39
Raka membawa motornya dengan perasaan campur aduk, kecewa dan marah yang ia rasakan. Ia melampiaskan kemarahannya dengan kecepatan motornya yang semakin bertambah. Sepanjang jalan, Raka terus terbayangkan Nayla turun dari mobil Raka. Gadis itu memakai jaket Reno. Sungguh, ia benci rasa cemburu itu.
Sadar Raka. Reno anak SMA, hanya pengecut yang berani mukul juniornya.
Raka menghentikan motornya tepat di parkiran Club malam. Ya, dia ingin mencari ketenangan di tempat seperti ini. Berkumpul dan minum bersama kawannya, mungkin bisa mengikis kemarahannya. Pengunjung belum terlalu ramai. Biasanya Doni tidak ingat waktu untuk datang ke tempat seperti ini. Siang, pagi, malam, kalau perlu nginap di club.
Raka mengedarkan pandangannya. Matanya terhenti pada seorang gadis. Tina terlihat cantik dan modis. Gadis itu terlihat berbeda dengan yang dia lihat di Sekolah.
"Lo beneran jadi DJ?" tanya Raka di belakang Tina. Gadis itu menoleh, ia terkejut sejenak. Lalu wajahnya tampak santai kembali.
"Iya. Gue bukan kayak kalian orang kaya. Gue kerja part time di sini jadi DJ." Tina menutupi gugupnya. Dress hitam selutut-nya masih terlihat sopan tapi juga sexy. Matanya lentik memakai maskara, bibirnya dipoles lipstik berwarna pink fanta, sangat segar.
"Gue nanya bukan menghakimi, ngapa bawa-bawa kaya apa nggak sih. Lo nggak nyaman ketemu gue? Mulut gue nggak comberan kok," ucap Raka. Tina tertawa singkat mendengar ucapan Raka.
"Sorry, gue nggak bisa lama-lama nemenin ngobrol. Gue harus kerja." Tina sedikit kikuk berhadapan langsung dengan Raka. Cowok itu gantengnya keterlaluan. Selama ekskul PA, dia jarang berinteraksi dengan Raka. Cukup kaget juga Nayla bisa mengambil hati Raka.
"Oh, sorry. Gue ganggu ya." Raka mengangkat kedua tangannya mempersilahkan Tina pergi.
"Temen gue belum ada yang tau gue kerja di tempat kayak gini," suara Tina seperti memberi peringatan.
"Aman. Ini rahasia kan?"
Tina mengangguk, ia memperhatikan raut wajah Raka. "Ada masalah? Muka lo tegang banget, kaya mau nonjok orang. Habis berantem?"
"Sok tau!"
"Udah kebaca dari muka lo. Semua orang yang lihat juga pasti mikir yang sama," ujar Tina matanya tak lepas dari wajah cowok itu. "Ada apa?" Tina maju, mendekatkan diri pada Raka. Tangannya serasa ingin menyentuh wajah muram cowok itu.
"Lo tau hubungan Reno sama Nayla udah sampai mana?" tanya Raka tiba-tiba. Kemanapun langkahnya tetap saja hatinya masih memikirkan itu.
Tina menggigit bibir bawahnya. Kenapa seorang Raka menjatuhkan hatinya pada Nayla. Sebut saja wanita seperti apa yang diinginkan Raka, semua wanita akan mengantri. Nayla beruntung, Raka dan Reno menyukai gadis itu. Irikah hatinya?
"Cari cewek yang lain Ka, perempuan yang tulus sama lo. Nayla nggak cinta sama sama lo. Mungkin lo nggak percaya, tapi omongan gue bisa dipegang. Dari awal dia nggak suka sama lo." Entahlah, ucapan itu keluar begitu saja. Wajah Raka semakin terlihat tegang, tanagnnya mengepal. Dia melangkah meninggalkan Raka, wajah Raka membuatnya merasa bersalah. Ah, peduli apa.
Raka terdiam. Bagaimana bisa sahabat Nayla sendiri mengucapkan kata-kata itu. Hatinya sakit itu sudah jelas. Ada yang menusuk di lubuk hatinya. Tiga menit kemudian cowok itu mencari Tina. Langkanya semakin lebar melihat Tina belum jauh darinya. 'Nayla nggak cinta sama kakak'

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA (Tamat)
RomanceNayla Anastasya Susanto murid baru SMA Budi Mulia. Karena bujukan kawannya dia mengikuti ekskul Pecinta Alam (PA) dan bertemu dengan Raka Nicholas Ciputra, alumni sekaligus mantan Presiden PA mereka. Cowok yang membuatnya sial pertama kali bertemu. ...