10

765 55 0
                                    

Bab 34
    "Tante mau masak apa?" Beca menemani ibu Nayla di dapur. Sepertinya mereka sudah semakin dekat. Beca gadis ceria yang  mudah untuk beradaptasi dan ibu Nayla juga orang yang welcome dengan siapapun kawan Bagas dan Nayla.

    "Beka, suka makan apa?" tanya Ayu melihat Beca, sudah umur kepala 4 wanita itu masih terlihat cantik dan segar.

     "Beka nggak pilih-pilih makanan kok Tante. Semuanya suka." Beca membuntuti Ayu kemanapun dengan senyum yang riang. Nayla yang duduk di ruang makan melirik Beca sambil menggeleng kepala. Baru tahu Beca penghuni dapur kirain pemalas.

     "Kalau gitu tante masakin capcay, kesukaan Bagas. Kamu pasti suka." Ayu mengambil sayuran dari kulkas. Beca mengangguk dengan senyum lebar, pendekatan sama carmer itu nggak boleh nolak. Di kasih kodok goreng juga cewek itu mau aja.

     "Iya Tante, suka kok."

     "Semua juga lo suka, Bek." Ujar Nayla, tangan dan matanya fokus pada ponselnya. Lagi kepoiin Instagram Raka. Followersnya banyak fotonya cuma satu, ajaib.

     "Oia, teman cowok Nayla nggak sekalian ajak ke sini. Mumpung ada Beka, kita makan malam rame-rame." Ayu melihat Nayla lalu fokus mengiris bawang. Seketika tangan Beca berhenti memotong sayur. Menatap Ayu dan Nayla bergantian.

    "Temen cowok yang mana Tante?" tanya Beca penasaran. Raka atau Reno, atau ada cowok lain. Beca menebak-nebak.

     "Beka belum tahu? Nayla jalan sama cowok. Emang bukan teman kalian?" ucap Ayu, seakan kebanggaan Nayla jalan sama cowok. Dari kecil sampai segede itu baru ini anaknya jalan sama cowok.  Nayla masih santai mendengar kedua orang itu saling bertanya.

     "Siapa La? Kok gue nggak tahu." Suara Beca pelan tapi tajam. Cewek itu mendekati Nayla dengan tatapan terhianati, seperti itulah Nayla saat tahu Beca pacaran dengan Bagas. Beca menarik tangan Nayla menuju kamar. Nayla mematikan layar ponselnya mengikuti Beca tergopoh-gopoh.

    "Hati-hati jalannya," tegur Ayu melihat kedua gadis itu hampir menabrak dinding.

      Beca menurunkan pundak Nayla dengan tangannya hingga terduduk di tempat tidur, seperti seorang kakak mengintrogasi adiknya.

     "Lo jalan sama cowok? Raka?" Lagi Beca menebak, Nayla mengangguk tanpa menjawab. "Lo udah nerima dia? Bukannya lo minta kita buat bantuin jauhin Raka." Beca berkacak pinggang di depan Nayla.

Nah, gitu rasanya gue dapet kejutan lo pacaran sama abang gue.

      "Kita..."

    "La, please. Nggak usah bikin penasaran. Rangga sama Tina pasti kesel, lo nutupin hubungan kalian dari kita. Lo nggak inget gimana kita puter otak untuk bikin dia enek sama lo." Cerocos Beca. Berniat mengintrogasi tapi Nayla terlihat santai-santai saja.

     "Sorry, jangan marah dong. Please smile pantat kuda." Nayla merangkul Beca, berharap gadis itu tidak marah.

     "Gue serius La!"

     "Gue sayang sama Raka. Kita udah jadi couple yang sebenarnya. Lo jangan marah dong. Gue aja nggak ngambek kaya gini waktu lo pacaran sama Bagas tiba-tiba."

    "Beda konsep sama lo! Gue suka Bagas dari awal. Sedangkan lo?"

     "Gue adek Bagas satu-satunya, temen lo juga." Nayla tidak mau kalah.

     "Terus Reno gimana? Bukannya lo ada rasa sama dia?" Hobi Beca nebak-nebak kayaknya.

     "Nggaklah! Gue  bilang baik bukan berarti hati gue sama Reno. Perasaan gue sama Raka dan Reno, beda. Gue baru sadar  Raka itu bikin gue nyaman. Dan Reno, dia cowok yang bikin gue kagum doang." Ujar Nayla yakin. Walaupun belum terlalu yakin dengan perasaannya, tapi dengan Raka ada rasa nyaman.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang