut di lengan Raka. Biasanya Raka tidak suka dipegang sembarang cewek. Tapi sekarang dia menikmatinya.

"Gimana kalau kita makan dulu baru nonton."

Katrine hanya menjawab dengan anggukan saja, dia sadar Raka terus memandangnya, jawaban itu sudah mencukupi. Sedangkan kawannya yang memperhatikan menggeleng kepala melihat perubahan Raka.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang